Backpackeran Dari Jambi Ke Bangkok Hingga Kuala Lumpur Modal 3 Juta, Bisa Kok !!
20.28.00
Lokasi wisata
|
-
Bangkok (Thailand)
-
Kuala Lumpur (Malaysia)
|
Total biaya yang dihabiskan
|
Rp. 3.377.000,-
|
Jenis Perjalanan
|
Solo Backpacker
|
Lama Perjalanan
|
24 – 30 Mei 2016
|
Kepuasan perjalanan
|
(8.8) dari (10)
|
Matahari masih begitu panas menyengat tepat diatas kepala, rasanya hari
ini begitu malas menggerakkan kaki untuk keluar rumah, jangankan untuk keluar
rumah, bahkan untuk turun dari kasur pun begitu malas, dan alhasil saya
putuskan untuk leyeh-leyeh saja sambil rebahan dan menonton acara TV yang
apalah-apalah dan nyatanya tidak saya temukan satupun tema dengan program menarik
yang saya sukai.
Sepintas acara TV pun diselingi dengan iklan sejenak, mulai dari iklan pencerah wajah, minyak-minyakan, bumbu-bumbuan, sabun-sabunan, sambel-sambelan dan sampai ke iklan cabe-cabeanpun membuat pikiran pun semakin moody. Tiba-tiba sepintas bak bayangan sekelebat muncullah iklan yang super ngebut dan saya rasa itu hanya dalam hitungan 3 detik saja, tidak begitu sempat saya perhatikan ternyata iklan tersebut sudah keburu berganti dengan iklan lainnya, yang pasti sempat tertangkap oleh pendengaran saya adalah kalimat “CUKUP BAYAR AIRPORT TAX SAJA !!!!” dengan maskapai penerbangan berwarna merah, entah itu Lion, Air asia, atau lainnya.
Sepintas acara TV pun diselingi dengan iklan sejenak, mulai dari iklan pencerah wajah, minyak-minyakan, bumbu-bumbuan, sabun-sabunan, sambel-sambelan dan sampai ke iklan cabe-cabeanpun membuat pikiran pun semakin moody. Tiba-tiba sepintas bak bayangan sekelebat muncullah iklan yang super ngebut dan saya rasa itu hanya dalam hitungan 3 detik saja, tidak begitu sempat saya perhatikan ternyata iklan tersebut sudah keburu berganti dengan iklan lainnya, yang pasti sempat tertangkap oleh pendengaran saya adalah kalimat “CUKUP BAYAR AIRPORT TAX SAJA !!!!” dengan maskapai penerbangan berwarna merah, entah itu Lion, Air asia, atau lainnya.
Penasaran sekali dengan iklan tersebut saya coba cari melalui internet
di gadget saya, dengan sedikit kata kunci dan meminta sedikit wangsit kepada
mbah google akhirnya rasa ke-kepoan saya pun terjawab. Yeayyyyy !!!!!ternyatalagi-lagi
itu adalah promo dari Air Asia, sebuah maskapai low cost yang selalu menjadi
favorit saya agar bisa terbang ke negeri orang tanpa harus berbayar mahal. Dan
akhirnya muncullah ide untuk mencari tarif yang ditawarkan kalau bisa ya
semurah-murahnya xixixixixxi.
Bingung mau mencari tiket penerbangan murah kemana, Karena kalau
opsionalnya pun keluar asia tenggara ya hitungannya juga tidak murah-murah amat
sih, dan saya putuskan akhirnya untuk memilih Negara yang lagi Hitz dengan
budget yang masih masuk di kantong saya, hehe maklum bisanya cuma backpackeran
saja, jadi masih perlu sedikit hitung-hitungan. Dan akhirnya pilihan hati pun
berlabuh ke Negerinya Gajah putih alias Thailand.
Mengapa saya memilih Thailand??? Hmm jika anda berpikir saya ingin
melihat wanita-wanita cantik di Thailand sana tentu salah besar, karena Ladyboy
nya pun bahkan lebih cantik dari wanita asli disana. Lohh, jadi karena pengen
liat Ladyboy ya???? Hahahah ya tentu bukan karena ingin liat Ladyboy lah, ya
walaupun Ladyboy disana terkenal super cantik, tapi jika itu dijadikan salah
satu alasan saya ingin kesana ya bisa jadi hehehe, penasaran juga sih secantik
gimana yaa kok bisa ngalahin cewek asli.
Akhirnya laptop pun saya buka, kalkulator, pulpen dan kertas pun saya
siapkan, serta sedikit mengandalkan jaringan Wi-Fi tetangga yang berhasil saya
tanyakan passwordnya kepada si anak gadis Bapak dosen pemilik Wi-Fidengan alih-alih sebungkus bakso hangat tempo
hari hehehe.
Akhirnya penjelajahan dunia maya pun dimulai, sepanjang waktu saya
habiskan di depan laptop seharian untuk berburu tiket dengan harga semurah
mungkin, dan akhirnya tiket murah pun saya temukan di tanggal 25 Mei 2016, saya
putuskan untuk segera booking tiket tersebut sebelum seat nya kehabisan,
masalah berangkatnya bisa terealisasi atau tidak saya pikirkan nanti saja,
karena saat itu waktu bookingnya udah
hampir deadline mendekati batas hari pembelian, toh tiketnya masih lama kok,
akan saya gunakan nanti pada penerbangan tahun 2016 nanti. Di hari itu tepat di
penghujung bulan desember 2015 tiket PP pun saya issued. Total budget yang saya
keluarkan saat itu adalah:
Tiket
pesawat Palembang-Malaysia
|
Rp.
155.000,-
|
Tiket
pesawat Malaysia-Bangkok
|
Rp.
166.000,-
|
Tiket
pesawat Bangkok-Malaysia
|
Rp.
525.000,-
|
Tiket
pesawat Malaysia-Palembang
|
Rp.
180.000,-
|
Travel
Jambi-Palembang (PP)
|
Rp.
310.000
|
TOTAL
|
Rp. 1.336.000,-
|
Kenapa saya memesan tiket yang begitu banyak hanya untuk ke Bangkok saja?
Alasannya karena penerbangan internasional terdekat dari kota saya yang
tersedia adalah di kota Palembang (sumatera selatan) sementara bandara di kota
saya sendiri (Jambi) belum menyediakan fasilitas penerbangan ke mancanegara,
dan penerbangan mancanegara dari palembang pun baru tersedia ke Malaysia,
sehingga harus connecting flight lagi jika ingin ke Bangkok, ya tidak apalah
sekalian ngebolang ke Malaysia pikir saya waktu itu, namun apesnya sih pas
booked tiket kepulangan dari Bangkok-Malaysia karena mepet di tanggal
penghabisan, seat promo nya sepertinya tidak tersedia lagi, dan terpaksa
membeli tiket harga regular, walau tidak mahal-mahal amat, ketimbang jika saya
booking lewat situs lainnya sekitar 800an, tapi ya tetap saja sih tidak puas
jika belum berhasil mendapatkan tiket dengan harga promo yang sama seperti
lainnya hanya 100an. Ya sudahlah apa boleh buat, semua tiket sudah di issued,
berarti harus mulai membuat itinerary traveling ke kota Bangkok dengan budget
seminim mungkin tapimendapatkan kunjungan wisata sebanyak-banyaknya.
Akhirnya tiba waktu mendekati hari H nya, seminggu sebelum keberangkatan
saya mulai mematangkan apapun yang mesti saya persiapkan sebelum terbang ke
negeri gajah putih tersebut. Hunting penginapan pun di mulai, dengan budget
seiirit mungkin dan fasilitas yang diharapkan senyaman mungkin nantinya disana,
dan berikut penginapan yang telah saya issued dan persiapan lainnya yang perlu
saya siapkan di Bangkok nantinya:
Penginapan
di Bangkok:
EtzzZ Hostel
|
Rp.
79.000/bed/night
x 4 malam
Untuk kamar
dormitory isi 4 bed
|
Rp.
316.000,-
|
Penginapan
di Kuala Lumpur:
NU Hotel
@KL Sentral
|
Rp.
225.000/night
X 1 malam
|
Rp. 225.000
|
Uang Baht
|
2.632 THB x
Rp.380
|
Rp.
1.000.000,-
|
Uang
Ringgit
|
150 MYR x
Rp.3.300
|
Rp. 500.000,-
|
TOTAL
|
Rp 2.041.000,-
|
Dan total keseluruhan uang saya persiapkan keseluruhan adalahRp.
3.377.000,- untuk persiapan tiket dan hotel sebesar RP. 1.877.000,- dan dalam bentuk uang tunai yang saya bawa adalah Rp. 1.500.000,- dengan rincian uang
yang telah ditukar dalan bentuk baht sebesar 2.632 THB dan Ringgit sebesar 150
MYR.
Akhirnya tiba hari keberangkatan menuju Negara Thailand, liburan yang
saya rencanakan adalah terhitung dari tanggal 24 s.d 30 Mei 2016, dengan itinerary
sbb:
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu
|
Selasa, 24
Mei
|
-
Berangkat
malam dari Jambi ke Palembang
|
-
22.00 –
05.00 wib
|
Rabu, 25
Mei
|
-
Flight
ke KL
-
Flight
Ke Bangkok
-
Wisata
malam di China Town (yaowarat Rd)
|
-
08.00 –
10.00 wita (1 Jam)
-
16.00 –
17.00 wib (2 jam)
-
19.00 –
22.00 wib
|
Kamis. 26
Mei
|
-
Grand
Palace
-
Wat Phra
Kreaw
-
Wat Pho
-
Wat Arun
-
Pratunam
Market
-
Khaosan
Road
|
-
09.00 –
11.30 wib
-
11.30 –
12.00 wib
-
12.30 –
14.00 wib
-
14.30 –
15.30 wib
-
16.30 –
18.30 wib
-
19.00 –
22.00 wib
|
Jumat, 27
Mei
|
-
Vimanmek
Museum
-
Abhisek
Dusit Throne Hall
-
Ananta
Samakhom Throne Hall
-
Museum Coin
royal
-
Central
world mall
-
Ratchadamri
Night Market
|
-
09.00 –
11.00 wib
-
11.30 –
12.30 wib
-
13.30 –
14.00 wib
-
14.30 –
15.00 wib
-
19.00 –
20.00 wib
-
20.00 –
23.00 wib
|
Sabtu, 28
Mei
|
-
MBK (Mah
Boon Krong) mall
-
Cathuchak
weekend market
-
Asiatique
the riverfront
-
Patpong
market
|
-
09.00 –
11.00 wib
-
11.00 –
16.00 wib
-
19.00 –
22.30 wib
-
23.00 –
24.00 wib
|
Minggu, 29
Mei
|
-
Flight
ke Kuala Lumpur
-
Batu
cave
-
Galeri
KL
-
Petalling
street/china town
-
Suria
Mall & Petronas twin tower
|
-
08.00 –
11.00 wita (2jam)
-
12.00 –
13.00 wita
-
13.30 –
14.30 wita
-
15.30 –
18.00 wita
-
19.00 –
23.00 wita
|
Senin, 30
Mei
|
-
Flight
ke Palembang
-
Travel
ke Jambi
|
-
07.30 –
07.30 wib (1 jam)
-
09.00 –
16.00 wib
|
HARI KE 1: Selasa, 24 Mei 2016
Tidak ada agenda jalan-jalan pada hari pertama ini. Pada selasa malam
ini saya berangkat menggunakan mobil travel dari Jambi menuju Kota Palembang ke
bandara tujuan Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II Int’l Airport), perjalanan
dimulai pukul 22.00 WIB, beruntung perjalanan tidak terlalu cepat sehingga saya
tiba tepat pukul 05.00 WIB subuh, dan tidak terlalu lama menunggu di Bandara.
Jenis Pengeluaran
|
Biaya
|
Tranportasi
travel Jambi-Palembang
|
Rp.
155.000,-
|
HARI KE 2: Selasa, 25 Mei 2016
Agenda
|
-
Flight
ke KL
-
Flight
Ke Bangkok
-
Wisata
malam di China Town (yaowarat Rd)
|
-
08.00 –
10.00 wita (1 Jam)
-
16.00 –
17.00 wib (2 jam)
-
19.00 –
22.00 wib
|
Hari ke-2 merupakan jadwal penerbangan saya ke Bangkok, ada 2
penerbangan yang harus saya lalui sebelum mencapai ibukota Negara Thailand ini,
pesawat yang saya gunakan adalah Air Asia dengan tujuan Palembang (SMB II) –
Kuala Lumpur (KLIA 2) boarding pada pukul 08.00 WIB dan tiba di KLIA 2 pada
pukul 10.00 WITA, dan saya masih harus menunggu penerbangan lanjutan dari Kuala
Lumpur (KLIA 2) – Bangkok Don Mueang (DMK). Tidak ada satupun Airport Tax lagi
yang harus kita bayarkan, Karena seluruh tiket sudah termasuk AT di dalamnya
termasuk penerbangan internasional sekalipun. Menanti jadwal penerbangan yang
masih lama, saya telah mempersiapkan Nasi beserta lauk rendang yang saya bawa
dari rumah untuk mengenyangkan perut selama di bandara, karena di sini saya benar-benar
menahan uang saya untuk keluar, maklum di bandara semua serba mahal, bahkan
untuk minum pun saya sudah persiapkan botol minum kosong yang bisa saya isi di
tempat pengisian air minum di sekitar area di dalam gate. Dan usaha yang penuh
keyakinan sampai akhirnya tiba di bandara Don Mueang- Bangkok saya benar-benar
total belum mengeluarkan uang sepeserpun.
Dan akhirnya kaki saya pun menginjakkan tanah negeri gajah putih ini,
wah senang sekali rasanya setelah sekian lama waktu tempuh yang saya lalui
untuk tiba di kota ini. Dan saatnya saya berpikir bagaimana carasaya untuk
mencapai Hostel tempat saya istirahat malam ini. Berdasarkan referensi yang
telah saya baca di Internet, ada berbagai opsional transportasi yang bisa dipih
untuk mencapi lokasi yang saya tuju. Saya sarankan bagi anda yang ingin
bertandang juga ke negeri Thailand, siapkan segala alamat dan tempat yang anda
tuju dalam catatan, atau siapkan notes serta pulpen, karena warga Thailand
tidak semua yang paham bahasa inggris, ya sama halnya seperti orang-orang
Negara kita yang mengerti kata-kata bahasa inggris dengan kalimat seadanya.
Sebagai tempat bertanya mereka ramah sekali kepada wisatawan, ya kendala bahasa
tetap jadi hal pelik dalam perjalanan saya, intinya jika kita menemukan warga
lokal saat ia tidak bisa berbahasa inggris cukup tunjukkan tulisan yang ingin
anda tuju, dan mereka akan menunjukkan lokasi atau transportasi apa yang harus
anda gunakan.
Sebagai info Transportasi di Bangkok sangat banyak sekali pilihannya,
awalnya saya sempat bingung dengan transportasi disini. Sebagai contoh MRT yang
biasa kita gunakan di Singapore ataupun Malaysia mereka menyebutnya dengan nama
“Subway” sehingga saya sempat kebingungan Subway itu untuk MRT atau LRT nya,
kemudian ada BUS yang begitu banyak nomornya dari angka 01 sampai dengan 500an
angka nomor bus, luar biasa sekali bukan?
Gambar: Peta jalur MRT/Subway
Gambar: Peta jalur Bus Bangkok
Ada pula taksi, disini dapat kita bedakan dengan jelas mana taksi biasa
dan taksi yang menggunakan argo. Taksi yang menggunakan argo akan mencantumkan
nama “Taxi Meter” di mobil nya, sementara yang tidak berargo tidak, nah jika
anda nanti juga menemukan sejenis kendaraan seperti Bemo, namun terdapat bacaan
“Taxi” di depannya perlu dipahami ini bukanlah Taxi hehehehe. Transportasi ini
bagi warga local dinamakan Tuk-tuk, tapi sekedar berbagi pengalaman saja buat
anda yang nanti juga ingin melancong ke Bangkok bahwa Tuk-tuk tidak saya
rekomendasikan di tumpangi saat anda ingin bepergian. Awalnnya saya juga
sedikit kurang yakin dengan informasi dari internet yang mengatakan hal yang
sama, ternyata setelah saya sendiri pun mengalaminya ada benarnya jika anda
sebaiknya memilih alternatif transportasi lain saja, jangan gunakan Tuk-tuk. Karena Tuk-tuk sangat
dikenal sebagai transportasi paling sering mengelabui penumpang khususnya
wisatawan asing yang tidak mengenal bahasa lokal, baik itu dalam hal ongkos
transportasi, ulah supirmtuk-tuk yang membawa penumpang keliling-keliling dari
lokasi yang seharusnya dekat, hingga membawa kita ke tempat pembelian barang
dengan mengatakan tempat wisata yang kita tuju belum buka atau bahkan tutup
sehingga ia mendapatkan komisi dari wisatawan yang dating membeli barang di
tempat yang ia antar. Anda akan diberi harga yang bahkan lebih tinggi dari
harga taksi jika tidak pandai bernegosiasi masalah tarif, bahkan saya hampir
jadi bahan pengelabuan si tuk-tuk di hari ke-3 wisata saya yang akan saya
ceritakan nanti.
Waktu telah menunjukkan pukul 17.00 waktu setempat, waktu disini sama
dengan waktu Indonesia bagian barat (WIB) sehingga anda tidak perlu merubah
waktu pada jam tangan, setelah selesai mengurus keimigrasian, saya beranjak
menuju keluar bandara untuk mencari angkutan ke Hostel tempat saya menginap,
Nama Hostel : EtzzZ Hostel
Alamat : 5/3
Ngadumplee (Nga Dumphli alley) Rama IV Road, Thung Maha Mek, Sathon, Bangkok,
Thailand 10200
Rate saya : 9 from 10
Ada 3 pilihan transportasi menuju Hostel ini:
-
Bus Route
4 Airport – Silom ( tariff: 50 THB)
-
Taxi meter
sekitar 400-500 THB. Untuk perjalanan dari bandara ke pusat kota dikenakan
biaya tambahan sebesar 50 THB dan biaya masuk Tol dibebankan kepada penumpang
sebesar 30-50 THB ( total tariff: sekitar 500-600 THB)
-
Naik Bust
Airport A1 – BTS Mochit (30 THB) di lanjutkan menggunakan MRT/subway dari
Cathuchak ke tujuan Lumphini (45 THB) (total tariff: 75 THB)
Berhubung opsional 1 tidak saya temukan, akhirnya saya memilih opsional
3 saja ketimbang saya harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi jika
menggunakan taksi. Sebagai alasan mengapa saya tidak memilih daerah Khaosan
Road sebagai tempat saya menginap padahal disana tempat berkumpulnya backpacker
dunia adalah karena minimnya trasnportasi ontime disana, lain halnya di lokasi
Hostel yang saya ambil tersedia MRT serta trasnportasi lainnya dengan lengkap,
sementara di Khaosan road hanya tersedia Bus yang belum tau berapa lama harus
kita tunggu untuk menuju lokasi yang ingin kita tuju.
Sesampai di hostel dan checkin, saya meletakkan barang di kamar, dan
segera mandi. Tidak ingin membuang-buang waktu saya berlama-lama di hostel,
saya segera turun ke lantai dasar. Tujuan saya malamini adalah menuju ke
kawasan China Town (yaowarat Road) yang dikenal sebagai pusat kuliner malam dan
tempat asik untuk berfoto di malam hari. Receptionist hostel sangat ramah
sekali, selain itu mereka juga pintar berbahasa inggris, dengan senang hati
mereka menunjukkan kepada saya daerah yang mesti saya lewati serta jenis
transportasi apa yang lebih disarankan baik dari sisi harga maupun efisiensi
waktu berhubung waktu sudah masuk malam hari. Akhirnya atas saran mereka saya
memilih naik taksi saja. Taksi yang saya gunakan adalah taxi meter,
beruntungnya saya malam itu berhubung jarak kesana juga lumayan jauh, tidak
mungkin rasanya argo tidak dibebankan harga tinggi, saya pun mencoba menawar
kepada supir. Awalnya ia meminta 250 THB untuk biaya mengantarkan saya ke
kawasan China town, saya sedikit keberatan, dengan alih-alih tampang yang masih
lugu dan masih cocok untuk dipanggil mahasisiwa, saya pun meminta menurunkan
tariff ke 70 THB. Hahah konyol sekali kan tawaran saya? Sedikit lama berdebat
masalah harga akhirnya kami berdamai di harga 100 THB, kebetulan sekali ada
rekan sesama penghuni hostel yang ingin menuju ke tempat yang sama, alhasil saya
hanya mengeluarkan 50 THB saja dibagi berdua hehehe How lucky I am , , ,
Sesampai di china town mata saya cukup terbelalak, wahhh indah sekali
kawasan ini di malam hari, ternyata ekspektasi saya tidak begitu jauh berbeda
dari realita yang saya temukan, kawasan ini penuh dengan jajanan malam, dan
lampu bertuliskan khas huruf china dimana-mana. Sesaat seperti bukan sedang
berasa di Bangkok, begitu banyak makanan yang mereka tawarkan di sepanjang
jalan, dan mirisnya susah sekali menemukan makanan halal, sepanjang perjalanan
banyak makanan yang menggugah selera, sayangnya selalu dikombinasikan dengan
Pork (babi), ya sudahlah udah jauh-jauh ke Bangkok kebetulan saya melihat ada maklanan
yang saya incar sejak dulu jika kesini yaitu “mango sticky rice” saya pesan 1
porsi jumbo seharaga 100 THB, dan benar-benar mengenyangkan, dan originalitas
rasanya memang berbeda di tempat aslinya ketimbang yang pernah saya makan di
jambi.
Gambar: China town (Yaowarat Rd)
Gambar: Penjual Mango sticky rice di china town
Puas saya bermain di kawasan China town saya putuskan untuk pulang saja
ke Hostel, selain karena telahlelah seharian di perjalanan, badan ini juga
butuh istirahat untuk perjalanan besok pagi. Kembali saya pulang menggunakan
Taxi meter, kali ini setelah nego harga kembali, saya harus membayar 100 THB
sendirian wkwkwk, mana sih temen saya yang tadi, harusnya kan bisa bagi dua
lagi.
Jenis Pengeluaran
|
Biaya
|
Dalam Rupiah
|
Airport Bus
A1 ke Mochit
|
30
THB
|
Rp.
11.400
|
MRT dari
cathuchak ke Lumphini
|
45
THB
|
Rp.
17.100
|
Taxi dari
Hostel ke China town
|
50
THB
|
Rp.
19.000
|
Taxi dari
China Town ke Hostel
|
100
THB
|
Rp.
38.000
|
Mango
Sticky Rice Jumbo
|
100
THB
|
Rp.
38.000
|
Total
|
325 THB
|
Rp. 123.500
|
HARI KE 3: Kamis, 26 Mei 2016
Agenda
|
-
Grand
Palace
-
Wat Phra
Kreaw
-
Wat Pho
-
Wat Arun
-
Pratunam
Market
-
Khaosan
Road
|
-
09.00 –
11.30 wib
-
11.30 –
12.00 wib
-
12.30 –
14.00 wib
-
14.30 –
15.30 wib
-
16.30 –
18.30 wib
-
19.00 –
22.00 wib
|
Matahari sudah terbit kembali, masih pukul 06.00 wib matahari sudah
kelihatan begitu terang disini. Hari itu saya akan mengunjungi tempat wisata
paling popular di Bangkok, yaitu sederet kunjungan istana & kuil dan
bangunan khas Thailand. Karena menghindari makanan yang mengandung pork saya
putuskan membeli sarapan pagi di 7eleven saja, yang saya beli saat itu adalah
Fried rice with tuna seharga 39 THB.
setelah itu saya lanjut mencari
transportasi terdekat untuk mencapai kawasan pertama yang ingin dikunjungi,
yaitu Grand Palace, sebuah istana megah milik kerajaan Thailand. Bingung ingin
menggunakan kendaraan apa karena mesti berganti jenis transportasi hingga 2-3
kali akhirnya saya memutuskan naik tuk-tuk saja dengan tawaran iming-iming
harga murah darinya saat itu. Saya sudah membaca peringatan dari para traveler
sebelumnya yang sudah pernah datang ke Bangkok bahwa naik tuk-tuk sangat tidak
di rekomendasikan, tetapi pikiran saya terbantahkan saat itu ketika ia
menawarkan kunjungan ke lokasi yang ingin saya tuju hanya dengan 43THB, wah
murah juga pikir saya, akhirnya saya beranjak menaiki tuk-tuk, serasa naik bemo
sih, tapi lebih lebar dan lebih terbuka saja. Akhirnya si supir tuk-tuk
menurunkan saya ke sebuah dermaga, awalnya saya pikir ia mengantarkan saya ke
dermaga Tha Tien, yaitu sebuah dermaga penyeberangan menuju Wat Arun (kuil
fajar) dalam hati saya terpaksa saya merubah rute dari seharusnya saya menuju
ke Grand palace terlebih dahulu. Sempat saya mendokumentasikan foto ekspresi
bahagia saya saat bisa pertama kali menaiki tuk-tuk sebelum akhirnya saya tahu
ternyata saya dipermainkan si tukang tuk-tuk ini.
Tak disangka ternyata saya turun di sebuah dermaga yang sangat jauh dari
lokasi awal yang saya inginkan, dan pihak dermaga menawarkan saya jika ingin
menikmati 3 tempat sekaligus (wat arun, wat phra keaw, dan wat pho) saya harus
membayar 1700 THB untuk semuanya. Uwawwwww, saya benar-benar shock, berarti
saya harus membayar uang yang nilainya setara dengan Rp. 646.000,- dan harga
ini bahakan melewati nilai harga tiket saya dari Indonesia ke Bangkok itu
sendiri. Dengan tegas saya jawab NO! thank you, I’m not interested. Saya keluar
dari dermaga dan masih saya lihat supir tuk-tuk itu menunggu di pelataran, hmm
rasa kesal pun mulai muncul antara kesal melihat ia (supir tuk-tuk) berusaha
membodohi saya berharap mendapatkan komisi jika sang pemilik jasa tour
mendapatkan penumpang yang mau pergi bersama
pemilik tour dan rasa kesal mengapa saya bodoh sekali sih, sudah tahu
sebagian besar tukang tuk-tuk itu suka mengelabui wisatawan, tetapi tetap saja
saya menaikinya.
Akhirnya si tukang tuk-tuk saya datangi, dan saya katakan kepadanya “I’m
cancel” berhubung dia tidak mengerti bahasa inggris, saya coba bicara dengan
bahasa yang bisa sama-sama dipahami. Saya katakan kepadanya sembari
menggerakkan jari saya “I will give your money 43THB, if you bring me to Grand
palace, and I give 100THB. Yes or NO?” harga segitu yang saya tawarkan
benar-benar murah sekali saya tawarkan, bahkan untuk naik kendaraan
berganti-gantipun 200 THB pun pasti akan lenyap terpakai, pikirnya dari pada ia
tidak dibayar sama sekali dan ia ketahuan sudah berusaha menipu saya, dengan
berat hati ia mengiyakan, kasian sih tapi kesalan mana coba sama saya yang mau
di tipu dia, ya lebih baik main sedikit keras aja sih pikir saya.
Saya pun diantarkan menuju Grand palace, dan 100THB punsaya bayarkan
kepadanya, sesampai di area istana saya masih melihat gerbang GP masih tertutup
dan akan di buka setengah jam lagi, saya mencoba duduk-duduk di sekitar pos
penjagaan sambil menulis pesanan catatan yang begitu banyaknya yang akhir-akhir
ini lagi hitz. Catatan dengan tulisan seperti ini “ Halo bro …. , dapat salam
dari Bangkok, kapan kesini??”
Penasaran dengan yang saya tulis, si penjagapun bertanya kepada saya apa
yang sedang saya tulis. Lumayan lama kami berbincang, dan saya belum tahu juga
mereka itu sejenis polisi atau security di pos penjagaan tersebut karena seragamnya yang khas. Semakin
panjang dan kompleks komunikasi kami, bahkan sampai bermain tebak-tebakan dan mereka
mengira bahwa saya orang Myanmar, Philipines, sampai Macau dan tidak sedikitpun
mengarah ke tebakan yang benar bahwa saya orang Indonesia, lelah saya menjawab
akhirnya saya katakan bahwa saya orang Indonesia, barangkali sedikit surprise
buat mereka sampai mengajak foto bareng, mereka mengatakan mereka suka dengan
sinetron dan artis Indonesia. Waoooow kali ini justru surprise buat saya, saya
saja tidak suka sama sekali dengan sinetron kita yang ceritanya apalah-apalah.
Ya sudahlah yang penting mereka senang dan dapat foto saya wkwkwk sok ngartis
di Negara orang, padahal niat nya aja kesini sekalian pengen bisa ketemu Mario
maurer disini.
Pintu gerbang pun dibuka, saya pun izin meninggalkan mereka, menuju
pintu masuk orang-orang yang sudah menunggu seperti saya berdorong-dorongan
memasuki gerbang. Sebelum menuju area istana ransel saya pun di periksa, setelah
aman mereka ikatkan pita merah muda di tas ransel saya. Cuaca pun mulai panas,
beruntungnya saya sudah membaca panduan melalui internet sebelum memasuki area
ini, bahwa setiap sudut dalam kawasan ini merupakan area suci, jadi dilarang
keras menggunakan celana pendek ataupun kaos terbuka seperti singlet/tanktop.
Beruntung saya sudah menggunakan celana panjang dan sepatu, padahal saya paling
anti yang namanya menggunakan celana panjang apalagi sepatu.
Saat memasuki area kompleks istana kita akan memasuki loket pembelian
tiket menuju GP, tiket masuk seharga 500THB sudah termasuk tiket terusan yang
bisa digunakan jika anda ingin mengunjungi juga istana kayu jati terbesar di
asia Vimanmek mansion dan tiket free ke Museum koin Bangkok yang dapat
digunakan maksimal 7 hari dari hari kunjungan ke GP.
Saya berjalan terus mengikuti rombongan yang menuju kearah istana.
Begitu takjub saat saya melihat keindahan istana tersebut, setiap ukiran
bangunan di ukir dengan detil dan hampir seluruh bangunan di cat berwarna emas.
Setiap sudut di lokasi ini saya manfaatkan untuk mengambil dokumentasi.
Ternyata area ini satu kompleks dengan Wat phra keaw, sayangnya di kuil satu
ini dilarang keras mengambil gambar & dokumentasi dalam bentuk apapun.
Puas berkeliling di sekitar area Grand Palace, saya putuskan untuk
berpindah lokasi ke tempat selanjutnya. Di area luar istana saya melihat
penjual kartu internet lokal, dan saya putuskan memilih salah satu provider
yang kata penjualnya akses jaringan internet nya yang paling stabil di kota
Bangkok, saya membeli kartu provider DTAC/Happy seharga 199 THB dengan akses
kuota sebesar 1,5 GB unlimited dan jaringan yang sudah 4G/LTE. Walau agak mahal
tapi wajib saya beli, Karena tidak seluruh area Bangkokmemiliki WI-Fi sehingga akses saya
terhadap peta lokasi (maps) berdasarkan GPS agak terganggu saat kehilangan
sinyal Wi-Fi.
Berhasil menggunakan kartu internet lokal di Gadget, saya pun mulai
mencari arah lokasi menuju Wat Pho (Kuil Budha Berbaring) ternyata lokasinya
tidak begitu jauh, saya berjalan sekitar 15 menit dan sampai di lokasi tujuan
tersebut. Disini kita harus membayar lagi sebesar 100 THB.
Usai mengunjungi Wat Pho saya berlanjut menuju dermaga Tha Tien Pier
yang bisa mengantarkan saya menyeberang ke Wat Arun (kuil Fajar). Untuk sekali
naik kapal nya penumpang harus membayar 3 THB saja. Sesampai di Wat Arun masih
ada lagi tiket yang harus dibayar sebesar 50 THB. Karena kondisinya sedang di
renovasi saat itu saya memilih untuk tidak masuk ke dalam area, selain cuaca
semakin panas sekali, kaki pun sudah lelah dan butuh diistirahatkan sebentar.
Gambar: Boat me]dari Tha Tien menuju Wat Arun
Gambar: Wat Arun
Berlanjut setelah selesai kunjungan saya di area istana dan kuil, saya
berlanjut naik bus menuju pratunam market, setelah turun di halte saya singgah
terlebih dahulu di Pratunam mall dan makan siang disini. Mencoba untuk
menghindari makanan berbahan pork, saya lebih memilih makan di KFC saja. Untuk
paket 2 ayam + kentang + pepsi saya harus membayar 119 THB, saya masih bingung
waktu itu karena tidak tersedia nasi yang di paketkan sekaligus, akhirnya saya
memilih menu additional Rice dan harus menambah lagi pembayaran sebesar 15 THB.
Maklum lah lidah orang Indonesia, jika belum bertemu nasi, belum makan namanya.
Setelah benar-benar kenyang
rasanya saya berlanjut menuju Pratunam market, disini saya sangat banyak melihat berbagai macam kaos dan souvenir yang
dijual, disini saya tidak begitu banyak belanja, karena memang niatnya akan
belanja sepuasnya nanti di hari sabtu di cathuchak market. Disini saya hanya
membeli 2 souvenir unik yang di sulam dari daun pandan menjadi berbentuk rusa
dan gajah.
Sedikit menjauh dari area souvenir takut keburu khilaf berbelanja
akhirnya saya memutuskan untuk menuju kearah tempat penjualan buah, buah yang
dijual kebanyak sama seperti di Indonesia, ada duku, rambutan, manggis, jeruk
bali, lengkeng dll. Satu buah yang menarik perhatian saya adalah buah lecy.
Begitu kaget saya bahwa buah lecy disini hanya dijual 40 THB saja sekilo atau
setara dengan 15.000-an saja. Fantastis bukan?? Sedangkan minuman lecy yang
disajikan saja biasanya dijual dengan harga 35-40rb di kota saya, sempat
terpikir ingin membawa oleh-oleh buah lecy ini ke negeri sendiri, alih-alih buat
oleh-oleh malah saya akhirnya mengurungkan niat mengingat kejadian di bandara
kemarin ada penumpang yang membawa buah dan akhirnya di karantina dan tidak
boleh di bawa pulang, ya sudahlah saya urungkan niat itu, dan saya cukup
membeli sekilo lecy untuk saya makan di hostel nanti.
Keasikan lama di area Pratunam, ternyata waktu telah menunjukkan pukul
18.00 wib, saya bersiap pulang kembali ke hostel, dan menunggu bus di Halte
yang menuju kearah Lumphini, yang merupakan hostel tempat saya menginap untuk
sedikit berisitirahat sejenak dan mandi. Pukul 19.00 wib saya berlanjut menuju
ke arah Khaosan Road, surganya para backapacker dunia berkumpul. Saya berangkat
menggunakan MRT menuju ke arah Si Lom dan berlanjut menggunakan Bus. Tiba di
Khaosan Road mata saya kembali takjub dengan keramaian orang yang luar biasa
banyaknya, disini saya hanya menikmati keindahan kawasan ini sambil menikmati
makan malam dengan semangkuk Tomyam hangat. Setelah puas berjalan saya putuskan
untuk kembali pulang ke Hostel karena badan ini sudah letih sekali seharian
berjalan. Saya pun mencari bus kembali menuju ke arah Si Lom dan lanjut
menggunakan MRT ke arah Lumphini
Pengeluaran Hari-3
|
Biaya
|
Dalam Rupiah
|
Tuk-tuk Ke
Grand Palace
|
100
THB
|
Rp.
38.000
|
Tiket Grand
Palace
|
500
THB
|
Rp.
190.000
|
Tiket Wat
Pho
|
100
THB
|
Rp.
38.000
|
Tiket Kapal
PP Wat Arun
|
6
THB
|
Rp
2.280
|
Bus ke
Pratunam
|
13
THB
|
Rp.
4.940
|
KFC+Rice
|
134
THB
|
Rp.
50.920
|
Souvenir
kuda & rusa daun pandan
|
100
THB
|
Rp.
38.000
|
Lecy 1 kg
|
40
THB
|
Rp.
15.200
|
Bus
Pratunam-Lumphini
|
9
THB
|
Rp.
3.820
|
MRT
Lumphini- Silom
|
25
THB
|
Rp.
9.500
|
Bus Silom-
Khaosan Road
|
13
THB
|
Rp.
4.940
|
Makan di
Khaosan Road
|
70
THB
|
Rp.
26.600
|
Bus Khaosan
Road- MRT Silom
|
13
THB
|
Rp.
4.940
|
MRT Silom –
Lumphini
|
25
THB
|
Rp.
9.500
|
Total
|
1148 THB
|
Rp. 436.240,-
|
HARI KE 4: Jumat, 27 Mei 2016
Agenda
|
-
Vimanmek
Mansion
-
Abhisek
Dusit Throne Hall
-
Ananta
Samakhom Throne Hall
-
Museum
Coin royal
-
Central
world mall
-
Ratchadamri
Night Market
|
-
09.00 –
11.00 wib
-
11.30 –
12.30 wib
-
13.30 –
14.00 wib
-
14.30 –
15.00 wib
-
19.00 –
20.00 wib
-
20.00 –
23.00 wib
|
Hari ini saya meninggalkan wisata bergenre kuil-kuilan, perjalanan kali
ini saya lanjutkan ke arah Dusit. Pukul 08.30 saya mulai berjalan ke luar
hostel mencari bus kearah Vimanmek, setelah berjalan sedikit jauh dari hostel
saya menmukan halte tempat pemberhentian bus yang menuju kearah Vimanmek
mansion, tepat pukul 09.00 wib saya tiba dan langsung masuk ke gate yang telah
dibuka sejak setengah jam yang lalu. Sebelum menuju kearah istana, perlengkapan
saya kembali di cek oleh petugas, dirasa aman petugas pun mengikatkan pita
kuning di ransel saya. Saya pun di berhentikan di bagian pengecekan tiket,
petugas bertanya kepada saya apakah kemarin mengunjungi Grand palace kepada
saya, saya jawab “iya” dan ia meminta sisa potongan tiket terusan dari GP
tersebut untuk bisa memasuki Vimanmek mansion. Saat memasuki area terlihat
jelas di setiap sudut terdapat papan larangan untuk membawa berbagai macam
benda seperti kamera bahkan air minum sekalipun. Segala macam bawaan harus
dititipkan di loker penyimpanan. Berhubung ransel yang saya bawa masuk kedalam
ukuran loker besar, maka saya dikenakan biaya sewa loker sebesar 6THB,
sementara untuk jenis tas tenteng akan masuk kedalam loker ukuran kecil dengan biaya
sewa sebesar 3 THB saja.
Di dalam area istana vimanmek, masih sangat kental terasa kediaman
kerajaaanya. Istana ini masih begitu dirawat oleh pemerintah Thailand,
benda-benda bersejarah diletakkan masih seperti semula di zaman kerajaan ini
terakhir di tinggali para keluarga kerajaan. Berlanjut setelah selesai
menyusuri area istana maka kita akan disuruh kembali mengambil barang di loker
penyimpanan, nah di luar area istana ini kita sudah diperbolehkan untuk
mengambil dokumentasi.
Gambar: Vimanmek mansion
Tiket terusan pun masih tersedia untuk menuju ke museum koin Thailand,
sempat saya lewati namun saya tidak masuk karena kurang tertarik, sehingga saya
berlanjut langsung berjalan kaki kearah Ananta samakhome throne hall dan
berakhir di Abhisek dusit throne hall. Setelah keluar dari area Istana ini,
saya keluar dan langsung berhadapan dengan Dusit zoo, kebun binatangnya kota
Bangkok. Tidak sempat masuk kedalam, sayapun hanya mengabadikan gambar sambil
selfie dengan background pintu masuk ke Dusit zoo.
Gambar:Pintu depan Dusit Zoo
Waktu sudah menujukkan pukul 14.30 wib, saya putuskan untuk kembali ke
hostel saja sambil beristirahat dan memikirkan sejenak ingin wisata kemana
selanjutnya nanti. Berhubung mata ini telah beberapa hari kurang tidur, lebih
baik saya sedikit focus menjaga kesehatan daripada besoknya tidak sanggup untuk
berkeliling kembali. Di hostel saya hanya memakan roti yang telah saya bawa
dari Indonesia, roti favorit saya si sari roti sandwich rasa coklat dan paroti
dengan cream messes, uhhhh rasanya pengen cepat-cepat balik ke Indonesia pengen
makan ini-itu sesegera mungkin.
Malamnya saya lanjutkan wisata malam jalan kaki ke central world.
Sebenarnya saya paling tidak hobi main ke mall, tapi berhubung sudah sekalian
di Bangkok, tidak ada salahnya kan sekalian tahu bagaimana mall negara lain.Setelah
merasa sedikit bosan dengan area dalam mall saya putuskan untuk bermain di
sekitar pelataran mall yang ternyata banyak sekali di kunjungi wisatawan dan
dimanfaatkan untuk tempat berfoto, tentu saya pun tidak mau buang kesempatan
ini, kamera pun beraksi jepret sana-sini.
Gambar: Mall Central World
Selanjutnya saya langsung menyeberang menuju Ratchadamri night market
nya. Berbagai macam dijual disini dan semuanya unik, mulai dari jus buah asli
yang lagsung diperas, mango sticky rice, case, kain Thailand,goreng-gorengan
seafood, aksesoris, hingga tattoo. Penasaran dengan tattoo nya saya pun mencoba
untuk memasang tattoo kecil temporary untuk 3 hari di lengan saya hehe, sengaja
pilih yang cepat hilang karena jika sempat saya balik ke Indonesia nanti masih
menempel tattoo di badan saya bisa-bisa kena omelin sama ibu Ratu.
Disini saya juga harus banyak menahan selera, walau hati ini begitu kuat
ingin membeli berbagai macam souvenir, tapi harus bisa menjaga selera, karena
cathuchak masih menanti untuk esok hari. Akhirnya saya cukup membeli 1 kaos
singlet kesukan saya bertuliskan Bangkok yang langsung saya kenakan. Tidak
terasa waktu sudah menunjukkna pukul 23.00 wib, saya putuskan untuk menyudahi petualangan
saya malamini, karena tidak akanada habisnya jika diikuti terus. Sebelum ke
hostel saya singgah kembali untuk membeli makanan di 7eleven Ikan saos asam
manis+ rice seharga 43 THB.
Pengeluaran Hari-4
|
Biaya
|
Dalam Rupiah
|
Bus ke
vimanmek
|
13
THB
|
Rp.
4.940
|
Sewa loker
di Vimanmek
|
6
THB
|
Rp.
2.280
|
Bus ke Lumphini
|
13
THB
|
Rp.
4.940
|
Beli kaos
singlet bangkok
|
100
THB
|
Rp.
38.000
|
Bus dari
central world ke Lumphini
|
9
THB
|
Rp.
3.420
|
Ikan saos
asam manis+ rice
|
43
THB
|
Rp.
16.340
|
Total
|
184 THB
|
Rp. 69.920,-
|
HARI KE 5: Sabtu, 28 Mei 2016
Agenda
|
-
MBK (Mah
Boon Krong) mall
-
Cathuchak
weekend market
-
Asiatique
the riverfront
-
Patpong
market
|
-
09.00 –
11.00 wib
-
11.00 –
16.00 wib
-
19.00 –
22.30 wib
-
23.00 –
24.00 wib
|
Acara pagi saya hari ini adalah mengunjungi Mah Boon Krong mall atau
yang lebih dikenal sebagai MBK mall. Mall ini dinobatkan sebagai The most view
visited berdasarkan jumlah pengunjung yang datang ke tempat perbelanjaan mall
di kota Bangkok. Mall ini pada konsepnya menjual barang yang hampir sama
seperti pasar, hanya saja tersusun rapidan di dalam gedung serta di kemas dalam
bentuk mall. Tidak begitu lama saya berkunjung kesini karena saya harus segera
ke Cathuchak yang hanya buka pada hari weekend saja. Sudah tidak sabar lagi
rasanya ingin kesini setelah beberapa hari menahan mata dan selera untuk
berbelanja, akhirnya di tempat ini saya bisa terpuaskan berbelanja.
Makan pun
disini juga aman karena tersedia makanan halal muslim bernama “Saman muslim”
dan akhirnya saya bisa makan puas disini sampai kenyang puolll tidak seperti
hari-hari sebelumnya.
Saking lupa diri nya saya berbelanja tak terasa waktu ternyata sudah
menunjukkan pukul 16.00 wib. Berhubung uang sudah tipis saya sudahi shopping
saya hari ini, bergegas menuju hostel kembali dengan banyak tentengan di tangan
untuk segera beristirahat sebelum melanjutkan wisata malam terakhir saya di
kota Bangkok ini.
Berlanjut dengan agenda wisata malam hari ini saya pun tak sabar lagi
untuk segera menuju ke Asiatique riverfront. Tidak ingin sampai kemalaman di
sana dan kehabisan boat saya putuskan untuk naik MRT dari Lumphini saja ke Silom,
dilanjutkan naik BTS dari Sala Daeng ke Saphan Taksin. Setelah turun di
terminal Saphan Taksin, turun ke bawah dan menuju ke dermaga, disitu ada free
shuttle boat yang akan mengantarkan kita menuju ke Asiatique. Berhubung ini
gratis, jadi ada begitu banyak wisatawan yang mengantri, sehingga saya pun juga
terjebak dalam antrian yang panjang. Perlu diingat bahwa shuttle boat ini hanya
tersedia hinnga pukul 22.30 wib, jadi pastikan anda tidak lewat dari jam
tersebut saat keasikan bermain di Asiatique riverfront ini.
Seusai menikmati keindahan Asiatique, saya melanjutkan kembali
perjalanan menuju Patpong night market di area sekitar Silom. Pastinya kembali
menaiki BTS dari Saphan Taksin menuju Sala Daeng, kemudian menyebeang dikit dan
sampailah di Patpong market. Sebenarnya barang yang dijual sama saja sih dengan
night market lainnya, hanya saja jika saya bandingkan harga disini jauh lebih
mahal ketimbang waktu saya mengunjungi Pratunam maupun Ratchadamri. Soal harga
memang di cathuchak tidak ada yang bisa menandingi murahnya, dan beruntung sisa
uang saya banyak saya habiskan berbelanja di cathuchak tersebut. Disini saya
hanya membeli anting magnet seharga 50 THB untuk sepasang nya. Lelah mata ini
melihat-lihat, rasa lapar pun muncul, kebetulan ada KFC terdekat di sekitar
Patpong market, saya putuskan untuk membeli makanan di sini. Selanjutnya saya
pulang ke hostel dan beristirahat total agar tenaga ini kembali fit untuk
melanjutkan penerbangan kembali ke Kuala lumpur esok hari.
Pengeluaran Hari-4
|
Biaya
|
Dalam Rupiah
|
Bus ke MBK
(2x ganti bus)
|
26
THB
|
Rp.
4.940
|
Bus KeMBK-
MRT
|
9
THB
|
Rp.
2.280
|
MRT ke
Chatuchak
|
45
THB
|
Rp.
4.940
|
Belanja di
Chatuchak
|
420
THB
|
Rp
159.600
|
Makan di
saman muslim chatuchak
|
130
THB
|
Rp
49.400
|
MRT
Chatuchak- Lumphini
|
36
THB
|
Rp.
13.680
|
MRT
Lumphini- MRT Silom
|
25
THB
|
Rp.
9.500
|
BTS Sala
daeng ke Saphan Taksin
|
48
THB
|
Rp.
18.240
|
BTS Saphan
Taksin – Sala Daeng
|
48
THB
|
Rp.
18.240
|
Anting
Magnet black
|
50
THB
|
Rp.
19.000
|
KFC Paket
Rice box
|
85
THB
|
Rp.
32.300
|
MRT
Silom-Lumphini
|
25
THB
|
Rp.
9.500
|
Total
|
947 THB
|
Rp. 359.860,-
|
HARI KE 6: Minggu, 29 Mei 2016
Agenda
|
-
Flight
ke Kuala Lumpur
-
Batu
cave
-
Galeri
KL
-
Petalling
street/china town
-
Suria
Mall & Petronas twin tower
|
-
08.00 –
11.00 wita (2jam)
-
12.00 –
13.00 wita
-
13.30 –
14.30 wita
-
15.30 –
18.00 wita
-
19.00 –
23.00 wita
|
Hari ini tidak ada jadwal berkeliling Bangkok lagi, saatnya check out
dari hostel dan say goodbye dengan negeri gajah putih ini. Pagi sekali sekitar
pukul 6.00 saya sudah checkout dan akan melanjutkan penerbangan saya kembali ke
Kuala Lumpur.
Gambar: Etzz Hostel
Dari hostel saya berjalan kaki menuju MRT Lumphini dan menuju ke
MRT Chatuchak, di tempat pemberhentian bus Mochit ini saya menunggu kembali bus
A1 yang akan berangkat kembali ke Don Mueang. Tidak sempat menunggu, baru
keluar dari MRT pun bus A1 lewat, wah sungguh langkah kaki kanan piker saya,
langsung dengan sekejap saya naik ke bus tersebut. Perjalanan sekitar 30 menit
akhirnya saya sampai di Bandara Don Mueang, selesai pemeriksaan keimigrasian
langsung menuju Gate, dan terbang menuju KL.
Gambar: KLIA 2 airport
Setelah mengudara selama 2 jam akhirnya pesawat pun mandarat di bandara
KLIA 2 Kuala Lumpur. Dari sini kembali mengurus keimigrasian dan belnjut naik
menggunakan skybus seharga 11 MYR dari KLIA2 menuju KL sentral. Dari KL sentral
saya langsung check in hotel yang kebetulan sengaja saya pilih tidak jauh dari
KL-sentral agar memudahkan transportasi saat pulang nanti. Selesai check in
saya lanjutkan dengan makan siang di KL sentral, awalnya saya ingin mekan
kembali di medan selera food seperti tempo hari saya pernah ke KL, tapi sayangnya
Medan selaera food di lantai 3 telah di kosongkan, dan dibangun kembali food
court baru di lantai dasar dan ternyata varian nya tidak sebanyak waktu medan
selera food dahulu masih buka. Akhirnya saya putuskan makan di food court
sepuasnya, melepas rasa tertahan selamam di Bangkok yang serba sulit menemukan
makanan halal.
Berlanjut setelah kenyang saya langsung menuju Batu cave menggunakan KTM
Komuter seharga 4 MYR dilanjutkan bermain di galeri KL dan langsung menuju
China town untuk berbelanja sisa uang dalam ringgit Malaysia ini.
Gambar: Batu Cave
Lelah
berjalan hingga pukul 18.00 saya putuskan kembali ke hotel untuk beristirahat
sejenak. Malammnya saya lanjutkan kembali menuju ke Petronas dan bermain di
suria mall. Petualangan sehari di KL pun selesai, lanjut istirahat untuk besok
kembali pulang ke Palembang.
Gambar:Petrona Twin Tower
Pengeluaran Hari-4
|
Biaya
|
Dalam Rupiah
|
MRT
Lumphini- MRT Chatuchak
|
36
THB
|
Rp.
13.680
|
Bus A1
mochit-Don mueang
|
30
THB
|
Rp.
11.400
|
Total
|
66 THB
|
Rp. 25.080
|
Skybus
KLIA2-KL sentral
|
11
MYR
|
Rp
36.300
|
Makan siang
di KL sentral
|
30 MYR
|
Rp
99.000
|
KTM ke batu
cave
|
4
MYR
|
Rp.
13.200
|
KTM ke KL
sentral
|
4
MYR
|
Rp.
13.200
|
LRT ke
China town
|
2.2
MYR
|
Rp.
7.260
|
Belanja di
China town
|
79.6
MYR
|
Rp.
262.680
|
LRT china
town-KL sentral
|
2.2
MYR
|
Rp.
7.260
|
MRT Kl
sentral- Kuala lumpur
|
2
MYR
|
Rp.
6.600
|
Beli roti
di KL sentral
|
4
MYR
|
Rp.
13.200
|
Total
|
150 MYR
|
Rp. 458.700,-
|
HARI KE 7: Senin, 30 Mei 2016
Agenda
|
-
Flight
ke Palembang
-
Travel
ke Jambi
|
-
07.30 –
07.30 wib (1 jam)
-
09.00 –
16.00 wib
|
Jadwal hari ini hanyalah pulang kembali ke kota Palembang, sekitar pukul 05.30 saya sudah check out dari hotel dan melanjutkan kembali perjalanan menggunkan sky bus dari KL sentral ke KLIA2. Sarapan di pesawat dengan roti yang telah di beli di KL sentral semalam. Tiba di Palembang pukul 07.30 pagi, saya lanjutkan dengan travel ke jambi kembali dan tiba di jambi pukul 16.00 wib.
Hufftttt, lelah berpetualang di negeri orang selama seminggu setibanya di Home sweet home saya langsung terkapar dan istirahat total, menanti esok hari kembali ke kehidupan nyata lagi. Sekian dulu cerita petualangan saya di Bangkok, semoga bisa menjadi inspirasi untuk teman-teman ke negeri Gajah putih ini lagi ya, jangan pernah takut untuk Backpacker, karena akan banyak pengalaman yang di dapatkan seusai anda berpetualang nanti.
Gambar: Hasil berburu oleh-oleh selama di Bangkok dan Kuala Lumpur
3 komentar
Good job, lengkap & terperinci, murah bingit liburannya Bhim, jangan lupa sisain satu oleh2nya ya ^-^
BalasHapusMakasih eka udah mau baca blog nya hehe. Oleh2nya udah habis wkwkw
HapusSecond comment hahhahahha. Detail amat bang, syangnya gak fto ama ladyboy 😂😂😂😂😂
BalasHapus