Mengintip Kawah Cantik Bukit Kaba Puncak Tertinggi di Bumi Raflesia Bengkulu
03.22.00
“…..mendakilah puncak
tertinggi yang mampu kau gapai agar kau mengenal kebesaran pencipta-Mu…. ”
Basicly I’m not a mountaineer, karena menuju puncak 3.000 mdpl pun saya belum pernah, apalagi untuk mengatakan diri saya sebagai orang kebanyakan yang menyematkan diri nya sebagai “Penakluk Gunung” atau bahkan "Pendaki Sejati". Saya menyukai semua hal tentang petualangan. Bagi saya alam yang telah disediakan oleh sang Maha kuasa ini sudah begitu luar biasa indahnya untuk bisa kita jelajahi setiap jengkalnya. Kita kembali berbicara tentang passion traveling. Apa sih esensi yang ingin kamu dapatkan dari sebuah perjalanan yang telah kamu lakukan? Kalau bagi saya traveling itu adalah proses mencari kebahagiaan yang bonusnya adalah experience. Melakukan perjalanan pun tentu juga tak terlepas dari seberapa banyak dana dan waktu yang kamu miliki, maka dari itu perlu diperhitungkan estimasi biaya perjalanan yang efektif dan seimbang antara kedua hal tersebut untuk dimatangkan sebelum menentukan kemana trip yang akan kamu lakukan nantinya. Lakukan perincian yang matang sebelum nantinya dana yang kamu keluarkan malah overbudget di luar prediksi karena tidak diperhitungkan dengan detail setiap point yang harus di masukkan dalam cost trip.
Sobat Budget Traveler, kali ini saya akan
mengajak kalian semua menikmati keindahan dari puncak tertinggi di bumi mekarnya
Raflesia yang begitu mengagumkan, apalagi kalau bukan Provinsi Bengkulu.
Bengkulu merupakan salah satu bucketlist penghasil kopi Robusta, negeri di
tanah Sumatera yang harus saya kunjungi, karena begitu banyak hal menakjubkan
masih tersembunyi yang belum pernah saya explore di sini. Kali ini saya akan
mengajak sobat Budget Traveler semuanya
merasakan sensasi menapaki puncak tertingginya provinsi Bengkulu, yaitu Bukit
Kaba. Kembali ke biaya? Mahal tidak? Tenang, dana yang diperlukan super super
low cost saja kok.
Bukit Kaba sebenarnya
adalah sebuah gunung dengan kawah yang masih aktif, namun masyarakat setempat
lebih lazim mengatakan sebutan gunung tersebut dengan kata Bukit, sehingga
akhirnya sampai saat ini namanya lebih dikenal dengan Bukit kaba ketimbang
Gunung Kaba. Perjalanan ke Bukit Kaba ini sebenarnya merupakan trip terakhir
dalam perjalanan saya mengunjungi provinsi Bengkulu, namun karena menurut saya
justru keunikan penjelajahan saya kali ini ada di trip penutup ini, maka dari
itu saya akan bercerita mengenai trip Gunung Kaba ini terlebih dahulu.
Bukit atau Gunung Kaba
ini terletak di kabupaten Rejang Lebong. Perjalanan jika dimulai dari kota
Curup adalah sekitar sekitar 15 km arah tenggara. Cerita awal yang saya dengar
bahwa mulanya bukit Kaba ini diperuntukkan sebagai cagar alam untuk
perlindungan Bunga khas negeri Bengkulu ini, yaitu Rafflesia. Namun ternyata
niatan awal tak menuai hasil yang begitu baik sebagaimana tujuan mula dibuatnya
sebagai taman lindung bagi beberapa flora endemik Sumatera.
Puncak Gunung Kaba yang
berada pada ketinggian 1.938 m dpl ini menyuguhkan pemandangan yang begitu
menakjubkan, di puncaknya terdapat dua buah kawah yang berwarna hijau dan putih kecoklatan. Disedikan dua jalur untuk
menuju puncaknya, pertama melalui jalur penanjakan yang di tempuh sekitar 2
hingga 3 jam dengan melewati hutan belantara dan yang kedua melalui jalur yang
telah di aspal dan dapat di lalui sepeda motor, namun jalur aspal ini telah
ditutup akibat longsor, dan tentunya hal ini menimbulkan efek positif juga, saya
juga setuju dengan ditutupnya jalur ini karena esensi perjuangan untuk mencapai
lokasi ini tentu akan hilang kaena dapat di akses dengan mudah.
Awal perjalanan dimulai
dari simpang 3 Gunung Kaba, saya pun memasuki jalan menuju pedesaan sekitar 20
menit menuju posko pendakian Gunung Kaba. Di posko ini kita harus membayar
simaksi dan biaya parkir kendaraan. Trip yang saya pilih saat itu adalah one
day trip, jadi tidak mendirikan tenda sama sekali dan turun di hari yang sama.
Biaya simaksi yang harus di bayar adalah 5.000 per orang dan parkir kendaraan
10.000 rupiah. Pendakian diawali dengan medan yang mudah kemudian semakin
sulit, seperti gunung lain pada umumnya. Penanjakan dilalui dalam waktu 3 jam
perjalanan dan lumayan menguras keringat, namun bonusnya sungguh luar biasa
ketika sampai di puncak kita akan dapat melihat kawahnya yang begitu
menakjubkan.
Awalnya sempat merasa
kecewa karena ketika tiba di puncak yang terlihat secara visual hanyalah kabut
tebal tak bercelah, namun alhamdulilah akhirnya kesabaran berbuah manis,
setelah menanti sekitar satu jam, perlahan kabut tebal pun menyingkir dan mulai
menyisakan kabut tipis yang samar-samar menutupi sisi kawah Gunung kaba yang
Eksotis. Dan dengan euphoria yang luar biasa akhirnya saya pun bergegas untuk
mendokumentasikan momen sejenak ini bersama teman-teman sependakian lainnya.
Ahhhh , , lega.
Pendakian 1938 m dpl ini pun sukses. Memang tak tinggi, namun semangat
kebersamaannya yang perlu mendapatkan penghargaan luar biasa. Inilah esensi
sebuah pendakian bagi saya. Ketinggian bukan merupakan patokan dan tolak ukur
bagi kita agar bisa mensyukuri ciptaan sang Khalik, karena klimaks nya adalah
bahagia dan bersyukur. Tak perlu hingga 3.000an mdpl agar pendakian mu
berkesan, karena basicly saya adalah penikmat perjalanan, bukan penakluk
perjalanan.
Perjalanan pun kami
lanjutkan kembali menuruni jalan semula untuk kembali ke posko pendakian. Tepat
pukul 17.30 WIB rombongan saya pun sudah berada di bawah kembali, dan
meregangkan kaki sejenak sembari meneguk air mineral dan kemudian kembali ke
mobil untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya menuju Lubuk Linggau provinsi
Sumatera Selatan.
INFO
PENTING
|
|
Nama lokal
|
Bukit
Kaba (Gunung Kaba) 1.938 mdpl
|
Lokasi wisata
|
desa
sumber urip, kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, provinsi
Bengkulu
|
Jalur Perjalanan
|
Kota
Bengkulu – desa Sumber Urip (rejang
Lebong)
|
Cost/ Biaya
|
Rp.
5.000/orang balik hari + Parkir mobil Rp. 10.000
|
Kendaraan Yang disaranan
|
Speda
motor dan Mobil (menuju Posko Pendakian)
|
Lama Perjalanan
|
3
Jam + trekking 3 jam
|
Kepuasan kunjungan wisata
|
(8.5)
dari (10)
|
0 komentar