Menjelajahi Asia Tenggara Dengan Budget 10 Jutaan Ala Backpacker, Why Not?

02.37.00



Negara Tujuan
-        Indonesia
-        Singapore
-        Vietnam
-        Cambodia
-        Thailand
-        Laos
-        Myanmar
-        Phillippines
-        Brunei darussalam
-        Malaysia
Total biaya yang dihabiskan
Rp. 10.478.516,70,-
Jenis Perjalanan
Sharecost Trip
Lama Perjalanan
0219 Agustus 2019
Kepuasan perjalanan
(9.0) dari (10)

Perjalanan mengelilingi negara ASEAN ini sebenarnya bukan merupakan perjalanan yang direncanakan sebelumnya, karena agenda yang seharusnya akan saya lakukan di tahun 2019 ini adalah menyelesaikan trip lanjutan ke provinsi lainnya di pulau Sulawesi yang sempat saya mulai di bulan desember 2018 lalu yaitu di Sulawesi Selatan. Bahkan jika akhirnya akan memutar haluan berpetualang menyusuri seluruh negara ASEAN pun tidak terpikir masuk kedalam daftar wishlist  sama sekali.

Berharap akan mendapatkan tiket murah seperti tahun-tahun sebelumnya menjelajahi berbagai destinasi di Indonesia justru malangnya setelah memasuki tahun 2019 ternyata tiket pesawat domestik tak kunjung memperlihatkan penurunan harga. Waktu itu saya sempat berpikir hal ini dikarenakan masih dalam suasana pasca liburan sekolah dan Natalan serta efek liburan tahun baru sehingga harga tiket pesawat masih melambung tinggi, hingga kemudian berujung di bulan Februari dan maret pun saya memantau perkembangan harga tiket yang ternyata semakin menunjukkan ketidakpastian penurunan harga dan justru semakin membumbung tinggi. Setelah saya pelajari mengenai kendala yang terjadi ternyata sedang ada permasalahan internal terkait maskapai lokal yang membuat keruwetan ini menuai kecaman dari berbagai pihak, baik masyarakat secara umum yang mengalami dampaknya hingga turun tangannya Menteri Perhubungan untuk mengatasi pergejolakan yang masih belum menemui titik tengah mengenai harga tiket pesawat yang kian hari semakin melonjak drastis. Harga tiket terendah dari Jambi ke Kendari pada tahun 2018 lalu bisa diperoleh dengan harga kisaran 1,5 juta, namun harga itu melonjak dua kali lipatnya di tahun 2019 menjadi 2,8 hingga 3 juta rupiah untuk penerbangan domestik dengan rute yang sama, yaitu Jambi menuju Kendari, harga sedemikan mahal menurut saya sangat tidak masuk akal untuk sebuah penerbangan domestik yang masih dalam kawasan dalam negeri yang seharusnya tidak semahal itu.

Hal tersebut lambat laun membuat keinginan saya pupus untuk menyelesaikan perjalanan saya di Pulau Sulawesi, karena untuk tipikal pejalan backpacker seperti saya yang selalu memperhitungkan detail budget dengan begitu rinci tentu harga tiket pesawat menjadi poin penting yang sangat mempengaruhi keputusan saya dikarenakan proyeksi pendanaan yang telah di prediksi berujung akan dirombak total sepenuhnya. Jalan buntu pun akhirnya saya temui, tidak ada celah untuk mendapatkan tiket murah selain merubah arah perjalanan, singkat kata dari sinilah ide untuk mengunjungi negara-negara di ASEAN ini berawal.

Tiket penerbangan menggunakan low cost carier milik maskapai luar negeri yang digadang-gadang selalu menjadi pelarian saat mencari penerbangan murah seperti yang pernah saya lakukan di tahun-tahun lampau sebelumnya agaknya bakalan terulang kembali. Ide pun berawal dari keisengan mengecek harga tiket pesawat dari Palembang menuju Singapore menggunakan maskapai Scoot, hanya 300 ribu. Wooawwwh !!!! It Such an amazing price. Sebuah harga yang benar-benar sangat murah bahkan jika dibandingkan dengan harga tiket pesawat dari Jambi ke Jakarta saat itu di bulan Maret yang justru hampir menyentuh harga satu juta rupiah.

Rasa penasaran pun berlanjut, kebetulan Singapore sudah pernah saya kunjungi, singkatnya saya pun kepikiran bagaimana jika saya lanjutkan tracking harga penerbangan ke Vietnam saja, negara yang katanya sangat ramah kantong untuk melakukan traveling dan sekaligus menyambangi ke negara belum pernah saya kunjungi. Cek dan ricek pun menunjukkan hasil yang menggiurkan, ternyata dari Palembang ke Ho Chi Minh City harga tiketnya hanya 800 ribuan, tentu ini harga yang sangat worth it bukan?

Saya bisa keluar negeri dengan harga semurah itu. Dan yippy akhirnya saya putuskan untuk beralih menuju trip ke luar negeri, kepalang tanggung sudah menetapkan diri menuju Vietnam akhirnya saya putuskan akan menyelesaikan trip ke seluruh negara Indochina sekalian saat itu, karena hampir seluruh negara di Indochina dari berbagai sumber informasi yang saya dapatkan melalui internet perpindahan antar negara di Indochina ini bisa dilalui menggunakan bus antar negara dan paling tidak jika menggunakan bus saya bisa menghemat budget ketimbang berpindah-pindah negara menggunakan pesawat pikir saya saat itu.

Satu bulan saya berusaha memantapkan diri dan akhirnya saya putuskan untuk tidak hanya mendatangi negara Indochina, kepalang tanggung lebih baik seluruh negara ASEAN saya selesaikan sekaligus daripada nanti mesti mengulang lagi. Berburu tiket pun dimulai di bulan selanjutnya. Pada bulan Mei 2019 saya mulai memantau harga tiket baik pesawat maupun bus antar negara memastikan bahwa saya mendapatkan harga termurah. Perburuan ini saya lakukan sepanjang bulan Mei, karena 3 bulan sebelum final flight biasanya bangku promo akan tetap tersedia. Tracking Flight pun saya mulai, sekian banyak aplikasi pemesanan tiket mulai saya pasang reminder dimana ketika nantinya harga rute maskapai tersebut menunjukkan harga terendah maka secara otomatis aplikasi penyedia layanan tersebut akan mengirimkan notifikasi ke email saya dan jika harganya cocok akan segera saya booking.

Perburuan tiket, akomodasi, Hotel, Bus, Paket tour, bus wisata dan Bus antar negara pun selesai saya booked selama satu bulan penuh selama bulan Mei 2019. Berikut rincian seluruh reservasi yang telah saya issued untuk perjalanan di bulan Agustus sebagai berikut.

TIKET & BUS ANTAR NEGARA
HARGA AKUMULATIF
HARGA PERORANG
Tiket pesawat Indonesia - Vietnam
Rp. 1.609.090,- (2 Pax)
Rp. 804.545,-
Tiket pesawat Thailand - Myanmar
Rp. 574.020,- (1 Pax)
Rp. 574.020,-
Tiket Pesawat Thailand – Laos (PP)
Rp.  3.301.724,- (4 Pax)
Rp. 825.431,-
Tiket pesawat Myanmar - Phillipines
Rp. 1.676.427,- (1 Pax)
Rp. 1.676.427,-
Tiket pesawat Phillipines - Brunei
Rp. 493.232,- (1 pax)
Rp. 493.232,-
Tiket Pesawat Brunei - Indonesia
Rp. 1.635.457 (1 Pax)
Rp. 1.635.457
Tiket Bus Vietnam - Cambodia
Rp. 1.471.818,81 (4 Pax)
Rp. 367.954,7
Tiket Bus Cambodia - Thailand
Rp. 1.343.326,71 (4 Pax)
RP. 335.831,68
TOTAL PENGELUARAN
Rp. 12.105.095,52,-
Rp. 6.712.898,38

HOTEL
HARGA AKUMULATIF
HARGA PERORANG
Color Hostel Ho Chi Minh (2 days)
Rp. 498.537,- (4 Pax)
Rp. 124.634,-
Warm Bed Hostel Siem Reap (2 days)
Rp. 305.511,- (4 Pax)
Rp. 76.378,-
Yes Kaosan Bangkok (2 days)
Rp.  500.926,- (4 Pax)
Rp. 125.232,-
Backpacker Hostel Yangon (3 days)
Rp. 735.348,- (3 Pax)
Rp. 188.837,-
Governor Forbes Inn manila (2 days)
Rp. 553.486,- (3 pax)
Rp. 184.495,33,-
Air BnB Brunei darussalam (2 days)
Rp. 725.000,- (3 pax)
Rp. 241.667,-
TOTAL PENGELUARAN
Rp. 3.318.808,-
Rp. 941.243,33

BUS WISATA
HARGA AKUMULATIF
HARGA PERORANG
Sinh Tourist Ho Chi Minh – Mui Ne
Rp. 325.895,- (4 Pax)
Rp. 81.474,-
Sinh Tourist Mui Ne - Ho Chi Minh
Rp. 325.895,- (4 Pax)
Rp. 81.474,-
Jeep Tour Mui Ne
Rp.  295.968,- (4 Pax)
Rp. 73.992,-
TOTAL PENGELUARAN
Rp. 947.758,-
Rp. 236.940,-


TOTAL BIAYA TIKET & AKOMODASI
HARGA AKUMULATIF
HARGA PERORANG
Tiket Pesawat dan Bus Antar Negara
Rp. 12.105.095,52,-
Rp. 6.712.898,38
Hotel selama perjalanan
Rp. 3.318.808,-
Rp. 941.243,33
Jeep Tour Mui Ne
Rp. 947.758,-
Rp. 236.940,-
TOTAL PENGELUARAN
Rp. 16.371.661,52
Rp. 7.891.081,71


Akumulasi total biaya yang saya keluarkan pribadi untuk persiapan awal adalah sebesar Rp. 7.891.079,71 untuk persiapan tiket pesawat mulai dari keberangkatan hingga pulang, bus antar negara, hotel selama perjalanan, bus wisata antar kota dalam negara, hingga paket tour, sehingga setelah persiapan ini selesai berarti nantinya saya hanya tinggal memikirkan biaya untuk makan saja selama disana, kemudian transportasi lokal hingga tiket wisata yang akan dibayar on the spot nantinya di negara tujuan. Berikut segala persiapan berbagai reservasi mulai dari tiket pesawat, bus, hotel dan lain-lain yang telah saya persiapkan di awal.

Gambar : Tiket Pesawat Indonesia (Palembang) ke Vietnam (Ho Chi Minh City)


 
Gambar : Tiket Pesawat Thailand (Bangkok) ke Myanmar (Yangon)



Gambar : Tiket Pesawat Myanmar (Yangon) ke Phillippines (Manila)




Gambar : Tiket Pesawat Phillipines (Manila) ke Brunei Darussalam



Gambar : Tiket Pesawat Brunei darussalam ke Indonesia (Palembang)

 
Gambar : Tiket Bus Vietnam (Ho Chi Minh City) ke Cambodia (Siem Reap)





Gambar : Tiket Bus Cambodia (Siem Reap) ke Thailand (Bangkok)



 
Gambar : Tiket Bus Wisata Ho Chi Minh dan Bus Antar Kota

Setelah persiapan awal selesai, maka saya tinggal menunggu hari keberangkatan tiba. Hari kian berganti dan akhirnya lembaran kalender pun menunjukkan pergantian bulan menjadi Agustus, dan akhirnya show must go on. Tepat tanggal dua Agustus petualangan pun dimulai dari Jambi menuju kota Palembang. Dikarenakan trip ini merupakan perjalanan mengelilingi negara ASEAN, maka Palembang akan saya anggap sebagai negara ASEAN pertama tujuan saya di Indonesia yang akan saya kunjungi.





Gambar : Sebagian mata uang yang telah kami tukarkan di Indonesia




NEGARA ASEAN KE-1 – INDONESIA (PALEMBANG)

Hari ini tanggal 2 Agustus 2019 merupakan hari pertama perjalanan saya menuju ke negara-negara ASEAN, malam ini saya akan berangkat dari Jambi menuju kota Palembang. Hingga saat ini bila ada perjalanan dengan rute luar negeri saya masih setia menggunakan bandara keberangkatan dari Kota Palembang, yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) dikarenakan bandar udara di Jambi hingga saat saya terakhir melakukan trip ini tak kunjung juga menyulap diri menjadi Bandar Udara Internasional, sehingga mau tidak mau pilihan saya adalah berangkat menuju ke kota Palembang yang saya anggap moda transportasi dan jaraknya paling dekat, mudah ditemukan dan murah. Keberangkatan saya dimulai dari pukul 20.00 WIB menggunakan salah satu Mini Bus Travel dan akan menempuh perjalanan sekitar 6-7 jam waktu tempuh darat.
Gambar : Tiket Travel Jambi-Palembang

Video : Stories Persiapan Trip ASEAN 2019, Jambi-Palembang menuju Singapore

Akhirnya saya pun tiba di Kota Palembang pukul 03.00 WIB di loket travel yang berada di sekitaran Asrama Haji Palembang. Masih terlalu pagi dan saya telah membuat janji dengan sahabat saya Odhy 2 minggu sebelum keberangkatan untuk menumpang istirahat sejenak sembari keliling kota Palembang menjelang waktu check in tiba karena jarak rumah Odhy dengan bandara hanya sekitar 10 menit saja. Dan pagi itupun saya bekeliling mengunjungi wisata terdekat yang bisa saya capai sebelum waktu berangkat tiba. 
Gambar : Wisata Sungai Musi & Jembatan Ampera Palembang

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, sudah hampir mepet sisa waktu satu jam lagi untuk melakukan boarding saya pun segera menuju bandara untuk check in dan langsung menuju gate entrance. Perjalanan saya di negara pertama pun terlewati dan saatnya saya melanjutkan perjalanan ke negara kedua ASEAN yaitu Singapore. Perjalanan di negara kedua ini merupakan perjalanan transit saja, karena connecting flight menuju Ho Chi Minh City (Vietnam) ini akan berlanjut di hari selanjutnya. Saya masih memiliki waktu 1 hari untuk ekplor wisata di Singapore yang menurut saya bisa dilakukan seharian penuh dikarenakan negara kecil ini hampir seluruh destinasinya berdekatan dan bisa dijangkau dalam waktu singkat.

Gambar : Boarding Pass Palembang ke Singapore
Waktu boarding semakin dekat. Untuk memudahkan saya agar tetap terhubung ke internet dan mencari informasi apapun di negara yang akan saya kunjungi saya memilih untuk mengaktifkan paket roaming menggunakan salah satu provider Indonesia sehingga saya tidak perlu berganti kartu lagi dan seluruh anggota trip yang akan melakukan perjalanan bersama saya nantinya bisa mengakses internet dengan nyaman juga di negara manapun. Paket roaming yang saya gunakan telah diaktivasi pada 29 Juni 2019 untuk masa pemakaian 30 hari terhitung pemakaian perdana pada tanggal 3 Agustus hari ini. Paket roaming ini hampir dapat digunakan di semua negara di Asia dan berbagai negara di benua lainnya.



Gambar : Invoice reservasi paket internet roamingluar negeri

Berikut catatan perjalanan dan biaya yang saya keluarkan dari jambi hingga ke Palembang.
Hari/tanggal
Itinerary
Waktu
Jumat, 02 Agustus
-        Berangkat malam dari Jambi ke Palembang
-        20.00 – 03.00 wib
Sabtu, 03 Agustus
-        Sarapan Pagi
-        Wisata ke Jembatan Ampera
-        Boarding
-        Flight Ke Singapore
-        07.00 – 08.00 wib
-        08.00 – 10.00 wib
-        11.00 – 12.00 wib
-        12.3014.30 wita (1 jam)

Biaya yang dikeluarkan
Rincian
Total
Travel Jambi ke Palembang
Travel Hiace Trans Mutiara Indah
Rp. 100.000,-
Grab Bike
Grab dari Loket ke Rumah Odhy
Rp.   10.000,-
Sarapan Pagi
Sarapan dibayari Odhy
         -
Paket Roaming XL
Paket roaming 30 Hari Rp. 690.000 (4 pax)
Rp. 172.500,-
TOTAL
Rp. 282.500


NEGARA ASEAN KE-2 – SINGAPORE
 
Penerbangan dari Palembang ke Singapore ditempuh dalam waktu selama 1 jam. Perbedaan waktu di negara ini selisih lebih awal 1 satu jam dibanding Sumatera. Saya tiba di Singapore pukul 14.30 waktu setempat, dan selama disana saya menggunakan free tour yang disediakan bandara bagi penumpang yang memiliki waktu transit lumayan panjang, sehingga bandara memberikan fasilitas bagi setiap pengunjung yang ingin mengunjungi kota Singapore selama seharian. Berhubung waktu terbang saya ke Ho Chi Minh City adalah esok hari pukul 07.00 maka saya punya waktu luang untuk jalan-jalan di Singapore selama lebih kurang 15 jam sebelum melanjutkan penerbangan berikutnya.
Saya memilih mendaftarkan diri untuk mengikuti Sightseeing tour, peserta yang boleh mengikuti tour ini hanyalah bagi mereka yang memiliki penerbangan lanjutan, dan saya sarankan jika kamu ingin berhemat untuk pengeluaran biaya tidak ada salahnya untuk mencoba free tour yang disediakan bandara ini. Berikut syarat dan ketentuannya:





Berhubung trip ini akan dimulai pukul 19.30 nanti, berarti saya masih memiliki waktu senggang beberapa jam untuk mengunjungi Jewel Changi terlebih dahulu. Jewel Changi merupakan Air Terjun Indoor yang kini menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi saat bertandang ke Singapore, tentunya selain Merlion dan Universal Studios pastinya yang sudah begitu mainstream. Dikarenakan saya berada di dekat bandara Changi, untuk kalian yang masih penasaran dengan keindahannya saya akan informasikan bagaimana cara menuju ke lokasi ini.
-       Dari Terminal 1 Changi Airport – Terkoneksi dengan Arrival Hall Terminal 1 Changi Airport di Lantai 1
-       Dari Terminal 2 dan 3 Changi Airport  – Jalan kaki sekitar 5-10 menit dari Departure Hall/Area Keberangkatan Terminal 2 (dekat row/baris 1) atau Terminal 3 (dekat row/baris 11) melalui jembatan penghubung
-        Dari Terminal 4 Changi Airport  – Bisa naik shuttle bus gratis yang beroperasi selama 24 jam. Tunggu di area pemberangkatan bus Terminal 4 yang akan membawa kita ke Terminal 2. Dari Terminal 2 kamu bisa berjalan kaki menuju JEWEL sekitar 5 hingga 10 menit melalui jembatan penghubung dari Departure Hall/Area Keberangkatan di Lantai 2. Tinggal ikuti petunjuk yang tersedia.
Dan jika kamu saat ini berada di sisi lainnya Kota Singapura kamu bisa menggunakan taksi online kesini atau mungkin dengan MRT dan bisa juga mencoba bus umum.
-        Naik MRT – Ambil jalur East-West yang menuju ke Changi Airport Station (CG2). Begitu keluar dari stasiun MRT di bandara JEWEL bisa di akses dari Terminal 2 atau Terminal 3, tingal naik jembatan penghubung (link bridges) di Lantai 2.
-        Naik Bus Umum – Yang akan berhenti di Terminal 1 Changi Airport adalah bus no. 24, 27, 34, 36, 53, 110 dan 858. Begitu sampai di Terminal 1 ikuti petunjuk ke JEWEL Changi Airport.
Berhubung saya yang sedang berada di terminal 2 tentunya saya harus keluar gate terlebih dahulu ke arah imigrasi, mendapatkan stamp masuk dan kemudian berjalan mengikuti petunjuk berikutnya seperti yang telah saya ulas diatas, cukup mudah bukan?
Area di Jewel Changi ini sangat luas, kita bisa menikmatinya dari berbagai sisi dari sekian banyak lantai yang bisa diakses menggunakan lift. Air terjunnya sangat indah, walau sebenarnya ini air terjun buatan namun tampilannya sungguh memukau sekali, walau Singapore hampir tak memiliki alam yang natural seperti di negara kita, paling tidak saya apresiasi dengan sangat baik usaha mereka untuk menciptakan sesuatu yang terkesan alami dan hidup walau sebenarnya buatan.


 Gambar : Jewel Changi Singapore

 Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Singapore

Selanjutnya usai mengunjungi Jewel Changi saya pun bergegas menuju Bandara kembali, kemudian melanjutkan trip City Sight Tour yang telah disediakan bandara melalui pendaftaran siang tadi.


 Gambar : Merlion Park & Garden By The Bay


Gambar : Theaters On The Bay & Universal Studios

Setelah mengunjungi berbagai destinasi seperti info terjadwal, City Sights Tour pun berakhir pada pukul 22.00, saya pun kembali diantar ke terminal 2 di bandara Changi. Disini saya menunggu sekitar satu jam untuk menantikan momen bertemu 3 orang teman jalan bareng lainnya yang saat itu masih dalam perjalanan terbang dari Jakarta menuju Singapore. Kemudian pada Pukul 23.00 mereka pun tiba, malam itu kami melakukan sedikit briefing dan bahasan mengenai trip. setelah itu menyudahi obrolan dan berlanjut istirahat di bandara sembari menanti keberangkatan esok hari.


NEGARA ASEAN KE-3 – VIETNAM (HO CHI MIN CITY)



Gambar : Gate pelepasan dan Boarding Pass

Pagi ini pesawat kami akan lepas landas menuju Vietnam. Sesuai info terjadwal yang tertera pada boarding pass pesawat kami akan terbang ke Ho Chi Minh City pada pukul 07.05 hari ini di tanggal 4 Agustus. Waktu tempuh yang akan dilewati sekitar 2 jam penerbangan, dan akhirnya kami pun tiba di Ho Chi Minh sekitar pukul 10.00 waktu setempat, selisih waktunya lebih lambat 1 jam dibanding Singapore, namun waktunya justru serupa dengan waktu bagian Jakarta dan Sumatera. Setibanya di Vietnam kami langsung mencari Grab menuju ke Color Hostel yang telah kami reservasi. Deposit yang telah kami kumpulkan berempat denga total 2.400.000 IDR telah kami tukarkan menjadi mata uang VND (Vietnam Dong) dengan nilai tukar yang diperoleh sebesar 3.200.000 VND

Gambar : Color Hostel tempat kami menginap
Setelah check-in hostel, perjalanan hari pertama ini pun dimulai dengan mengunjungi Tan Din Church (Gereja Pink) yang fenomenal di Ho Chi Minh City kemudian dilanjutkan menyambangi War Remnant Museum, Notre dame Cathedral. Post Central Office Saigon, Uncle Ho Statue, Starlight Bridge, Benh Tanh Market dan berbagai lokasi lainnya di sekitar kawasan Ho Chi Minh City. Cerita lengkap selama melakukan trip di Vietnam akan saya ceritakan di kisah selanjutnya.






 Gambar : Wisata di Ho Chi Minh City

Hari kedua di vietnam di tanggal 5 Agustus kami melanjutkan trip menuju Mui Ne, beberapa tempat yang kami kunjungi di Mui Ne diantaranya adalah: White Sand Dunes, Red Sand Dunes, Fishing Village dan Fairy Stream.


 Gambar : Wisata di Mui Ne

Berikut adalah daftar rincian biaya yang telah dikeluarkan selama perjalanan menjelajahi Kota Ho Chi Minh dan Mui Ne di vietnam. Dari total dana sebesar 3.200.000 VND yang kami persiapkan masih tersisa sebesar 652.000 VND (dibagi 4 sisa deposit VND 163.000/orang) yang kemudian kami keep untuk keperluan tak terduga di perjalanan berikutnya. Total yang dikeluarkan untuk keperluan berempat selama di Vietnam adalah sebesar 2.548.000 VND atau sekitar 850.000 IDR, sehingga keperluan pribadi masing-masing adalah sebesar 637.000 VND – 163.000 VND = 474.000 VND atau sekitar 355.500 IDR



Gambar : Rincian biaya yang dikeluarkan selama di Vietnam

 Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Vietnam

Perjalanan di Vietnam pun usai dan menutup kisah cerita di negara ke-3 ASEAN yang saya kunjungi. Esok hari di tanggal 6 Agustus saya akan melanjutkan perjalanan kembali menuju negara ke-4 ASEAN, yaitu Cambodia. Perjalanan akan dilewati malalui jalur darat menggunakan bus Mekong Express yang telah saya pesan saat masih di Indonesia. Lebih lengkapnya seluruh cerita tentang trip Vietnam akan saya paparkan lebih spesifik di kisah selanjutnya karena di ulasan kali ini saya akan lebih fokus bercerita tentang budget yang digunakan selama trip di seluruh negara ASEAN.
  

NEGARA ASEAN KE-4 – CAMBODIA (SIEM REAP)
Perjalanan hari ini di tanggal 6 Agustus kami lanjutkan menuju Cambodia. Pagi-pagi sekali kami sudah bergegas menuju ke Loket yang letaknya tak begitu jauh dari hostel  tempat kami menginap. Tiket bus ini sudah kami issued jauh-jauh hari saat masih di Indonesia, bus yang kami pilih adalah Mekong Express dimana berdasarkan referensi yang telah saya baca merupakan kendaraan paling diminati oleh turis asing untuk berpindah antar negara dari Vietnam ke Cambodia atau sebaliknya dikarenakan segala urusan saat border immigration dipermudah dan dibantu oleh drivernya. Berhubung di tanggal keberangkatan tidak cukup banyak penumpang yang berangkat, maka kami pun diganti menggunakan sejenis elf namun cukup lumayan nyaman juga.




Gambar : Loket Mekong Express di Ho Chi Minh City

Elf yang akan kami gunakan ini akan menuju ibukota Cambodia yaitu Phnom Penh. Sebelum tiba di loket kami sempat melihat sungai Mekong yang terkenal itu beserta bendera negara tersebut yang begitu banyak berkibar di sepanjang ibukota negara Cambodia tersebut.


 Gambar : Cuaca mendung saat melintasi Sungai Mekong dan pusat ibukota Phnom Penh

Kami pun tiba di loket Mekong Express di Phnom Penh dan  singgah sejenak menantikan pertukaran bus untuk selanjutnya menuju Siem Reap. Perjalanan dari Ho Chi Minh City menuju Phnom Penh menghabiskan waktu tempuh sekitar 7 jam, satu jam istirahat di loket pada pukul 14.00 waktu setempat kemudian pukul 15.00 kami melanjutkan perjalanan dari Phnom Penh menuju Siem Reap.



Gambar : Loket Mekong Express di Phnom Penh & Free Snack saat menuju Siem Reap

Pukul 03.00 perjalanan pun dilanjutkan, berbekal snack yang kami peroleh dari petugas loket kami pun bersantai menikmati perjalan di dalam bus yang lumayan lama. Perkiraan waktu tiba adalah pukul 22.00 nanti malam, berarti waktu tempuh yang akan kami lewati selama perjalanan adalah sekitar 8 Jam dari Phnom Penh menuju Siem Reap. Kenapa kami mesti dan harus menuju ke Siem Reap? Karena Siem Reap adalah ikon nya negara Cambodia, belum lengkap rasanya ke Cambodia jika belum menuju Siem Reap dengan ikon Angkor Wat nya yang mendunia. Jika kita lihat dengan seksama bahkan bendera negara Cambodia sendiri memperlihatkan ikon candi (Angkor Wat) yang menunjukkan betapa bangganya mereka dengan aset berharga mereka yang dikenal oleh dunia.

Sekitar pukul 22.00 kami pun tiba di pusat kota Siem Reap dan diturunkan di Loket Mekong Express di Siem Reap. Malam itu begitu banyak tuk-tuk yang menawarkan diri untuk mengantarkan kami menuju hostel. Awalnya kami ingin berjalan saja karena jarak dari loket ke hostel yang kami pesan hanya sekitar 900 meter, namun tawaran menggiurkan pun tiba, tuk-tuk menawarkan kami untuk diantar ke hostel dengan harga 1 US$ saja. Tanpa pikir panjang ketimbang kami harus membawa backpack yang lumayan berat sambil berjalan, tawaran tersebut pun kami indahkan.

Oh iya saya informasikan dulu bahwa negara Cambodia ini menggunakan 2 mata uang yaitu US$ dan Mynamar Kyat. Meskipun mereka lebih dominan menggunakan mata uang USD sebagai nilai tukar, hal ini mungkin dimaksudkan bagi negara mereka yang sangat baru berkembang bisa terdongkrak perekonomiannya jika menggunakan US$ sebagai mata uang mereka karena nilai tukar uang yang dihargai sangat tinggi. Uniknya disini saat kita membayar dengan US$ maka mereka akan memberikan kembalian menggunakan mata uang Kyat mereka, salah satu hal yang menurut saya mengakali agar mata uang mereka tetap berlaku.

Malam itu kami diantar ke hostel dan langsung istirahat karena besok pagi-pagi sekali kami sudah ada rencana untuk mengikuti sunrise tour Angkor Wat. Kamar yang kami reserved adalah jenis kamar dormitory room, bagi yang sudah terbiasa jalan ngeteng pasti mengenal dengan jelas tipe kamar seperti ini, yaitu jenis room kecil yang bersekat-sekat. Harga tentu murah dan nyaman, bagi saya saat dalam perjalanan kemanapun yang terutama bisa istirahat dan tidur dengan nyaman saja, fasilitas yang ala hotel berbintang tidak begitu saya butuhkan karena tujuan saya adalah hanya untuk istirahat karena kegiatan saya nantinya tentu akan banyak di luar ketimbang di dalam kamar saat melakukan trip pastinya, luar biasanya ternyata hostel kami dekat dengan pusat keramaian dan jajanan (food atreet) serta berada tepat dibelakang bioskop.



Gambar : Warm Bed Hostel Siem Reap
Pagi pukul 04.30 di tanggal 07.30 saya sudah bergegas bersiap-siap untuk mengkuti sunrise tour Angkor Wat. Oh iya saya akan cerita kilas balik sedikit, saat sebelum saya tiba di Cambodia jauh-jauh hari sebelum tour ini dilakukan saya sudah berkenalan dan mendapatkan driver tuk-tuk yang sudah fasih berbahasa melayu. Karena saya tidak mau ribet nantinya dengan kendala bahasa pengemudi tuk-tuk di Cambodia nanti yang tidak bisa berbahasa Inggris dan justru menggunakan bahasa lokal sehingga saya putuskan untuk mencari informasi mengenai driver tuk-tuk yang sudah fasih menggunakan bahasa yang juga saya mengerti dan pahami mengenai berbagai lokasi baik wisata maupun tempat mencari makanan halal, berhubung drivernya juga orang muslim tentu saya rasa sudah paham betul mengenai hal ini. Saya menemukan informasi kontak Bang Salim lewat googling di internet mengenai pengemudi tuk-tuk yang bisa berbahasa melayu. Saya keep kontaknya dan segera chat beliau, beliau bernama Salim, dan saya memanggilnya Bang Salim pada sapaan pertama, orangnya welcome dan humble bahkan sangat antusias untuk bisa segera menjadi guide kami nantinya.



Gambar : Percakapan saya di awal via WA dengan Bang Salim
Sebenarnya berbagai macam cara bisa kita lakukan untuk bisa menemukan driver tuk-tuk yang bisa membawa kita mengikuti tour Angkor Wat seharian. Biasa kebanyakan pelancong memesannya via hotel tempat mereka menginap atau bahkan melalui aplikasi KLOOK. Berhubung saya sudah nyaman untuk memesan lewat Bang Salim maka saya putuskan untuk tidak melakukan reservasi sama sekali lewat hotel maupun aplikasi. Sebagai catatan bagi kalian yang ingin melakukan tour half cicrcle Angkor Wat umumnya driver akan mematok harga di angka 15 US$ per tuk-tuk. Satu buah tuk-tuk bisa diisi hingga maksimal 4 orang. Tak sedikit info yang saya peroleh bahwa ada juga pengemudi tuk-tuk yang nakal dan malah justru mengelabui turis yang alih-alih wisatawan ingin mendapatkan harga murah 15 US$ per tuk-tuk ternyata justru mereka dikelabui dan meminta seharga 15 US$ per orang ketika tour selesai dengan alih-alih tidak ada perjanjian diawal bahwa sang driver mengatakan harga tersebut itu merupakan harga sewa per satu tuk-tuk. Jadi bagi kalian yang juga akan melancong kesini nantinya agar poin ini di pahami, jika bisa sedapatnya lakukan negosiasi di awal dengan jelas supaya sehingga nanti tidak terkesan tipu-tipu atau merasa dikelabui.

Oh iya bagi yang membutuhkan nomor kontak WA bang Salim bisa hubungi kontaknya di nomor +855 9857 1840 infokan saja bahwa dapat kontak ini dari Bhima orang Indonesia yang pernah menggunakan jasa beliau saat ke Siem Reap dulu. Tour pun dimulai, diawali dengan penjemputan di hostel pukul 05.30 dilanjutkan menuju tempat pembelian tiket. Lakukan pembelian tiket sepagi mungkin karena jika semakin pagi maka antrian semakin panjang. Jarak hotel kami menuju loket pembelian tiket adalah sekitar 15 menit dan ketika tiba disana ternyata loket sudah mulai terlihat ramai, beruntung tidak terlalu berdesak-desakan sehingga 15 menit mengantri sudah selesai. Harga tiket untuk 1 hari adalah 37 US$, sebuah harga yang fantastis menurut saya. Harganya tahun ini justru meningkat hampir 2x lipat dibanding 2 tahun sebelumnya yang hanya 20 US$. Dana untuk pembelian tiket ini memang sudah kami persiapkan dari awal karena rasanya sangat disayangkan jika ke Cambodia belum berkunjung ke Angkor Wat nya. Saat pembelian tiket di loket kita akan di foto dan nantinya wajah kita akan tertera di dalam karcis masuk sekaligus ID card kita untuk bisa masuk kes semua Temple nantinya, jangan sampai hilang karena menurut pengalaman saya kesini tiket tersebut tidak hanya di cek saat masuk di gate awal saja, bahkan di setiap candi yang ikonik seperti Angkor Wat, percandian di Angkor Thom dan Ta Phrom (lokasi syuting Angelina Jolie di film Tomb Raider) diperiksa juga. Hal ini untuk menghindari pengunjung yang menyusup tanpa tiket, sehingga sejak diberlakukan kenaikan harga tiket ini maka untuk masuk ke setiap candi yang berbeda akan mengalami pemeriksaan yang lumayan ketat.


 Gambar : Angkor Pass Card dan Circle tour maps Angkor Wat

Sarapan pagi dan Makan sore selama tour angkor wat ini kami singgahi di dua macam restaurant Muslim, kebutuhan makan tentu tidak termasuk tanggungan dalam tour ini, mengenai keperluan makan akan dikenakan charge pribadi. Harga makan di dalam area Angkor Wat akan lebih mahal dibanding diluar area Angkor, selisihnya bisa 1 US$ hingga 2 US$. Jika harga makanan sekitar Angkor Wat di angka 3 US$ sampai dengan 5 US$ rata-rata, beda harga lagi jika diluar area percandian nilainya akan menurun sekitar 1,5 US$ hingga 2,5 US$ saja. Berhubung sarapan pagi tidak bisa terlalu jauh dan keluar dari area komplek Angkor Wat yang super luas ini maka setelah selesai sunrise di Angkor Wat kami putuskan untuk sarapan pagi di tempat makanan halal yang berada tak jauh dari Gate Angkor Wat tersebut.



 Gambar : Angkor Halal Restaurant di kawasan percandian Angkor Wat

Usai sarapan pagi kami pun melanjutkan perjalanan mengelilingi candi seharian di seluruh area di Angkor lainnya, diantaranya: Kawasan Agkor Thom, Bayon, Phimmeneakas, Chau Say Tevoda, Ta Phrom, Thommanon, Ta Keo, Terrace of Ellephant dan lain-lain. Rute dan letaknya sebagai beikut:

 Gambar : Angkor Temple Map Siem Reap

Cukup lelah untuk menyelesaikan dan mengelilingi semua area percandian Angkor ini, karena selain panas yang luar biasa, kita pun diharuskan berjalan di seluruh area candi yang sangat luas. Rute yang kami lalui adalah eksplore Angkor Wat dari sunrise hingga pukul 08.00 dilanjutkan sarapan pagi, kemudian masuk ke Angkor Thom dan menjelajahi area didalamnya seperti Bayon, Baphuon, Terrace Of Elephant, Phimmeneakas, Thommanon, Chau Say Tevoda, Ta Keo, Ta Phrom dan Banteay Kdei.



 Gambar : Percandian di area Angkor

Perjalanan lebih detil mengenai kunjungan ke Angkor ini akan saya jelaskan lebih spesifik lagi di cerita mengenai trip ke Cambodia nantinya. Nah setelah selesai mengunjungi kawasan percandian angkor kami pun bergegas kembali menuju tuk-tuk bang salim dan mencari makan di sore hari. Bang Salim mengajak kami untuk mencoba hidangan di luar area Angkor milik keluarganya yang tentunya harganya lebih murah.







 Gambar : The Siem Reap Backpacker Halal Restaurant Menu

Cerita lengkapnya tentang perjalanan saya menjelajahi Siem Reap Kamboja akan diulas lebih lanjut lagi nanti di cerita berikutnya mengenai trip ke Cambodia. Selesai dari makan sore kami pun berlanjut balik ke hotel dan malamnya mengunjungi wisata malam Siem Reap dan sempat bertemu dengan para backpacker lainnya yang sedang berwisata di Siem Reap.




Gambar : Meet up bareng backpacker Indonesia di Siem Reap
 Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Cambodia

Perjalanan kami pun di Siem Reap berakhir sampai disini, esok pagi kami akan memperisapkan diri lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Thailand. See you again Siem Reap Cambodia, semoga suatu hari nanti bisa mampir kesini lagi. Berikut catatan biaya yang saya keluarkan selam trip di negara Cambodia.
Hari/tanggal
Itinerary
Waktu
Selasa, 06 Agustus
-        Berangkat dari Ho Chi Minh City ke Phnom Penh
-        Melanjutkan perjalanan dari Phnom Penh ke Siem Reap
-        07.00 – 14.00 wib

-        15.00 – 22.00 wib
Rabu, 07 Agustus
-        Tour Sunrise Angkor Wat
-        Sarapan di Angkor Halal Restaurant
-        Tour lanjutan ke Angkor Thom dan menjelajahi area didalamnya seperti Bayon, Baphuon, Terrace Of Elephant, Phimmeneakas, Thommanon, Chau Say Tevoda, Ta Keo, Ta Phrom dan Banteay Kdei
-        Makan Siang di Backpacker Halal Resturant
-        Kembali ke Hostel dan Istirahat
-        04.30 – 08.00 wib
-        08.00 – 09.00 wib
-        09.3016.00 wib





-        16.3017.30 wib

-        18.00 – 06.00 wib
Kamis, 08 Agustus
-        Perjalanan Ke Bangkok
-        08.00 – 18.00 wib

Biaya yang dikeluarkan
Rincian
Total
Sarapan Pagi
Nasi lemak ayam
US$ 4
Sewa tour Tuk-tuk
Circle half tour + Sunrise US$ 15 (4 pax)
US$ 4.75
Makan siang
Makan siang US$ 16.25 (4 pax)
US$ 4
Cemilan dan lain-lain
Jajan food street
US$ 2
Tiket Wisata
Tiket masuk Angkor Wat
US$ 37
TOTAL
US$  51.75

Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Siem Reap adalah sebesar US$ 14.75 dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 13.800 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 714.150,-


                            

NEGARA ASEAN KE-5 – THAILAND (BANGKOK)
Pagi ini 8 Agustus 2019 kami akan segera meninggalkan Cambodia untuk menuju ke Thailand (Bangkok). Kami menggunakan bus Travel Mart di terminal yang berada di area Vireak Buntham. Bus ini sebelumnya telah kami reserved di Indonesia, sehingga waktu sebelum keberangkatan cukup  menunjukkan code booking nya saja ke petugas loket.


 Gambar : Loket keberangkatan dan informasi mengenai perjalanan selama di Bus menuju Thailand

Pukul delapan pagi ini kami akan berangkat menuju Bangkok. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 11 hingga 12 jam waktu tempuh via darat sudah termasuk waktu border imigrasi di perbatasan Poipet. Saat keluar imigrasi Cambodia kami diminta uang oleh petugasnya sebesar 100 Baht, entah memang lagi apes atau memang kebiasaan buruk orang sini yang melakukan pungli kepada setiap wisatawan asing yang ingin keluar dari negaranya, kami tidk mau ambil pusing yang penting lancar saja . Saya memilih untuk tidak mempermasalahkan hal ini saat di Negara orang dikarenakan tidak ingin dipersulit dan segera tiba di Bangkok dengan lancar. Setelah keluar dari boder imigrasi Cambodia kami pun berlanjut menuju ke imigrasi Thailand. Waktu mengantri lumayan lama, sekitar 2 jam akhirnya kami pun selesai memperoleh stamp masuk dan kembali menuju Bus yang telah menunggu di parkiran.

Sebagai catatan jika kalian menggunakan bus antar negara jangan lupa memoto nomor plat bus dan mengingat bus apa yang digunakan tadi, karena jika keberangkatan kalian bertepatan dengan ramainya kedatangan wisatawan yang keluar dari Cambodia menuju Thailand maka kalian akan sedikit sulit untuk menemukan dimana mobil kalian di parkiran. Dan kebetulan karena saya berangkat di pagi hari dan tiba di perbatasan siang hari sehingga keadaan lebih lengang, dan biasanya wisatawan akan ramai di malam hari karena kebanyakan lebih memilih berangkat malam sekaligus bisa istirahat di dalam bus, namun konsekuensinya adalah kamu akan dibangunkan tengah malam saat sedang mengantuk dan harus menjalani proses antri imigrasi yang akan semakin lama dikarenakan yang akan masuk dan keluar dari kedua negara tersebut lebih ramai ketimbang siang hari.
Gambar : Parkiran tempat bus menunggu penumpang yang sedang pemerikasaan di imigrasi
Bus pun kembali berlanjut pukul 14.00 dan akhirnya kami tiba di kawasan Khaosan Road sekitar pukul 17.30. setelah seluruh penumpang turun kami pun bergegas ke Hostel tempat kami akan menginap untuk checkin dan bersih-bersih. 


Gambar : Memasuki kota Bangkok

Setelah istirahat sejenak malam nya pun kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi pertama kami di Bangkok, yaitu China Town. Sebelum menuju China town kami menyempatkan diri untuk makan malam dulu disekitaran Khaosan Road, ada satu tempat yang menjual makanan halal terdekat disana yang bisa kami capai dengan berjalan kaki. Setelah makan kami berlanjut menuju ke China Town Yaowarat menggunakan tuk-tuk yang telah kami tawar dengan harga net menjadi 100 Baht saja untuk 4 orang dikarenakan malam itu harga menggunakan Grab meningkat sehingga kami memilh opsi untuk menggunakan tuk-tuk saja.

Gambar : Kendaraan tradisional tuk-tuk dan wisata di China town Yaowarat
Malam ini kunjungan wisata kami sudahi di China Town, berhubung masih sedikit lelah kami memilih untuk segera pulang agar bisa lebih fit untuk perjalanan esok hari di berbagai destinasi di kota Bangkok. Kami memilih opsi menggunakan Grab kembali untuk transportasi pulang, diakrenakan sudah lumayan malam sehingga harga transportasi kembali turun, malam itu kami mendapatkan Grab car seharga 88 Baht untuk mengantarkan kami dari kawasan China Town ke Khaosan Palace Hotel di area Khaosan Road.

Pagi hari di tanggal 9 Agustus kami melanjutkan perjalanan mengunjungi berbagai destinasi wisata di Bangkok. Saya hanya akan menceritakan gambaran umum saja tempat-tempat yang saya kunjungi selama di Bangkok beserta biaya yang dikeluarkan, setelahnya akan saya ceritakan kembali lebih spesifik di blog mengenai perjalanan selama di Thailand nanti. Wisata yang saya kunjungi hari ini selama di Bangkok adalah ke Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun dan Thai Masked Dance kemudian dilanjutkan malam menuju ke MBK Mall dan Asiatique.



 Gambar : Kunjungan wisata hari ke-2 di Bangkok

Setelah kunjungan destinasi hari kedua di Bangkok usai kami pun kembali ke hostel. Pagi harinya setelah checkout hostel kami pun melanjutkan perjalanan hari ketiga di kawasan belanja murah paling populer di Bangkok yaitu Cathuchak Market. Puas mengunjungi area Cathuchak yang sangat luas ini kami pun bergegas segera menuju Don Mueang untuk melanjutkan perjalanan menuju Vientiane Laos.

Gambar : Kunjungan wisata hari ke-3 di Cathuchak

 Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Thailand

Hari/tanggal
Itinerary
Waktu
Kamis, 08 Agustus
-        Makan malam di Khaosan Road
-        Wisata di China Town
-        20.00 – 21.30 wib
-        22.00 – 00.00 wib
Jumat, 09 Agustus
-        Wisata ke Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun dan Thai Masked Dance
-        Wisata malam di MBK Mall dan Asiatique
-        08.30 – 16.00 wib


-        18.30 – 23.00 wib
Sabtu, 10 Agustus
-        Wisata belanja di Cathuchak Market
-        Menuju Bandara Don Mueang
-        11.00 – 14.00 wib
-        15.00 – 15.30 wib

Biaya yang dikeluarkan
Rincian
Total
Makan 6x
Makan malam hari pertama, 3x hari kedua, dan 2x hari ketiga
THB 400
Grab Car
Grab China Town – Khaosan Road THB 88 (4 pax)
THB 22
Grab Car
Grab Khaosan Road – Grand palace THB 81 (4 pax)
THB 20.25
Grab Car
Grab Old Siam – Wat Pho THB 65 (4 pax)
THB 16.25
Grab Car
Grab Sathorn - Khaosan Road THB 199 (4 pax)
THB 49.75
Grab Car
Grab Khaosan Road – Cathucak Marjet gate 2 THB 134 (4 pax)
THB 33.50
Grab Car
Grab cathuchak – Don Mueang THB 253 (4 pax)
THB 63.25
Tuk-Tuk
Tuk-Tuk Khaosan Road – china Town THB 100 (4 Pax)
THB 25
Tuk-tuk
Tuk Tuk Khaosan Road – MBK Mall THB 150 (4 pax)
THB 37.50
Tuk-Tuk
Tuk Tuk MBK Mall – Saphan Taksin (Asiatique) THB 200 (4 pax)
THB 50
Tiket Wisata
Tiket Grand palace
THB 500
Tiket Wisata
Tiket Wat Pho
THB 200
TOTAL
THB 1.414.50

Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Bangkok  adalah sebesar THB 1.414.5 dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 470 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 664.580,-




NEGARA ASEAN KE-6 – LAOS (VIENTIANE)
Keberangkatan saya ke Laos hari ini hanyalah trip sekejap saja, sebenarnya saya tidak begitu tertarik untuk mengunjungi negara ini karena menurut info yang saya baca tidak ada wisata yang begitu worth it yang bisa dijelajahi di area terdekat yang ada di ibukota Laos di Vientiane ini, maka berhubung saya dan satu teman saya yang tertarik untuk mendatangi laos dan kebetulan kami mendapatkan tiket pesawat promo yang hanya IDR 800.000-an maka kami putuskan untuk mendatangi negara ini sekejap untuk memenuhi syarat melengkapi ekspedisi perjalanan menuju ke ASEAN di tahun 2019 ini kemudian akan balik terbang kembali ke Bangkok.
Gambar : Wattay InternationalAirport di Vientiane Laos
Di Vientiene saya hanya menyempatkan diri untuk mendatangi Patuxai monument saja. Bangunan ini mirip dengan Arch De Trimphe di paris, Perancis dan serupa dengan yang ada di kota Kediri juga di Jawa Timur. Akses menuju kesini dari bandara pun cukup dekat. Patuxai monument ini merupakan lambang kemerdekaan yang diberikan Perancis kepada Laos kala itu. Disini sangat sulit menemukan taksi, adanya bus dan tuk-tuk saja kebanyakan. Jaraknya sekitar 8 KM saja dari Wattay Internasional Airport. Negara ini cukup lengang dan berdebu dan tepat sekali pilihan kami untuk sekedar menyambangi negara ini sejenak dan tidak berlama-lama mengeksplorasi wisata di negara ini.

 Gambar : Patuxay Monument di Vientiane Laos

Setelah menyelesaikan kunjungan ke Patuxai monument kami langsung segera kembali ke bandara untuk kembali ke Bangkok dan melanjtkan penerbangan malam ke Myanmar. Sunggu trip antar negara yang singkat sekali  :D 
Hari/tanggal
Itinerary
Waktu
Sabtu, 10 Agustus
-        Flight ke Laos
-        Visit Patuxai Monument
-        Flight ke Don Mueang
-        15.00 – 16.00 wib
-        16.30 – 18.00 wib
-        19.30 – 20.30 wib

Biaya yang dikeluarkan
Rincian
Total
Tuk-Tuk
Luar Bandara Wattay – Patuxai Monument 20.000 KIP (2 pax)
10.000 KIP
Tiket Wisata
Tiket masuk Patuxay
5000 KIP
Tuk-Tuk
Patuxai Monument - Luar Bandara Wattay 18.000 KIP (2 pax)
9.000 KIP
TOTAL
24.000 KIP

Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Vientiane adalah sebesar 24.000 KIP dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 1.60 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 38.333,-



NEGARA ASEAN KE-7 – YANGON (MYANMAR)
Malam ini kami berempat kembali bertemu di Don Mueang International Airport dan akan melanjutkan perjalanan menuju ke Yangon. Perjalanan dimulai dari pukul 22.00 malam ini dengan lama perjalanan selama satu jam. Kami pun tiba di Yangon International Airport 22.30, terdapat perbedaan waktu di Yangon 30 menit lebih lambat dibandingkan Thailand. Setelah melewati pemeriksaan imigrasi di bandara kami langsung memesan Grab dan menuju ke sostel. Jarak dari bandara ke Backpacker hostel yang akan menjadi tempat menginap kami nantinya sekitar 30 menit, kami pun tiba di hostel pukul 23.30 dan langsung istirahat untuk kemudian melanjutkan perjalanan mengunjungi berbagai destinasi tempat wisata esok hari di Yangon. Oh iya sebagai catatan penting, mata uang Myanmar tidak dijual di Negara manapun, jadi kalian hanya bisa mendapatkan mata uang Myanmar Kyat di Negara mereka sendiri. Di bandara terdapat counter money changer yang menyediakan jasa penukaran mata uang, siapkan mata uang yang telah kamu tukarkan ke US$ sebelumnya. Jangan takut untuk menukar di bandara, karena nilai tukar di bandara akan sama saja dengan di tempat lainnya di Yangon, karena mungkin regulasi dari negara mereka sudah mengatur dan menetapkan mengenai harga tukar-menukar ini.




 Gambar : Backapcker Hostel di Yangon

Hostel yang kami tempati sangat nyaman, dengan harga yang sangat hemat kami sudah mendapakan dormitory room yang nyaman dan bersih serta free sarapan pagi. Dari semua negara ASEAN yang telah saya kunjungi menurut saya Myanmar (Yangon) paling hemat mengenai urusan biaya hidup. Hampir kebanyakan makanan dan transportasi termasuk ramah kantong, bahkan harganya mencapai setengah harga makanan kita yang dijual di Indonesia.

Gambar : Menu sarapan pagi di backpacker hostel lantai 2
Pagi ini kami akan mengunjung beberapa destinasi menarik di Yangon, diantaranya : Botahtaung pagoda, Sule Pagoda, Shwedagon Pagoda, Mahabandoola park, Yangon High Court, Karaweik palace dan Kandawgyi lake. Perjalanan kami mengunjungi destinasi wisata di Yangon akan saya jelaskan lebih lengkap lagi di cerita khusus tentang perjalanan selama di Myanmar.


Gambar : Destinasi wisata di Yangon
Perjalanan di hari ketiga di Yangon yang seharusnya akan berlanjut ke Bagan sayangnya kita batalkan dikarenakan cuaca buruk, beberapa daerah mengalami banjir dan beberapa jalan utama mengalami longsor saat ini. Berhubung hari ini bertepatan dengan hari raya Idul Adha dan saya pun mendapatkan undangan dari kedutaan besar Indonesia di Yangon untuk menunaikan sholat Ied bersama, saya pun memilih alternatif untuk berkumpul serta merayakan lebaran qurban bersama-sama dengan warga Indonesia di Yangon.

Di hari ini pun saya berkumpul bersama seluruh warga Indonesia yang merayakan Ied di Yangon sembari berbagi cerita bersama banyak orang Indonesia yang telah menetap dan bekerja disini. Suasana hari ini begitu khidmat dan berasa kekeluargaan Indonesia-nya sembari menikmati hidangan kuliner khas Indonesia. Saya pun berkeempatan berfoto bersama Duta Besar Indonesia Yangon Bpak Prof, Dr Iza Fadri seusai sholat Ied telah dilaksanakan.

Gambar : Kedutaan Besar Indonesia Yangon dan Bpk Prof Dr Iza fadri (Duta Besar)
Seusai melaksanakan shalat Ied dan berkumpul bersama warga Indonesia kami pun melanjutkan perjalanan berikutnya. Wisata hari ini adalah kulineran dan mengunjungi beberapa kawasan belanja yang jadi favorit pelancong saat ke kota Yangon. Di hari ini kami kulineran di d’Penyet yangon dan Rangon Tea House yang menyediakan makanan khas Myanmar.



 Gambar : Menu makanan D’Penyetz Yangon

Menu makanan yang ditawarkan di D’Penyetz adalah menu makanan khas lidah Indonesia dan Melayu, cocok bagi lidah kami yang setelah sekian hari tidak bersentuhan dengan makan negara sendiri. Lain lagi untuk menu yang ditawarkan di Rangon Tea House, kulineran disini menyajikan makanan tradisional dan khas Myanmar, diantaranya yang kami pesan berdasarkan rekomendasi orang Indonesia yang sudah lama berdomisili di Yangon dan cocok dengan lidah orang Indonesia seperti Briyani Chicken, Coconut Noodle, Tea Leaf Salad, Mohinga Soup dan La Fe Tey (Teh khas Myanmar).

 Gambar : Menu makanan khas Myanmar di Rangon Tea House

  Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Myanmar

Setelah menyelesaikan perjalanan wisata di Yangon kami pun kembali ke hostel untuk kemudian istirahat dan melanjutkan perjalanan esok hari di tanggal 13 Agustus ke negara berikutnya.
Hari/tanggal
Itinerary
Waktu (waktu Myanmar)
Sabtu, 10 Agustus
-        Flight ke yangon
-        Menuju ke Backpacker Hostel
-        Istirahat
-        22.00 (WIB) – 22.30
-        23.00 – 23.30
-        23.30 – 00.00
Minggu, 11 Agustus
-       Wisata Botahtaung pagoda, Sule Pagoda, Shwedagon Pagoda, Mahabandoola park, Yangon High Court, Karaweik palace dan Kandawgyi lake
-        Kembali ke hostel dan istirahat
-        08.00 – 17.00




-        19.00 – 19.30
Senin, 12 Agustus
-        Sholat Ied di Kedutaan
-        Ramah tamah bersama warga Indonesia
-        Kulineran dan Wisata Belanja
-        Istirahat
-        07.00 – 08.00
-        08.30 – 10.00

-        10.00 – 15.00
-        18.00 – 19.00
Selasa, 13 Agustus
-        Flight Yangon ke Manila
-        08.25 – 22.30

Biaya yang dikeluarkan
Rincian
Total
Makan 6x
Makan malam hari pertama, 3x hari kedua, dan 2x hari ketiga
MMK 43.000
Grab Car
Grab Yangon Airport - Hotel MMK 7.900 (4 pax)
MMK 1.975
Grab Car
Grab Hostel – Botahtaung Pagoda MMK 1.900 (4 pax)
MMK 475
Grab Car
Grab Botahtaung – Mahabandoola MMK 2.000 (4 pax)
MMK 500
Grab Car
Grab Mahabandoola Shwedagon MMK 2.100 (4 pax)
MMK 525
Grab Car
Grab Shwedagon Pagoda – D’Penyetz MMK 1.900 (4 pax)
MMK 475
Grab Car
Grab D’Penyetz – Kandawgyi Park MMK 2.800 (4 pax)
MMK 700
Grab Car
Grab Karaweik – Hostel MMK 2.200 (4 pax)
MMK 550
Grab Car
Grab Hostel – KFC Bogyoke MMK 1.900 (4 pax)
MMK 475
Grab Car
Grab KFC Bogyoke - Hostel MMK 1.800 (4 pax)
MMK 450
Grab Car
Grab Hostel – Embassy of Indonesia MMK 2.400 (4 pax)
MMK 600
Grab Car
Grab Embassy of Indonesia – Myanmar Culture valley MMK 2.300 (4 pax)
MMK 575
Grab Car
Grab Hostel – Rangon tea house  MMK 1.500 (4 pax)
MMK 375
Grab Car
Grab Hostel – Yangon Airport MMK 7.100 (4 pax)
MMK 1.775
Tiket Wisata
Tiket masuk Mahabandoola & Botahtaung
MMK 6.000
Tiket Wisata
Tiket masuk Sule Pagoda
MMK 4.000
Tiket Wisata
Tiket masuk Shwedagon
MMK 10.000
Tiket Wisata
Tiket masuk Karaweik
MMK 2.000
TOTAL
MMK 74.450

Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Yangon adalah sebesar MMK 74.450 dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 9.15 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 681.230,-. Perjalanan kami di Myanmar berakhir malam ini, dan besok kami akan bersiap-siap untuk berangkat menuju negara ASEAN berikutnya yaitu Phillpines.



NEGARA ASEAN KE-8 – PHILLIPINES (MANILA)
Pagi ini kami akan melanjutkan perjalanan ke Manila. Perjalanan menyeberangi daratan Indochina dan lautan akan kami lakukan sesaat lagi. Pukul 05.00 kami sudah bersiap check out dari hostel untuk menuju ke bandara. Perjalanan kami ke negara berikutnya ini akan kami lakukan bertiga sementara satu teman kami lainnya akan terhenti di negara Indochina saja dikarenakan cuti nya yang tak bisa lebih lama lagi. Pukul 05.30 kami telah tiba di bandara dan check in ticket. Waktu tempuh perjalanan akan kami lewati selama 6 jam mengudara, dengan perjalanan selama 2 jam dari Yangon menuju negara transit Malaysia kemudian dilanjutkan dengan penerbangan berikutnya ke Manila dengan waktu tempuh penerbangan udara selama 4 jam. Kami tiba di Manila sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Waktu lokal disini sama seperti Indonesia bagian tengah, sehingga selisih waktunya 1,5 jam lebih awal dibandingkan Myanmar.

Setibanya di Manila karena sudah begitu letih kami pun menyegerakan diri untuk menuju hotel menggunakan Grab, karena esok hari kami akan melanjutkan perjalanan lagi mengelilingi wisata disekitar kota Manila. Hotel yang kami dapati lumayan bagus dan dekat dengan akses wisata. Malam itupun kami segera istirahat agar stamina untuk eksplorasi di Manila kembali pulih besok pagi.


 Gambar :Tampak Outdoor Hotel Governor dan Kamar yang kami reserved

Tanggal 14 hari ini kami akan berencana mengunjungi berbagai tempat wisata di Manila, diantaranya yang berhasil kami datangi adalah Fort Santiago dan Casa Manila di Intramuros, Qui Apo Church, Manila cathedral, Rizal Park dan Manila Bay Walk. Malam nya kami mengunjungi Dampa Seaside tempat kulineran favorit para turis saat berwisata di Manila. Kemudian di hari ketiga di Manila kami mengunjungi Venice Grand Canal dan Divisoria Mall. Cerita mengenai masing-masing lokasi wisata akan saya jelaskan lebih spesifik lagi di kisah perjalanan selama di Phillipines di cerita blog tersendiri nantinya.





 Gambar :Wisata yang dikunjungi selama di Manila

 Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Phillippines

Selama tiga hari di kota Manila kami pun dengan berat hati harus kembali meninggalkan negara ASEAN ini seperti negara-negara sebelumnya, hari ini tanggal 15 setelah ekspolari destinasi wisata kami akan melanjutkan penerbangan ke negara ASEAN berikutnya, yaitu Brunei Darussalam. Usai sudah perjalanan kami, walau belum kesampaian mencapai Boracay dan kepulauan lainnya semoga suatu hari nanti bisa datang kembali ke negara ini untuk mengunjungi lebih destinasi indah lainnya. Sore ini kami berangkat menuju Ninoy Aquino Internasional Airport karena malam ini penerbangan menuju Brunei akan dimulai pukul 21.25 nanti. Berikut rincian perjalanan saya di Manila beserta budget yang dikeluarkan.
Hari/tanggal
Itinerary
Waktu
Selasa, 13 Agustus
-        Flight Yangon - Manila
-        Menuju ke Governor Forbes Hotel
-        Istirahat
-        28.25 – 22.30
-        23.00 – 23.30
-        23.30 – 00.00
Rabu, 14 Agustus
-  Visit Fort Santiago dan Casa Manila di Intramuros, Qui Apo Church, Manila cathedral, Rizal Park dan Manila Bay Walk
-        Malam berwisata ke Dampa Seaside
-        Menuju Hotel
-        Kembali ke Hotel dan Istirahat
-        08.00 – 17.00


-        18.30 – 21.00
-        22.00 – 23.00
-        23.30 – 07.00
Kamis, 15 Agustus
-        Visit Divisoria Mall dan Venice Grand Canal
-        Menuju Bandara
-        Flight Manila ke Brunei
-        09.00 – 15.00
-        15.30 – 16.00
-        21.25 – 22.30

Biaya yang dikeluarkan
Rincian
Total
Makan 5x
Makan malam hari pertama, 3x hari kedua, dan 2x hari ketiga
PHP 856
Grab Car
Grab NAIA Airport– Governor Forbes Hotel PHP 300 (3 pax)
PHP 100
Grab Car
Grab Hotel – Minor Bassilica Black Nazarene PHP 170 (3 pax)
PHP 56.6
Grab Car
Grab Qui Apo – Manila Cathedral PHP 140 (3 pax)
PHP 46.7
Grab Car
Grab Manila Cthedral – Hotel PHP 200 (3 pax)
PHP 66.7
Grab Car
Grab Hotel – Rizal Park PHP 270 (3 Pax)
PHP 90
Grab Car
Grab Manila Bay Walk – dampa Seaside PHP 220 (3 pax)
PHP 73.3
Grab Car
Grab Hotel – Divisoria Mall PHP 200 (3 pax)
PHP 66.7
Grab Car
Grab Divisoria Mall – Venice Grand canal PHP 410
PHP 136.7
Grab Car
Grab Venice Grand Canal – NAIA Airport PHP 290
PHP 96.7
Tiket Wisata
Tiket masuk Fort Santiago PHP 75
PHP 75
TOTAL
PHP 1.664,4

Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Manila  adalah sebesar PHP 1.664,4 dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 292 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 486.000,-. Perjalanan kami di Manila berakhir hari ini, dan malam ini kami akan bersiap-siap untuk berangkat menuju negara ASEAN berikutnya yaitu Brunei Darussalam.


NEGARA ASEAN KE-9 – BRUNEI DARUSSALAM
Setelah melewati penerbangan sekitar 2 jam akhirnya pesawat kami pun lepas landas di Brunei Internasional Airport. Kali ini tidak ada Grab dan tidak ada kendaraan online yang akan kami gunakan karena Grab memang belum ada di negara ini. Dari sumber informasi yang saya peroleh bahwa Brunei memiliki tranportasi online milik lokal sendiri bernama “Dart” namun tidak saya gunakan karena selama disini kami berencana akan menggunakan jasa dai Host AirBNB yang rumahnya kami sewa selama dua hari kedepan dan Host tersebut menjanjikan kepada kami akan menjadi guide yang mengantar saat drop wisata pagi dan menjemput saat malam telah selesai berwisata.


 Gambar :Homestay kak Eirene yang saya sewa via AirBnB

Menurut saya Brunei adalah negara citarasa Uni Emirat Arab. Jika dilihat hampir semua tempat menggunakan tulisan arab melayu. Banyak hal yang berbanding terbalik antara ekspektasi awal saya tentang Brunei sebelum dan setelah menyambangi negeri sultan ini. Sebelum kesini saya sempat berpikir bahwa pakaian para masyarakat disini benar-benar syar'i, tapi ternyata kehidupan modern dunia Brunei yang saya lihat justru sama seperti kota lainnya, wanita berhijab biasa saja malah tidak saya temukan satu pun yg bercadar, laki-laki maupun perempuan bepergian keluar rumah dengan celana pendek tidak menjadi masalah, non muslim bahkan juga banyak dan mereka saling toleran, satu lagi bahwa ternyata tidak semua masyarakat brunei kaya semua kok, ya sama lah seperti kita.

Paling wow tentang Brunei adalah semua orang rata-rata memiliki mobil bahkan dua hingga tiga. Sepeda motor adalah kendaraan langka, hanya digunakan oleh para postman saja untuk mengantar surat. Soal pendidikan memang jempolan semua gratis, PNS digaji dua kali sebulan, pada minggu kedua dan akhir bulan. Para manula berusia 55 tahun ke atas akan mendapat tunjangan setiap bulan dr sultan sebesar BND 300 (setara 3 juta rupiah) tanpa memandang status kamu pensiunan PNS atau rakyat biasa.

Soal kesehatan info yang saya peroleh dari Host AirBNB kita dulu memang gratis, namun sekarang ada pembebanan biaya dan itu kecil sekali namun dikecualikan untuk anak-anak hingga nanti ia berusia 12 tahun semua fasilitas kesehatan apapun gratis. Nah ada lagi nih soal pajak bisa dibilang tidak ada sama sekali, mau buka usaha pun bebas pajak yang penting kamu mau kerja dan berusaha aja. Duh gregetan sekali saya dengan negara Brunei ini, sempat terpikir kepingin jadi warga negaranya secara tinggal disini tenang dan tidak ada kemacetan. Apalagi hari Jumat itu hari libur kerja, kalaupun ada toko dan kantor swasta yang buka, maka mereka wajib tutup dari pukul 11.30 s.d 14.30.

Hari kedua di Brunei tepatnya tanggal 16 Agustus, tak mau berlama-lama di rumah setelah menyantapi sarapan yang telah disipakan kak Eirene kami langsung meminta James (suami Kak Eirene) untuk drop kami di area. Berbaga destinasi wisata yang kami kunjungi hari itu dari pagi hingga malam pun  selesai kami jajal, diantaranya Masjid Sultan Omar Ali Syaifuddien (SOAS), Istana Nurul Iman, Kampong Ayer, Gadong Night Market, Masjid Jame Asr’, hingga menikmati Nasi Katok yang fenomenal dan murah di kalangan Backpacker. Semua akan saya bahas lebih detail di cerita selanjutnya di kisah Perjalanan negara Brunei.





Gambar :Perjalanan wisata selama di Brunei Darussalam

 Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Brunei & Malaysia

Ada info unik, jika kamu ingin menjadi warga negara mereka jangan begitu berharap deh, itu impian yang sulit sekali diwujudkan apalagi nagi  pria seperti saya yang bukan dari warga asli Brunei, karena biasanya seandainya pun kita mendapatkan istri warga sini tidak semerta-merta dengan mudah bisa jadi warga Brunei,nah beda hal lagi jika prianya asli warga Brunei dan istri berkebangsaan lain masih ada harapan itupun dengan syarat setelah masa beberapa tahun tinggal di negara Brunei baru kemudian sah menjadi warga mereka.

Alasan pribadi kenapa kamu mesti suatu hari nanti harus mengunjungi negara Brunei ini. Pertama, Brunei itu adalah negara Asean yang paling sedikit menjadi tujuan pelancongan traveler dari Indonesia, sehingga informasi pun masih tidak begitu banyak diulas. Kedua, Brunei itu negara eksklusif diantara semua negara Asean (menurut saya sih) sehingga apapun tentang Brunei pasti bikin orang penasaran.

Bicara tentang Brunei tidak lengkap rasanya tanpa menceritakan hal-hal wah tentang negara Sultan ini. Alasan kenapa kamu mesti bikin wishlist kamu ke Brunei karena negara ini negara tujuan wisata yang paling aman, damai, tentram tidak ada macet. Satu hal yang bikin saya takjub di negara ini adalah pengendara mobil (disini sepeda motor barang langka ya) sangat menghormati pejalan kaki, kaya ala-ala di Jepang gitu. Awalnya saya berpikir ini kebetulan, tapi sekian kali menyebrang jalan semua perlakuan pengendara mobil seperti itu. Mereka akan dengan otomatis berhenti di jalur penyeberangan (meski sedang lampu hijau) untuk memberikan kesempatan para pejalan kaki menyeberang duluan. Negara ini tidak ada macetnya dan malah lengang, sehingga lampu lalu lintas tidak begitu diperhatikan, malah pejalan kaki adalah prioritas, karena saya lihat budaya mereka disini tidak ada yang terburu-buru, semua orang berkendara dengan sangat hati-hati dan pelan, tentu beda sekali dengan pengendara negara kita pada umumnya.

Ada lagi yang wah nih, waktu itu Host dari pemilik AirBNB kita James mengisi bensin, dan dia bercerita bahwa Bensin disini harganya hanya 35 sen 0,35 $ atau setara 3.500 saja per liter dengan kualitas Bensin yang sudah sangat bagus dengan campuran Kelapa sawit. Brunei sungguh luar biasa sekali bukan? Berikut rincian perjalanan saya di Brunei beserta budget yang dikeluarkan.
Hari/tanggal
Itinerary
Waktu
Kamis, 15 Agustus
-        Flight Manila - Brunei
-        Menuju Homestay
-        Istirahat
-        21.25 – 22.30
-        23.00 – 23.00
-        23.30 – 07.00
Jumat, 16 Agustus
-        Visit Masjid Sultan Omar Ali Syaifuddien (SOAS), Istana Nurul Iman, Kampong Ayer, Gadong Night Market, Masjid Jame Asr’
-        Menuju Homestay
-        Kembali ke Homestay dan Istirahat
-        08.00 – 20.00


-        20.30 – 21.00
-        21.30 – 07.00
Sabtu, 17 Agustus
-        Menuju Bandara Brunei International Airport
-        Flight Malaysia
-        07.00 – 07.30
-        09.30 – 11.50

Biaya yang dikeluarkan
Rincian
Total
Sarapan 2x
Sarapan pagi di rumah Host AirBnB
Free
Makan 2x
Makan Siang Nasi Katok 2x
BND 2
Tiket wisata
Tour keliling Kampong Ayer BND 25 (3 Pax)
BND 8.3
Bus Awam
Bus Bandar – Jame’ Asr
BND 1
Bus Awam
Bus Jame’ Asr - Gadong
BND 1
TOTAL
BND 12.3

Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Brunei Darussalam adalah sebesar BND 12,3 dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 10.340 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 127.182,-. Perjalanan kami di Brunei berakhir hari ini, dan besok pagi  kami akan bersiap-siap untuk berangkat menuju negara penutup perjalanan ke negara-negara ASEAN yaitu Malaysia.


NEGARA ASEAN KE-10 – MALAYSIA (KUALA LUMPUR)
Pagi ini kami berangkat dari Brunei menuju malaysia. Pagi ini saya tiba di malaysia, awalnya saya tidak ingin berjalan-jalan ke kuala lumpur karena sudah begitu mainstream, namun karena connecting flight saya mengalami delayed maka saya putuskan berkeliling sebentar saja. Perjalanan singkat saya di malaysia hanya meyempatkan diri berkunjung ke Batu cave dan dataran merdeka, kemudian kembali lagi ke bandara dan melanjutkan penerbangan pulang ke Palembang dilanjutkan perjalan darat ke Jambi.



Gambar :Perjalanan wisata selama di Malaysia

Hari/tanggal
Itinerary
Waktu
Sabtu, 17 Agustus
-        Flight Brunei - Malaysia
-        Visit Batu Cave dan Merdeka Square
-        Kembali ke Bandara
-        Flight Malaysia – Palembang
-        Travel Palembang - Jambi
-        09.30 – 11.50
-        12.30 – 17.00
-        17.30 – 18.00
-        20.00 – 20.00 (wib)
-        20.00 – 03.00
Minggu, 18 Agustus
-        Tiba di Jambi
-        03.00

Biaya yang dikeluarkan
Rincian
Total
Sky Bus
Sky Bus PP Bandara – KL Sentral
MYR 24
KTM
KTM KL Sentral – Batu Cave PP
MYR 8
LRT
LRT KL Sentral – Jamek Station (Kelana Jaya Line)
MYR 2.6
Minuman 3x
KL Sentral
MYR 3
Travel
Travel Palembang – Jambi
BND 1
TOTAL
MYR 38.6 + 100.000 IDR

Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Brunei Darussalam adalah sebesar MYR 38.6 dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 3.600 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 138.960 + IDR 100.000 (Travel) = IDR 238.960. Perjalanan saya di Malaysia berakhir hari ini, dan malam ini saya akan bersiap-siap untuk berangkat menuju Palembang dan langsung menuju ke Jambi. Secara garis besar seperti inilah perjalanan yang saya lewati selama melakukan Trip ke negara ASEAN. Begitu banyak kisah perjalanan yang tak terlupakan dan menjadi momen yang sangat berkesan.

Semoga kisah saya dapat menginspirasi sahabat pembaca semua dan menjadi motivasi bahwa untuk melakukan perjalanan yang luar biasa tidak mesti takut akan biaya yang mahal, semua bisa di akali selaggi kita sudah mematangkan itinerary sejak awal sebelum trip dialkukan. Jika masih penasaran bagaimana kisah lebih lengkap di setiap negara yang saya kunjungi jangan lupa berkunjung ya di cerita blog saya lainnya tentang perjalanan ke masing-masing negara di kisah tersendiri ya. Oh iya perjalanan ini di support oleh Traveloka dan Provider XL yang telah memberikan kelancaran baik tranportasi dan akomodasi maupun surfing internet selama menjalani trip ke seluruh Negara-negara di ASEAN. See you on my next story ya sobat traveler.

^^UPDATE^^
Cerita tentang perjalanan saya menjelajahi Asia Tenggara (ASEAN) ini telah di publish dalam Tribun Online dan Harian Tribun pada 14 s.d 15 Agustus 2019



You Might Also Like

2 komentar

  1. Seruuu !!!

    Awal tahun juga ada rencana backpackeran lagi mengenang masa muda (wkwkwkwk). Tapi mau ngajak istri. Ini mau liburan sekaligus bulan madu, wkwkwkwk

    BalasHapus
  2. Wow, ke banyak negara biaya bisa seekonomis itu, sungguh menggoda iman, hahahaha !.

    Tadinya aku sudah punya planning ke Thailand dan Kamboja, tau-tau malah keburu pandemi.

    Ngomong-ngomong, fotonya banyak yang keren, kayak foto di gurun pasir dengan kain etnik melambai2 ��

    BalasHapus

Like us on Facebook

Flickr Images