Mengapung Bersama Crystal Lagoon-nya Treasure Bay Kolam Renang Terbesar di Asia Tenggara
00.16.00
“… dan makna bahagia itu sederhana sekali, sesederhana saat kamu tersenyum
ikhlas dan mengulurkan genggaman tangan kepada sahabatmu dan ia menimpali hal
serupa sembari menatap penuh keyakinan tanpa rasa beban ….”
Kadang kita selalu berbangga
dengan sahabat yang sedemikian banyaknya di sekitar kita, hingga kadang lupa
bahwa persahabatan tidak hanya sebatas materi yang saling dibagikan saat dalam
keadaan senang. Kini kita coba meruntut kembali mundur di masa waktu saat
kesulitan menimpamu, seberapa banyak sahabat yang mengulurkan tangannya
membantumu? Seberapa banyak sahabat yang tetap berjalan beriringan bersama saat
dirimu dalam posisi tidak ada apa-apanya, akankah masih sama seperti saat-saat
berbahagia seperti ini? “seribu teman
dalam satu tahun tidak lebih baik daripada satu teman yang mau berteman hingga
seribu tahun” suatu kalimat filosofis yang masih saya percaya akan
kebenarannya hingga saat ini.
Intermezo diatas adalah sebuah
kisah pembelajaran yang saya dapatkan dari salah satu kisah perjalanan saya
kali ini. Melanjutkan pijakan langkah berikutnya ke berbagai belahan bumi
nusantara ini, akhirnya menuntun saya menjejakkan tapak kaki saya di
sebuah provinsi yang penuh dengan pulau-pulau yang indah ini. Sebuah provinsi
yang dulunya terbentuk dari pecahan provinsi Riau, yaitu Kepulauan Riau. Kali
pertama menyambangi provinsi yang katanya tempat persinggahan seribu suku ini,
saya pun semakin penasaran akan ada hal menarik apa yang akan terjadi selama
petualangan di negerinya “Welcome To Batam” ini nantinya.
Melalui sebuah perkenalan bersama sahabat di jejaring sosial akhirnya saya memantapkan niat untuk berkunjung ke provinsi dengan ikonik jembatan Barelang ini. Kali ini saya akan bercerita tentang kisah perjalanan saya di Pulau Bintan saat bertandang ke provinsi Kepulauan Riau. Hari kedua di kota Batam ternyata sedikit membuka mata saya bahwa kota ini penuh dengan keberagaman ras dan suku dari berbagai bumi pertiwi. Ibarat kata bahwa kota ini sebagai persinggahan sementara sebelum menuju kota sebenarnya. Disini begitu beragam etnis yang saya kenal bahkan turis mancanegara pun terlihat bersliweran kesana-kemari melakukan aktifitas seperti di tanah airnya sendiri.
Melalui sebuah perkenalan bersama sahabat di jejaring sosial akhirnya saya memantapkan niat untuk berkunjung ke provinsi dengan ikonik jembatan Barelang ini. Kali ini saya akan bercerita tentang kisah perjalanan saya di Pulau Bintan saat bertandang ke provinsi Kepulauan Riau. Hari kedua di kota Batam ternyata sedikit membuka mata saya bahwa kota ini penuh dengan keberagaman ras dan suku dari berbagai bumi pertiwi. Ibarat kata bahwa kota ini sebagai persinggahan sementara sebelum menuju kota sebenarnya. Disini begitu beragam etnis yang saya kenal bahkan turis mancanegara pun terlihat bersliweran kesana-kemari melakukan aktifitas seperti di tanah airnya sendiri.
Waktu sudah menunjukkan pukul
10.00 pagi, dan agaknya sudah sangat telambat menuju ke pelabuhan pagi ini
dikarenakan belum bisa beranjak dari tempat tidur karena semalaman benar-benar
totalitas melakukan plesiran dan mengacak-acak
wisata di kota Batam. Pagi ini saya dan teman saya bernama Joko yang memang
sudah menjadi warga Batam semenjak 5 thun yang lalu akan melakukan penjelajahan
lanjutan menuju pulau Bintan. Pulau Bintan ini adalah pulau yang berbeda dengan
Batam. Perjalanan menuju pulau ini akan ditempuh melalui jalur air dari
pelabuhan Roro. Lebih kurang 45 menit waktu tempuh perjalanan darat dari kota
Batam akhirnya kami tiba juga di pelabuhan Roro. Pelabuhan ini merupakan akses
yang akan kami gunakan untuk menuju ke pulau yang merupakan Ibukotanya
kepulauan Riau ini nantinya.
Dengan tiket seharga 20ribu saja
kami pun berlanjut menaiki kapal tersebut. Tak disangka ternyata disini sudah
ada sahabat lainnya yang sengaja di ikutsertakan oleh Joko untuk melakukan trip
yang sama ke Pulau Bintan siang itu. Cukup fantastis, bahwa disini saya bisa
mengenal langsung para penjelajah dunia yang sudah melanglang buana, travel
blogger Kepri dan para pejalan-pejalan lainnya dan semua sungguh diluar
prediksi saya. Pertama kali mengenal mereka dan bisa sebegitu akrab sungguh
menjadi poin plus dalam cerita perjalanan kali ini.
Mereka ternyata kebanyakan juga
bukan pribumi dari negeri ratusan pulau itu. Seperti yang saya ceritakan
sebelumnya, bahwa ini adalah kota transit, dan tak ayal bahwa ternyata sahabat
disini berasal dari beragam provinsi dengan suku dan etnis yang bermcam-macam.
Sungguh berasa ke-Bhinekaan Tunggal Ika nya dalam perjalanan ini. Mereka baik
semua, dan karena mereka kebanyakan juga penduduk pendatang, inilah yang
mungkin menjadi alasan keakraban mereka begitu solid.
Pertama kali bertemu dengan orang
yang belum saya kenal sama sekali namun tidak berasa asing, rasanya itu semacam
perkenalan yang memorable sekali. Semua sudah seperti keluarga sendiri dan
bahan pembicaraan pun sebegitu gampangnya masuk ke materi obrolan. Perjalanan
di kapal akan ditempuh selama satu jam untuk menuju Pelabuhan Tanjung Uban.
Sebenarnya jika ingin memilih opsi waktu tiba lebih cepat bisa saja kami
memilih menggunakan jetfoil, namun
karena tujuannya memang tak ingin tergesa-gesa dan ingin memilih quality time
obrolan lebih banyak sembari menikmati perjalanan laut yang bahkan tidak
ditemukan di provinsi tempat saya tinggal, maka dari itu kami memilih
menggunakan kapal saja, selain lebih murah dan tentunya lebih berasa cerita
perjalanan nya.
Satu jam pun berlalu, dengan
sekian banyak obrolan di kapal akhirnya membuat saya smakin akrab bersama
mereka semua. Akhirnya kapal pun merapat di
pelabuhan, kami beristirahat sejenak di kedai untuk mengisi perut yang sudah
kelaparan sambil menunggu mobil cateran diantar ke lokasi kami saat itu. Tak
berselang lama menunggu, seusai makan siang mobil pun tiba. Kami segera bergegas
menuju ke lokasi yang paling favorit di pulau Bintan itu, yaitu Treasure Bay
yang berlokasi di Lagoi.
Sekitar
satu jam perjalanan dari pelabuhan Tanjung Uban kami pun tiba di tempat tujuan.
Ternyata kondisi disana lumayan ramai sekali berhubung hari ketibaan kami ini
adalah long weekend. Terlihat di papan
penjualan tiket harga per-kepala adalah RP 100.000. waktu itu jumlah kami semua
ada sebanyak 15 orang, cost untuk pembelian tiketpun telah dikumpulkan. Dan
ternyata kejutan pun tiba, ternyata tiket yang bisa dipergunakan untuk
berenang sekaligus bermain di kolam terbesar di asia tenggara tersebut sold out, sempat panik karena perjalanan
yang sudah begitu jauh ternyata hasilnya nihil. Beruntung sang supervisor
memberikan pilihan tiket tanpa bermain, dalam artian kami bisa berenang
sepuasnya namun tidak mendapatkan fasilitas permainan. Jackpot !! dan itulah yang kami tunggu karena niatan kesini memang
untuk berenang saja dan bukan bermain wahana. Tiketpun hanya dihargai sebesar
RP. 20.000 saja per orang. Lumayan menghemat pengeluaran juga akhirnya.
Treasure Bay Bintan yang terletak
di Lagoi, pulau Bintan sepertinya memang belum begitu dikenal untuk pelancong
luar Kepulauan Riau. Padahal, tempat ini merupakan kolam renang terbesar se Asia
Tenggara yang begitu menakjubkan. Treasure Bay Bintan menawarkan tempat wisata
unik berupa kolam renang sebesar 6,3 hektar (crystal lagoon). Besar sekali
bukan?
Kolam renang ini sengaja di
desain berbentuk seperti pantai, dengan pinggiran yang melandai dan coraknya
persis seperti tepian pantai, hanya saja, tidak berupa pasir pantai tapi bahan
fiber putih yang terasa seperti pasir. Disini kita bisa menikmati rasa berenang
di pantai tanpa takut ubur-ubur, ombak besar, dan air yang kotor. Semuanya
dalam pengawasan petugas lifeguard
yang selalu siaga.
Lokasi Treasure Bay Bintan berada
di kawasan pantai Lagoi, Bintan. Treasure Bay Bintan sendiri merupakan satu
kawasan seluas 338 hektar. Di kawasan ini dibangun berbagai sarana penunjang
wisata seperti resort, hotel, arena permainan, dan lain-lain. Jadi tidak hanya
berupa kolam renang besar ini ya. Hanya saja kolam renang crystal lagoon memang menjadi icon dari tempat ini. Pulau Bintan sendiri posisinya strategis, hanya
berjarak kurang lebih 1 jam dari Negara Singapore. Dengan demikian, tempat ini
potensial sekali menjadi destinasi pilihan wisatawan dari Singapore, ataupun
wisatawan negara lain.
Jika sobat budget traveler takut
saat berenang akan disengat ubur-ubur, maupun phobia dengan ombak, pilihan tang
tepat adalah menuju ke Treasure Bay ini, sebuah koalam renang rasa air laut,
atau mungkin mencoba bermain “kayak” yang tak perlu dilakukan di laut lagi. Di
kolam ini, Kamu bisa bermain “kayak” layaknya di pantai sungguhan. Masih
kurang? Kamu bisa menikmati water sport lain yang juga
dilakukan di dalam area kolam, seperti berdiri di paddle board, menjajal
berlayar, bahkan flyboard ride!
Wahana-wahana di
Treasure Bay Bintan bisa sobat budget traveler sewa dengan tarif beragam,
mulai dari 40ribu hingga 300ribu. Bonus bagi yang menginap di Hotel The Canopi
yang berlokasi di pinggir kolam ini bisa menikmati semua wahana tersebut secara
gratis Bagian pinggir kolam
disediakan jalur yang bisa dilalui baik bagi pejalan kaki maupun dengan
kendaraan yang merupakan wahana di tempat ini. Jangan lewatkan
mengelilingi tempat ini dengan menggunakan segway, skuter, maupun mobil ford
bertenaga listrik yang ramah lingkungan dan didesain tanpa suara.
Menikmati perjalanan di kolam
renang terbesar se-Asia tenggara ini bersama sahabat baru di provinsi ini
berasa seperti menemukan keluarga baru yang sangat dikenang. Kita baru pertama
kali kenal dan pembicaraan begitu hangat dan tanpa sekat. Berenang mungkin
sudah menjadi aktifitas yang begitu lazim dilakukan, namun kembali kepada
esensi sebuah perjalanan bagi saya bahwa setiap petualangan yang dilakukan
bukan hanya sebatas menyelesaikan bucket
list perjalanan, menikmati alam yang disuguhkan dan kemudian pulang dengan
membawa foto-foto indah, namun hirarki nya lebih kepada memaknai arti sebuah
cerita petualangan bersama orang-orang disekitarmu yang turut berbahaagia
bersamamu, berteman tanpa sekat dan pulang dengan membawa cerita penuh
kerinduan bersama kenangan-kenangan yang tak terlupakan.
Hari sudah semakin petang,
nampaknya kami harus bergegas melanjutkan perjalanan kamu menuju laut Trikora
untuk melakukan snorkeling dn merasakan menginap di tengah laut lepas. Namun
cerita ini tidak akan saya lanjutkan di bagian ini sobat budget taveler,
nantikan di coretan kisah saya selanjutnya di edisi Kepulauan Riau.
1 komentar
Ngeliat kaya gini jadi pengen nyebur langsung ke laut, dan Riau pantai-pantainya masih bagus nan bersih. :D
BalasHapusBtw visit blog saya juga di Heriand.com :)