Mengapung Bersama Crystal Lagoon-nya Treasure Bay Kolam Renang Terbesar di Asia Tenggara

00.16.00


“… dan makna bahagia itu sederhana sekali, sesederhana saat kamu tersenyum ikhlas dan mengulurkan genggaman tangan kepada sahabatmu dan ia menimpali hal serupa sembari menatap penuh keyakinan tanpa rasa beban  ….”
Seseorang pernah bertanya kepada saya tentang apa itu arti sebuah persahabatan. Kemudian saya menjawab, persahabatan itu sejatinya seperti surat Al-Ikhlas. Ia pun mengernyitkan dahi seketika, dan bertanya “Mengapa demikian?”. Dan saya kembali bertanya, sebelum meneruskan jawaban kepadanya. “Hapalkah kamu surat Al-Ikhlas, bisakah membacakannya untuk saya?” kemudian ia membacanya hingga selesai, lalu saya kembali meneruskan pertanyaan “Apakah kamu menemukan kata IKHLAS dalam surat itu sahabat? ” timpal saya kembali, dan ia menjawab “tidak Bhim…….”. Saya kembali meneruskan jawaban pertanyaan sebelumnya kepada saya “Seperti itulah arti sebuah persahabatan, tak perlu menyebutkan kata IKHLAS untuk menjadi orang yang bersahabat dengan IKHLAS bukan?”

Kadang kita selalu berbangga dengan sahabat yang sedemikian banyaknya di sekitar kita, hingga kadang lupa bahwa persahabatan tidak hanya sebatas materi yang saling dibagikan saat dalam keadaan senang. Kini kita coba meruntut kembali mundur di masa waktu saat kesulitan menimpamu, seberapa banyak sahabat yang mengulurkan tangannya membantumu? Seberapa banyak sahabat yang tetap berjalan beriringan bersama saat dirimu dalam posisi tidak ada apa-apanya, akankah masih sama seperti saat-saat berbahagia seperti ini? “seribu teman dalam satu tahun tidak lebih baik daripada satu teman yang mau berteman hingga seribu tahun” suatu kalimat filosofis yang masih saya percaya akan kebenarannya hingga saat ini.

Intermezo diatas adalah sebuah kisah pembelajaran yang saya dapatkan dari salah satu kisah perjalanan saya kali ini. Melanjutkan pijakan langkah berikutnya ke berbagai belahan bumi nusantara ini, akhirnya menuntun saya menjejakkan tapak kaki saya di sebuah provinsi yang penuh dengan pulau-pulau yang indah ini. Sebuah provinsi yang dulunya terbentuk dari pecahan provinsi Riau, yaitu Kepulauan Riau. Kali pertama menyambangi provinsi yang katanya tempat persinggahan seribu suku ini, saya pun semakin penasaran akan ada hal menarik apa yang akan terjadi selama petualangan di negerinya “Welcome To Batam” ini nantinya.

Melalui sebuah perkenalan bersama sahabat di jejaring sosial akhirnya saya memantapkan niat untuk berkunjung ke provinsi dengan ikonik jembatan Barelang ini. Kali ini saya akan bercerita tentang kisah perjalanan saya di Pulau Bintan saat bertandang ke provinsi Kepulauan Riau. Hari kedua di kota Batam ternyata sedikit membuka mata saya bahwa kota ini penuh dengan keberagaman ras dan suku dari berbagai bumi pertiwi. Ibarat kata bahwa kota ini sebagai persinggahan sementara sebelum menuju kota sebenarnya. Disini begitu beragam etnis yang saya kenal bahkan turis mancanegara pun terlihat bersliweran kesana-kemari melakukan aktifitas seperti di tanah airnya sendiri.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, dan agaknya sudah sangat telambat menuju ke pelabuhan pagi ini dikarenakan belum bisa beranjak dari tempat tidur karena semalaman benar-benar totalitas  melakukan plesiran dan mengacak-acak wisata di kota Batam. Pagi ini saya dan teman saya bernama Joko yang memang sudah menjadi warga Batam semenjak 5 thun yang lalu akan melakukan penjelajahan lanjutan menuju pulau Bintan. Pulau Bintan ini adalah pulau yang berbeda dengan Batam. Perjalanan menuju pulau ini akan ditempuh melalui jalur air dari pelabuhan Roro. Lebih kurang 45 menit waktu tempuh perjalanan darat dari kota Batam akhirnya kami tiba juga di pelabuhan Roro. Pelabuhan ini merupakan akses yang akan kami gunakan untuk menuju ke pulau yang merupakan Ibukotanya kepulauan Riau ini nantinya.

Dengan tiket seharga 20ribu saja kami pun berlanjut menaiki kapal tersebut. Tak disangka ternyata disini sudah ada sahabat lainnya yang sengaja di ikutsertakan oleh Joko untuk melakukan trip yang sama ke Pulau Bintan siang itu. Cukup fantastis, bahwa disini saya bisa mengenal langsung para penjelajah dunia yang sudah melanglang buana, travel blogger Kepri dan para pejalan-pejalan lainnya dan semua sungguh diluar prediksi saya. Pertama kali mengenal mereka dan bisa sebegitu akrab sungguh menjadi poin plus dalam cerita perjalanan kali ini.

Mereka ternyata kebanyakan juga bukan pribumi dari negeri ratusan pulau itu. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, bahwa ini adalah kota transit, dan tak ayal bahwa ternyata sahabat disini berasal dari beragam provinsi dengan suku dan etnis yang bermcam-macam. Sungguh berasa ke-Bhinekaan Tunggal Ika nya dalam perjalanan ini. Mereka baik semua, dan karena mereka kebanyakan juga penduduk pendatang, inilah yang mungkin menjadi alasan keakraban mereka begitu solid.

Pertama kali bertemu dengan orang yang belum saya kenal sama sekali namun tidak berasa asing, rasanya itu semacam perkenalan yang memorable sekali. Semua sudah seperti keluarga sendiri dan bahan pembicaraan pun sebegitu gampangnya masuk ke materi obrolan. Perjalanan di kapal akan ditempuh selama satu jam untuk menuju Pelabuhan Tanjung Uban. Sebenarnya jika ingin memilih opsi waktu tiba lebih cepat bisa saja kami memilih menggunakan jetfoil, namun karena tujuannya memang tak ingin tergesa-gesa dan ingin memilih quality time obrolan lebih banyak sembari menikmati perjalanan laut yang bahkan tidak ditemukan di provinsi tempat saya tinggal, maka dari itu kami memilih menggunakan kapal saja, selain lebih murah dan tentunya lebih berasa cerita perjalanan nya.

Satu jam pun berlalu, dengan sekian banyak obrolan di kapal akhirnya membuat saya smakin akrab bersama mereka semua. Akhirnya kapal pun merapat di pelabuhan, kami beristirahat sejenak di kedai untuk mengisi perut yang sudah kelaparan sambil menunggu mobil cateran diantar ke lokasi kami saat itu. Tak berselang lama menunggu, seusai makan siang mobil pun tiba. Kami segera bergegas menuju ke lokasi yang paling favorit di pulau Bintan itu, yaitu Treasure Bay yang berlokasi di Lagoi.

Sekitar satu jam perjalanan dari pelabuhan Tanjung Uban kami pun tiba di tempat tujuan. Ternyata kondisi disana lumayan ramai sekali berhubung hari ketibaan kami ini adalah long weekend. Terlihat di papan penjualan tiket harga per-kepala adalah RP 100.000. waktu itu jumlah kami semua ada sebanyak 15 orang, cost untuk pembelian tiketpun telah dikumpulkan. Dan ternyata kejutan pun tiba, ternyata tiket yang bisa  dipergunakan untuk berenang sekaligus bermain di kolam terbesar di asia tenggara tersebut sold out, sempat panik karena perjalanan yang sudah begitu jauh ternyata hasilnya nihil. Beruntung sang supervisor memberikan pilihan tiket tanpa bermain, dalam artian kami bisa berenang sepuasnya namun tidak mendapatkan fasilitas permainan. Jackpot !! dan itulah yang kami tunggu karena niatan kesini memang untuk berenang saja dan bukan bermain wahana. Tiketpun hanya dihargai sebesar RP. 20.000 saja per orang. Lumayan menghemat pengeluaran juga akhirnya.





Treasure Bay Bintan yang terletak di Lagoi, pulau Bintan sepertinya memang belum begitu dikenal untuk pelancong luar Kepulauan Riau. Padahal, tempat ini merupakan kolam renang terbesar se Asia Tenggara yang begitu menakjubkan. Treasure Bay Bintan menawarkan tempat wisata unik berupa kolam renang sebesar 6,3 hektar (crystal lagoon). Besar sekali bukan?

Kolam renang ini sengaja di desain berbentuk seperti pantai, dengan pinggiran yang melandai dan coraknya persis seperti tepian pantai, hanya saja, tidak berupa pasir pantai tapi bahan fiber putih yang terasa seperti pasir. Disini kita bisa menikmati rasa berenang di pantai tanpa takut ubur-ubur, ombak besar, dan air yang kotor. Semuanya dalam pengawasan petugas lifeguard yang selalu siaga.





Lokasi Treasure Bay Bintan berada di kawasan pantai Lagoi, Bintan. Treasure Bay Bintan sendiri merupakan satu kawasan seluas 338 hektar. Di kawasan ini dibangun berbagai sarana penunjang wisata seperti resort, hotel, arena permainan, dan lain-lain. Jadi tidak hanya berupa kolam renang besar ini ya. Hanya saja kolam renang crystal lagoon memang menjadi icon dari tempat ini. Pulau Bintan sendiri posisinya strategis, hanya berjarak kurang lebih 1 jam dari Negara Singapore. Dengan demikian, tempat ini potensial sekali menjadi destinasi pilihan wisatawan dari Singapore, ataupun wisatawan negara lain.

Jika sobat budget traveler takut saat berenang akan disengat ubur-ubur, maupun phobia dengan ombak, pilihan tang tepat adalah menuju ke Treasure Bay ini, sebuah koalam renang rasa air laut, atau mungkin mencoba bermain “kayak” yang tak perlu dilakukan di laut lagi. Di kolam ini, Kamu bisa bermain “kayak” layaknya di pantai sungguhan. Masih kurang? Kamu bisa menikmati water sport lain yang juga dilakukan di dalam area kolam, seperti berdiri di paddle board, menjajal berlayar, bahkan flyboard ride!

Wahana-wahana di Treasure Bay Bintan bisa sobat budget traveler sewa dengan tarif beragam, mulai dari 40ribu hingga 300ribu. Bonus bagi yang menginap di Hotel The Canopi yang berlokasi di pinggir kolam ini bisa menikmati semua wahana tersebut secara gratis Bagian pinggir kolam disediakan jalur yang bisa dilalui baik bagi pejalan kaki maupun dengan kendaraan yang merupakan wahana di tempat ini. Jangan lewatkan mengelilingi tempat ini dengan menggunakan segway, skuter, maupun mobil ford bertenaga listrik yang ramah lingkungan dan didesain tanpa suara.

Menikmati perjalanan di kolam renang terbesar se-Asia tenggara ini bersama sahabat baru di provinsi ini berasa seperti menemukan keluarga baru yang sangat dikenang. Kita baru pertama kali kenal dan pembicaraan begitu hangat dan tanpa sekat. Berenang mungkin sudah menjadi aktifitas yang begitu lazim dilakukan, namun kembali kepada esensi sebuah perjalanan bagi saya bahwa setiap petualangan yang dilakukan bukan hanya sebatas menyelesaikan bucket list perjalanan, menikmati alam yang disuguhkan dan kemudian pulang dengan membawa foto-foto indah, namun hirarki nya lebih kepada memaknai arti sebuah cerita petualangan bersama orang-orang disekitarmu yang turut berbahaagia bersamamu, berteman tanpa sekat dan pulang dengan membawa cerita penuh kerinduan bersama kenangan-kenangan yang tak terlupakan.






Hari sudah semakin petang, nampaknya kami harus bergegas melanjutkan perjalanan kamu menuju laut Trikora untuk melakukan snorkeling dn merasakan menginap di tengah laut lepas. Namun cerita ini tidak akan saya lanjutkan di bagian ini sobat budget taveler, nantikan di coretan kisah saya selanjutnya di edisi Kepulauan Riau.

You Might Also Like

1 komentar

  1. Ngeliat kaya gini jadi pengen nyebur langsung ke laut, dan Riau pantai-pantainya masih bagus nan bersih. :D

    Btw visit blog saya juga di Heriand.com :)

    BalasHapus

Like us on Facebook

Flickr Images