Menanti Kisah Akhir Kebanggaan Kami "Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh"

19.59.00


“ Disana tempat lahir beta …….
Dibuai dibesarkan bunda…….
Tempat Berlindung di hari Tua …..
Sampai Akhir menutup mata …..” 

Sejenak serasa terhenyak setelah mendengar akhir dari lirik ciptaan sang maestro Ismail Marzuki ini. Sebuah lagu yang membuat saya semakin mencintai negeri dimana saya berpijak dan dibesarkan serta membanggakan setiap apapun yang layak untuk saya banggakan meski itu hanyalah andil kecil yang mampu saya berikan untuk negeri ini. Besok kita akan merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 72. Tapi bagamana kah negeri kita ini sebenarnya? apakah sudah merdeka dalam segala lini kehidupan?

Jujur, saya bukan pribumi berdarah asli negeri sepucuk Jambi Sembilan lurah ini. Ayah saya berdarah Jawa asli, dan saya sendiri dilahirkan di kota Pekanbaru. Tapi entah mengapa saya terlalu berhasrat ingin menjamah seluruh dari negeri ini sebagai bagian dari diri saya sendiri, meski saya tidak mengharapkan prestise ataupun nominasi dalam bentuk plakat, selempang atau apalah yang bisa saya elu-elukan ke khalayak di luar sana agar bisa dikenal. Bagi saya melakukan hal yang terbaik untuk negeri ini saja sudah lebih dari cukup membuat saya bahagia walau tersirat namun harapannya bisa bermanfaat.

“ Hei , , Jambi itu dimana sih ?? masuk ke Sumatera selatan ya??”

“Di Jambi ada apaan sih kok ngajakin main kesana, ntar kamu ngajakin aku ngelilingin kebun sawit nih hehehe”

“Emang di Jambi ada tempat wisata ya ??”

Celetukan dan pertanyaan ini selalu ditimpali ketika saya mulai bertemu dengan orang-orang di luar sana. Bukan tak ingin menjawab, toh tak ada kepentingan saya juga untuk hal semacam ini, tapi entahlah rasanya semacam suatu beban di pundak saya untuk meluruskan argumentasi mereka-mereka yang menimpali pertanyaan dan pernyataan itu kepada saya.

Miris . . . . .  . .
“Sebegitu tak dikenalkah negeri saya ini hingga provinsi Jambi saja mereka tak tau ada dimana”

Sering terbersit di pikiran saya untuk menolak dan mengabaikan celotehan-celotehan guyonan seperti itu. Toh saya bukan pejabat negeri ataupun staf kedinasan yang mesti gembar-gembor memperlihatkan kepada mereka seperti ini Jambi yang kami banggakan itu. Toh saya juga bukan duta maupun ambassador yang punya tugas untuk memperkenalkan negeri ini, dan ringkasnya lagi saya juga bukan siapa-siapa di negeri ini yang berkaitan dengan kepariwisataan Jambi.

Who am I ???
I Just a Civilliant, no more
So???  It’s not my business

Tapi ternyata pikiran menolak, namun hati tidak. Saya merasa berdosa bila saya menutup mata akan segala hal ini. Untuk apa saya menjelajahi negeri ini jika kesenangan nya untuk saya semata, namun mereka di luar sana masih buta bahwa negeri saya ini punya potensi besar yang belum tentu mereka miliki.

Saat ini negeri Jambi yang saya cintai ini mulai diusik ketenangannya. Kini Jambi yang telah dikenal oleh orang dimanapun karena Kerincinya sang "Sekepal Tanah dari Surga" begitu luar biasa dan mengagumkan. Negeri Jiran, Negeri nya Merlion, bahkan negara-negara di Benua Eropa pun tahu saat ini bahwa Kerinci adalah kebanggaannya Jambi. Sedemikian cinta kami dengan negeri Kerinci sehingga kami mendukung hingga titik semangat penghabisan saat Gunung kerinci yang menakjubkan milik kami masuk dalam jajaran nominasi di sebuah ajang penghargaan nasional yang diikutsertakan oleh Kementrian Pariwisata.

Ya benar, sungguh dengan mati-matian kami mendukung agar aset kami yang dibanggakan ini gemanya bisa dikenal dimana-mana saat itu. Perjuangan terus mengalir dari berbagai ranah, mulai dari media cetak, media sosial yang gencar melakukan postingan hingga ajakan untuk mendukung lewat polling yang telah ditentukan.

Dan akhirnya perjuangan berbuah manis, semangat juang masyarakat seantero provinsi Jambi menghasilkan jerih payah yang luar biasa. Puncaknya dari perjuangan ini akhirnya membuahkan apresiasi yang menggembirakan. Gunung Kerinci pun dinobatkan sebagai Jawara dalam penghargaan (Anugerah Pesona Indonesia) API pada 16 september 2016 yaitu: JUARA 1 DATARAN TINGGI TERPOPULER dan JUARA TERFAVORIT. Sebegitu mengharu-biru saat itu masyarakat provinsi Jambi terutama penduduk Kerinci sebagai tuan rumah pemilik Gunung ini.

Foto: Piagam Penganugerahan Gunung Kerinci sebagai dataran tinggi terpopuler




Foto: Piagam Penganugerahan Gunung Kerinci sebagai juara terfavorit


Berita pun tak dapat dibendung lagi. Semua menyebar seketika bagai wabah penyakit yang tak dapat di obati. Media cetak, media online, sosial media yang gencar memperkanalkan pariwisata, hingga pemilik akun pribadi pun membagikan berita ini di berbagai jejaring sosial. Ini pencapaian luar biasa Jambi hingga akhirnya Jambi pun saat ini menjadi salah satu tujuan favorit untuk dikunjungi saat melancong ke Sumatera.

Namun belum berselang setahun tampaknya kebahagiaan warga provinsi Jambi mulai sedikit terusik. Ini bukan mengenai wisata yang tak lagi di kenal, namun lebih kepada ada semacam "Aji Mumpung" dari provinsi tetangga yang mulai ingin mencoba peruntungan dengan menjadikan Gunung Kerinci sebagai salah satu daftar kunjungan wisata di sebuah kabupaten di Sumatera Barat, yaitu Solok Selatan.

Miris rasanya melihat keadaan ini, ketika Sumatera Barat yang di anugerahi tak kekurangan sumber pariwisata, ternyata masih mencoba menjadikan wisata provinsi tetangga sebagai bagian dari daftar wisatanya sendiri. Apakah tak kurang disana sudah ada Gunung Marapi nya yang juga tak kalah memukau, Gunung Talangnya yang Eksotis, atau Bahkan Gunung Singgalang nya yang menantang adrenalin, serta Gunung Talamau nya yang menjadi Puncak tertinggi Sumatera Barat  untuk dikelola dan dikembangkan yang secara gamblang masuk dalam wilayah administratif provinsi Sumatera Barat.

Ini bukan tentang dibuka dari jalur mana, namun kita kembali berpikir dari sisi bagaimana dampaknya terhadap alam dan lingkungan serta kenyamanan hubungan antara kedua provinsi yang selama ini sudah terjalin dengan sangat baik, apakah mau akan menjadi polemik sementara Sumatera Barat sudah sangat kaya dengan aset dan potensi pariwisatanya, dan mengapa hal ini mesti terjadi ketika masyarakat Jambi telah bercucur semangat mengumandangkan Gunung Kerinci kebanggaannya sebagai wisata favorit Jambi dikala namanya kini melanglang buana mirisnya provinsi tetangga justru mulai mengusik hasil jerih payah kami?

Saya kembali mencoba berpikir. Berulang-ulang saya mengulas kembali baik-buruknya jika jalur pendakian Gunung Kerinci via Solok Selatan dibuka apakah akan dengan segampang memikirkan pundi-pundi yang masuk saja? Bagaimana dengan keselamatan para pendaki dan ekosistem di dalamnya nanti?

Berikut saya telah merangkum poin apa saja yang membuat saya masih belum bisa menerima adanya pembukaan jalur pendakian Gunung Kerinci via Solok Selatan ini, dan saya tetap mendukung pendakian ini hanya  satu jalur saja, yaitu via jalur Kersik Tuo adalah mengenai :

1. LAMANYA JALUR PENDAKIAN
pendakian menuju Gunung Kerinci melewati Kersik Tuo di kecamatan Kayu Aro sekitar 8 jam, lebih cepat dibandingkan di Solok Selatan (sekitar 11 jam) dan selang lamanya hari pendakian pun juga berbeda.

2. SAFETY RUTE
Jalur pendakian yang ada di Kerinci lebih aman dibandingkan di Solok Selatan, karena jalur kersik tuo adalah jalur umum yang telah digunakan selama belasan tahun, sementara melalui jalur di Solok Selatan lebih banyak jalan terjal. Ketika hendak menuju puncak, pendaki terpaksa harus memutar dulu untuk menuju Tugu Yuda, baru menuju kepuncak.

3. PERLINDUNGAN SATWA ENDEMIK
Pada jalur Solok selatan terdapat habitat asli kura-kura, dengan dibukanya jalur ini tentu berdampak besar mengganggu ekosistem alami habitat endemik kura-kura yang telah mendiami hutan alami TNKS selama berpuluh tahun tersebut. Seharusnya TNKS mempertimbangkan dulu dan mempelajari kaitan dan dampaknya bagi kehidupan flora dan fauna dalam area TNKS tersebut.

4. PENCURIAN IDENTITAS
Gunung ini bernama Kerinci, terletak di Kerinci, logikanya jika kita ingin masuk ke sebuah rumah tamu, kita tentu melewati pintu depan rumah tamu tersebut, bukan melalui pintu belakang, terlebih mirisnya pintu belakang itu bukan pintu rumah tamu itu sendiri.

5. PERAMPASAN HAK MILIK SECARA TERSIRAT
Awalnya kita hanya memperbolehkan 2 jalur, tanpa berpikir bahwa tidak akan terjadi apa-apa, toh orang bisa memilih. Mari kita pelajari lebih detail. Siapa sih yang bisa menahan merebaknya perkembangan dunia maya? saat jalur Solok Selatan dibuka maka "Add Location" di sosmed  manapun akan viral. Apakah pemerintah daerah sudah membaca gambaran akan muncul Location baru yg sebelumya. "Gunung kerinci - Kab Kerinci - Provinsi Jambi " menjadi "'Gunung Kerinci - Kab Solok Selatan - Sumatera Barat" hal ini tidak ada satupun yang bisa menahan. Lama kelamaan mindset yg tertanam di setiap pendaki adalah Gunung Kerinci milik Sumatera Barat. Belum belajarkah dari kasus Pulau Berhala? Rasanya cukup satu kali saja terjadi seperti ini.

6. PILIHAN AKSES MENUJU KERINCI
Untuk mencapai kabupaten kerinci wisatawan lebih banyak melalui BIM daripada Sultan Thaha, alasannya simpel, karena jarak lebih dekat, dari jambi sekitar 10 jam sedangkan Padang hanya 6 jam. Dengan dibukanya jalur ini, tentu wisatawan lebih memilih jalur yang lebih dekat, dan lama kelamaan jalur kersik tuo hanya tinggal cerita. Efektifitas bandara Depati Parbo di Kerinci harus lebih diperhatikan.

7. BERKURANGNYA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) WISATAWAN KERINCI

Imbas dari point 6 cukup jelas bukan? Porter kehilangan job, tour guide juga seperti itu, sentra oleh-oleh khas semakin sepi. Identiknya ikon kerinci itu adalah Gunungnya. Ingat kembali bahwa kita kemarin memperoleh 2 penghargaan API pada 16 september 2016 yaitu: JUARA 1 DATARAN TINGGI TERPOPULER, JUARA TERFAVORIT  karena apa? karena gunungnya yang banyak diincar para pendaki sebagai salah satu dari 7 summit di Indonesia. Jika sudah bisa di daki lewat solok selatan, hilanglah ikonik Jambi-Kerinci itu.



Berita terbaru yang saya dapat pagi ini justru membuat saya semakin menggelang-gelangkan kepala. Dilansir dari media online @nuansajambi Setelah Gunung Kerinci dan kini Danau Gunung Tujuh di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi juga ikut berpolemik soal wilayah administrasi dengan daerah tetangga Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Dikabarkan Danau Gunung Tujuh balakang ini telah diklaim oleh Pemerintah Provinsi Sumbar dan bahkan akhir-akhir ini Peta Provinsi Sumbar yang memasukkan kawasan Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh di wilayah Sumbar, tengah viral di Masyarakat Provinsi Jambi khususnya masyarakat Kerinci.

Selain itu, Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria sempat mengatakan pada pemberitaan sebelumnya Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Siti Nurbaya sudah memerintahkan Kepala Balai Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Arief Toengkagie untuk segera memfinalisasi pendakian Gunung Kerinci melalui Bangun Rejo. “Bu Menteri sudah memerintahkan Kepala Balai TNKS Bapak M Arief Toengkagie untuk segera memfinalisasi pendakian Gunung Kerinci melalui Bangun Rejo,” kata Muzni Zakaria dikutip dari AntaraSumbar.com beberapa waktu lalu, Rabu (02/08).

Sementara itu, Arpan salah satu Masyarakat Jambi asal Kerinci yang ditemui NuansaJambi.com, saat berbincang di Coffee Oey, Selasa (15/07) menyayangkan jika Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh direbut oleh Sumbar. Menurutnya, jika seperti ini siapa yang disalahkan. “Kita sebagai Masyarakat hanya menunggu keputusan Pemerintah dan ketegasan Gubernur Jambi Zumi Zola, apakah akan tetap dipertahankan atau dibiarkan. Jangan sampai hal yang sama kembali terulang seperti Pulau Berhala yang sudah direbut,” jelasnya. Saat ini, opini dari masyarakat dan para Pencinta Alam Jambi terus berkembang, sorotan dari berbagai pihak juga terus bermunculan. Pertanyaan yang mendasar apakah ini terus berlanjut, siapa yang disalahkan, ini salah siapa, mengapa Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh bisa diklaim? Bagaimana menurut sobat pecinta wisata Jambi semua ?

Bagaimana kawan?
Sudah siap mempertahankan Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh ? Kembali kepada kita dan pemerintah provinsi Jambi, siap untuk mempertahankan atau siap untuk kehilangan (lagi)?

Ohhh Pulau Berhala yang tinggal kenangan, apakah 2 ikon kebanggan ini akan menyusulimu atau tetap bersama kami yang mencintai mereka namun tak begitu di dengar suara hati kami.


Semoga setelah ini kami semua mendapatkan kabar baik dari Bapak Gubernur kami tersayang untuk segala keluh kesah yang hanya bisa kami ungkapkan melalui postingan sederhana ini.

You Might Also Like

1 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images