Menjelajahi Asia Tenggara Dengan Budget 10 Jutaan Ala Backpacker, Why Not?
02.37.00
Negara Tujuan
|
-
Indonesia
-
Singapore
-
Vietnam
-
Cambodia
-
Thailand
-
Laos
-
Myanmar
-
Phillippines
-
Brunei darussalam
-
Malaysia
|
Total biaya yang dihabiskan
|
Rp. 10.478.516,70,-
|
Jenis Perjalanan
|
Sharecost Trip
|
Lama Perjalanan
|
02 – 19 Agustus 2019
|
Kepuasan perjalanan
|
(9.0) dari (10)
|
Perjalanan mengelilingi negara ASEAN ini sebenarnya bukan merupakan perjalanan yang direncanakan sebelumnya, karena agenda yang seharusnya akan saya lakukan di tahun 2019 ini adalah menyelesaikan trip lanjutan ke provinsi lainnya di pulau Sulawesi yang sempat saya mulai di bulan desember 2018 lalu yaitu di Sulawesi Selatan. Bahkan jika akhirnya akan memutar haluan berpetualang menyusuri seluruh negara ASEAN pun tidak terpikir masuk kedalam daftar wishlist sama sekali.
Berharap akan
mendapatkan tiket murah seperti tahun-tahun sebelumnya menjelajahi berbagai
destinasi di Indonesia justru malangnya setelah memasuki tahun 2019 ternyata
tiket pesawat domestik tak kunjung memperlihatkan penurunan harga. Waktu itu saya
sempat berpikir hal ini dikarenakan masih dalam suasana pasca liburan sekolah
dan Natalan serta efek liburan tahun baru sehingga harga tiket pesawat masih
melambung tinggi, hingga kemudian berujung di bulan Februari dan maret pun saya
memantau perkembangan harga tiket yang ternyata semakin menunjukkan
ketidakpastian penurunan harga dan justru semakin membumbung tinggi. Setelah
saya pelajari mengenai kendala yang terjadi ternyata sedang ada permasalahan
internal terkait maskapai lokal yang membuat keruwetan ini menuai kecaman dari
berbagai pihak, baik masyarakat secara umum yang mengalami dampaknya hingga
turun tangannya Menteri Perhubungan untuk mengatasi pergejolakan yang masih
belum menemui titik tengah mengenai harga tiket pesawat yang kian hari semakin
melonjak drastis. Harga tiket terendah dari Jambi ke Kendari pada tahun 2018
lalu bisa diperoleh dengan harga kisaran 1,5 juta, namun harga itu melonjak dua
kali lipatnya di tahun 2019 menjadi 2,8 hingga 3 juta rupiah untuk penerbangan
domestik dengan rute yang sama, yaitu Jambi menuju Kendari, harga sedemikan
mahal menurut saya sangat tidak masuk akal untuk sebuah penerbangan domestik yang
masih dalam kawasan dalam negeri yang seharusnya tidak semahal itu.
Hal tersebut lambat
laun membuat keinginan saya pupus untuk menyelesaikan perjalanan saya di Pulau
Sulawesi, karena untuk tipikal pejalan backpacker seperti saya yang selalu
memperhitungkan detail budget dengan begitu rinci tentu harga tiket pesawat
menjadi poin penting yang sangat mempengaruhi keputusan saya dikarenakan proyeksi
pendanaan yang telah di prediksi berujung akan dirombak total sepenuhnya. Jalan
buntu pun akhirnya saya temui, tidak ada celah untuk mendapatkan tiket murah
selain merubah arah perjalanan, singkat kata dari sinilah ide untuk mengunjungi negara-negara
di ASEAN ini berawal.
Tiket penerbangan
menggunakan low cost carier milik maskapai luar negeri yang digadang-gadang selalu
menjadi pelarian saat mencari penerbangan murah seperti yang pernah saya
lakukan di tahun-tahun lampau sebelumnya agaknya bakalan terulang kembali. Ide pun berawal dari keisengan
mengecek harga tiket pesawat dari Palembang menuju Singapore menggunakan
maskapai Scoot, hanya 300 ribu. Wooawwwh !!!! It Such an amazing price. Sebuah
harga yang benar-benar sangat murah bahkan jika dibandingkan dengan harga tiket
pesawat dari Jambi ke Jakarta saat itu di bulan Maret yang justru hampir
menyentuh harga satu juta rupiah.
Rasa penasaran pun
berlanjut, kebetulan Singapore sudah pernah saya kunjungi, singkatnya
saya pun kepikiran bagaimana jika saya lanjutkan tracking harga penerbangan ke
Vietnam saja, negara yang katanya sangat ramah kantong untuk melakukan traveling
dan sekaligus menyambangi ke negara belum pernah saya kunjungi. Cek dan ricek
pun menunjukkan hasil yang menggiurkan, ternyata dari Palembang ke Ho Chi Minh
City harga tiketnya hanya 800 ribuan, tentu ini harga yang sangat worth it bukan?
Saya bisa keluar
negeri dengan harga semurah itu. Dan yippy akhirnya saya putuskan untuk beralih
menuju trip ke luar negeri, kepalang tanggung sudah menetapkan diri menuju
Vietnam akhirnya saya putuskan akan menyelesaikan trip ke seluruh negara Indochina
sekalian saat itu, karena hampir seluruh negara di Indochina dari berbagai
sumber informasi yang saya dapatkan melalui internet perpindahan antar negara
di Indochina ini bisa dilalui menggunakan bus antar negara dan paling tidak jika
menggunakan bus saya bisa menghemat budget ketimbang berpindah-pindah negara menggunakan
pesawat pikir saya saat itu.
Satu bulan saya
berusaha memantapkan diri dan akhirnya saya putuskan untuk tidak hanya
mendatangi negara Indochina, kepalang tanggung lebih baik seluruh negara ASEAN
saya selesaikan sekaligus daripada nanti mesti mengulang lagi. Berburu tiket
pun dimulai di bulan selanjutnya. Pada bulan Mei 2019 saya mulai memantau harga
tiket baik pesawat maupun bus antar negara memastikan bahwa saya mendapatkan
harga termurah. Perburuan ini saya lakukan sepanjang bulan Mei, karena 3 bulan
sebelum final flight biasanya bangku promo akan tetap tersedia. Tracking Flight
pun saya mulai, sekian banyak aplikasi pemesanan tiket mulai saya pasang
reminder dimana ketika nantinya harga rute maskapai tersebut menunjukkan harga
terendah maka secara otomatis aplikasi penyedia layanan tersebut akan
mengirimkan notifikasi ke email saya dan jika harganya cocok akan segera saya
booking.
Perburuan tiket,
akomodasi, Hotel, Bus, Paket tour, bus wisata dan Bus antar negara pun selesai
saya booked selama satu bulan penuh selama bulan Mei 2019. Berikut rincian
seluruh reservasi yang telah saya issued untuk perjalanan di bulan Agustus
sebagai berikut.
TIKET & BUS ANTAR NEGARA
|
HARGA AKUMULATIF
|
HARGA PERORANG
|
Tiket
pesawat Indonesia - Vietnam
|
Rp. 1.609.090,- (2 Pax)
|
Rp. 804.545,-
|
Tiket
pesawat Thailand - Myanmar
|
Rp. 574.020,- (1 Pax)
|
Rp. 574.020,-
|
Tiket Pesawat Thailand – Laos (PP)
|
Rp. 3.301.724,- (4 Pax)
|
Rp. 825.431,-
|
Tiket
pesawat Myanmar - Phillipines
|
Rp. 1.676.427,- (1 Pax)
|
Rp. 1.676.427,-
|
Tiket
pesawat Phillipines - Brunei
|
Rp. 493.232,- (1 pax)
|
Rp. 493.232,-
|
Tiket Pesawat Brunei - Indonesia
|
Rp. 1.635.457
(1 Pax)
|
Rp. 1.635.457
|
Tiket Bus Vietnam - Cambodia
|
Rp. 1.471.818,81
(4 Pax)
|
Rp. 367.954,7
|
Tiket Bus Cambodia - Thailand
|
Rp. 1.343.326,71
(4 Pax)
|
RP. 335.831,68
|
TOTAL PENGELUARAN
|
Rp. 12.105.095,52,-
|
Rp. 6.712.898,38
|
HOTEL
|
HARGA AKUMULATIF
|
HARGA PERORANG
|
Color Hostel Ho Chi Minh (2 days)
|
Rp. 498.537,- (4 Pax)
|
Rp. 124.634,-
|
Warm Bed Hostel Siem Reap (2 days)
|
Rp. 305.511,- (4 Pax)
|
Rp. 76.378,-
|
Yes Kaosan Bangkok (2 days)
|
Rp. 500.926,- (4 Pax)
|
Rp. 125.232,-
|
Backpacker Hostel Yangon (3 days)
|
Rp. 735.348,- (3 Pax)
|
Rp. 188.837,-
|
Governor Forbes Inn manila (2 days)
|
Rp. 553.486,- (3 pax)
|
Rp. 184.495,33,-
|
Air BnB Brunei darussalam (2 days)
|
Rp. 725.000,- (3 pax)
|
Rp. 241.667,-
|
TOTAL PENGELUARAN
|
Rp. 3.318.808,-
|
Rp. 941.243,33
|
BUS WISATA
|
HARGA AKUMULATIF
|
HARGA PERORANG
|
Sinh Tourist Ho Chi Minh – Mui Ne
|
Rp. 325.895,- (4 Pax)
|
Rp. 81.474,-
|
Sinh Tourist Mui Ne - Ho Chi Minh
|
Rp. 325.895,- (4 Pax)
|
Rp. 81.474,-
|
Jeep Tour Mui Ne
|
Rp. 295.968,- (4 Pax)
|
Rp. 73.992,-
|
TOTAL PENGELUARAN
|
Rp. 947.758,-
|
Rp. 236.940,-
|
TOTAL BIAYA TIKET & AKOMODASI
|
HARGA AKUMULATIF
|
HARGA PERORANG
|
Tiket Pesawat dan Bus Antar Negara
|
Rp. 12.105.095,52,-
|
Rp. 6.712.898,38
|
Hotel selama perjalanan
|
Rp. 3.318.808,-
|
Rp. 941.243,33
|
Jeep Tour Mui Ne
|
Rp. 947.758,-
|
Rp. 236.940,-
|
TOTAL PENGELUARAN
|
Rp. 16.371.661,52
|
Rp. 7.891.081,71
|
Akumulasi total biaya yang saya keluarkan pribadi untuk persiapan awal adalah sebesar Rp. 7.891.079,71 untuk persiapan tiket pesawat mulai dari keberangkatan hingga pulang, bus antar negara, hotel selama perjalanan, bus wisata antar kota dalam negara, hingga paket tour, sehingga setelah persiapan ini selesai berarti nantinya saya hanya tinggal memikirkan biaya untuk makan saja selama disana, kemudian transportasi lokal hingga tiket wisata yang akan dibayar on the spot nantinya di negara tujuan. Berikut segala persiapan berbagai reservasi mulai dari tiket pesawat, bus, hotel dan lain-lain yang telah saya persiapkan di awal.
Gambar : Tiket Pesawat Thailand (Bangkok)
ke Myanmar (Yangon)
Gambar : Tiket Pesawat Myanmar (Yangon)
ke Phillippines (Manila)
Gambar : Tiket Pesawat Phillipines
(Manila) ke Brunei Darussalam
Gambar : Tiket Pesawat Brunei darussalam
ke Indonesia (Palembang)
Gambar : Tiket Bus Vietnam (Ho Chi Minh
City) ke Cambodia (Siem Reap)
Gambar : Tiket Bus Cambodia (Siem Reap)
ke Thailand (Bangkok)
Gambar : Tiket Bus Wisata Ho Chi Minh dan
Bus Antar Kota
Setelah persiapan
awal selesai, maka saya tinggal menunggu hari keberangkatan tiba. Hari kian
berganti dan akhirnya lembaran kalender pun menunjukkan pergantian bulan
menjadi Agustus, dan akhirnya show must go on. Tepat tanggal dua Agustus petualangan
pun dimulai dari Jambi menuju kota Palembang. Dikarenakan trip ini merupakan
perjalanan mengelilingi negara ASEAN, maka Palembang akan saya anggap sebagai
negara ASEAN pertama tujuan saya di Indonesia yang akan saya kunjungi.
Gambar : Sebagian mata uang yang telah
kami tukarkan di Indonesia
NEGARA
ASEAN KE-1 – INDONESIA (PALEMBANG)
Hari ini tanggal 2
Agustus 2019 merupakan hari pertama perjalanan saya menuju ke negara-negara
ASEAN, malam ini saya akan berangkat dari Jambi menuju kota Palembang. Hingga
saat ini bila ada perjalanan dengan rute luar negeri saya masih setia
menggunakan bandara keberangkatan dari Kota Palembang, yaitu Sultan Mahmud
Badaruddin II (SMB II) dikarenakan bandar udara di Jambi hingga saat saya
terakhir melakukan trip ini tak kunjung juga menyulap diri menjadi Bandar Udara
Internasional, sehingga mau tidak mau pilihan saya adalah berangkat menuju ke
kota Palembang yang saya anggap moda transportasi dan jaraknya paling dekat,
mudah ditemukan dan murah. Keberangkatan saya dimulai dari pukul 20.00 WIB
menggunakan salah satu Mini Bus Travel dan akan menempuh perjalanan sekitar 6-7
jam waktu tempuh darat.
Gambar : Tiket Travel Jambi-Palembang
Video : Stories Persiapan Trip ASEAN 2019, Jambi-Palembang menuju Singapore
Akhirnya saya pun
tiba di Kota Palembang pukul 03.00 WIB di loket travel yang berada di sekitaran
Asrama Haji Palembang. Masih terlalu pagi dan saya telah membuat janji dengan
sahabat saya Odhy 2 minggu sebelum keberangkatan untuk menumpang istirahat
sejenak sembari keliling kota Palembang menjelang waktu check in tiba karena
jarak rumah Odhy dengan bandara hanya sekitar 10 menit saja. Dan pagi itupun saya
bekeliling mengunjungi wisata terdekat yang bisa saya capai sebelum waktu
berangkat tiba.
Gambar : Wisata Sungai Musi &
Jembatan Ampera Palembang
Waktu sudah
menunjukkan pukul 11.00 WIB, sudah hampir mepet sisa waktu satu jam lagi untuk
melakukan boarding saya pun segera menuju bandara untuk check in dan langsung
menuju gate entrance. Perjalanan saya di negara pertama pun terlewati dan
saatnya saya melanjutkan perjalanan ke negara kedua ASEAN yaitu Singapore.
Perjalanan di negara kedua ini merupakan perjalanan transit saja, karena connecting
flight menuju Ho Chi Minh City (Vietnam) ini akan berlanjut di hari
selanjutnya. Saya masih memiliki waktu 1 hari untuk ekplor wisata di Singapore
yang menurut saya bisa dilakukan seharian penuh dikarenakan negara kecil ini
hampir seluruh destinasinya berdekatan dan bisa dijangkau dalam waktu singkat.
Gambar : Boarding Pass Palembang ke
Singapore
Waktu boarding
semakin dekat. Untuk memudahkan saya agar tetap terhubung ke internet dan mencari
informasi apapun di negara yang akan saya kunjungi saya memilih untuk mengaktifkan
paket roaming menggunakan salah satu provider Indonesia sehingga saya tidak
perlu berganti kartu lagi dan seluruh anggota trip yang akan melakukan
perjalanan bersama saya nantinya bisa mengakses internet dengan nyaman juga di
negara manapun. Paket roaming yang saya gunakan telah diaktivasi pada 29 Juni
2019 untuk masa pemakaian 30 hari terhitung pemakaian perdana pada tanggal 3
Agustus hari ini. Paket roaming ini hampir dapat digunakan di semua negara di Asia
dan berbagai negara di benua lainnya.
Gambar : Invoice reservasi paket internet
roamingluar negeri
Berikut catatan
perjalanan dan biaya yang saya keluarkan dari jambi hingga ke Palembang.
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu
|
Jumat, 02 Agustus
|
-
Berangkat
malam dari Jambi ke Palembang
|
-
20.00 – 03.00 wib
|
Sabtu, 03 Agustus
|
-
Sarapan Pagi
-
Wisata ke Jembatan Ampera
-
Boarding
-
Flight
Ke Singapore
|
-
07.00 – 08.00 wib
-
08.00 – 10.00 wib
-
11.00 – 12.00 wib
-
12.30 – 14.30 wita (1 jam)
|
Biaya yang dikeluarkan
|
Rincian
|
Total
|
Travel Jambi ke Palembang
|
Travel Hiace Trans Mutiara Indah
|
Rp. 100.000,-
|
Grab Bike
|
Grab dari Loket ke Rumah Odhy
|
Rp. 10.000,-
|
Sarapan Pagi
|
Sarapan dibayari Odhy
|
-
|
Paket Roaming XL
|
Paket roaming 30 Hari Rp. 690.000
(4 pax)
|
Rp. 172.500,-
|
TOTAL
|
Rp. 282.500
|
NEGARA ASEAN KE-2 – SINGAPORE
Penerbangan dari
Palembang ke Singapore ditempuh dalam waktu selama 1 jam. Perbedaan waktu di
negara ini selisih lebih awal 1 satu jam dibanding Sumatera. Saya tiba di
Singapore pukul 14.30 waktu setempat, dan selama disana saya menggunakan free
tour yang disediakan bandara bagi penumpang yang memiliki waktu transit lumayan
panjang, sehingga bandara memberikan fasilitas bagi setiap pengunjung yang
ingin mengunjungi kota Singapore selama seharian. Berhubung waktu terbang saya
ke Ho Chi Minh City adalah esok hari pukul 07.00 maka saya punya waktu luang
untuk jalan-jalan di Singapore selama lebih kurang 15 jam sebelum melanjutkan
penerbangan berikutnya.
Saya memilih
mendaftarkan diri untuk mengikuti Sightseeing tour, peserta yang boleh
mengikuti tour ini hanyalah bagi mereka yang memiliki penerbangan lanjutan, dan
saya sarankan jika kamu ingin berhemat untuk pengeluaran biaya tidak ada
salahnya untuk mencoba free tour yang disediakan bandara ini. Berikut syarat
dan ketentuannya:
Berhubung trip ini
akan dimulai pukul 19.30 nanti, berarti saya masih memiliki waktu senggang
beberapa jam untuk mengunjungi Jewel Changi terlebih dahulu. Jewel Changi
merupakan Air Terjun Indoor yang kini menjadi salah satu destinasi yang wajib
dikunjungi saat bertandang ke Singapore, tentunya selain Merlion dan Universal
Studios pastinya yang sudah begitu mainstream. Dikarenakan saya berada di dekat
bandara Changi, untuk kalian yang masih penasaran dengan keindahannya saya akan
informasikan bagaimana cara menuju ke lokasi ini.
- Dari Terminal 1 Changi Airport – Terkoneksi dengan Arrival Hall Terminal 1 Changi Airport di Lantai
1
- Dari Terminal 2 dan 3 Changi Airport – Jalan kaki sekitar 5-10 menit dari Departure Hall/Area
Keberangkatan Terminal 2 (dekat row/baris 1) atau Terminal 3 (dekat row/baris
11) melalui jembatan penghubung
-
Dari Terminal 4 Changi Airport – Bisa naik shuttle bus gratis yang beroperasi selama 24 jam.
Tunggu di area pemberangkatan bus Terminal 4 yang akan membawa kita ke Terminal
2. Dari Terminal 2 kamu bisa berjalan kaki menuju JEWEL sekitar 5 hingga 10
menit melalui jembatan penghubung dari Departure Hall/Area Keberangkatan di
Lantai 2. Tinggal ikuti petunjuk yang tersedia.
Dan jika
kamu saat ini berada di sisi lainnya Kota Singapura kamu bisa menggunakan taksi
online kesini atau mungkin dengan MRT dan bisa juga mencoba bus umum.
-
Naik MRT –
Ambil jalur East-West yang menuju ke Changi Airport Station (CG2). Begitu
keluar dari stasiun MRT di bandara JEWEL bisa di akses dari Terminal 2 atau
Terminal 3, tingal naik jembatan penghubung (link bridges) di Lantai 2.
-
Naik Bus Umum –
Yang akan berhenti di Terminal 1 Changi Airport adalah bus no. 24, 27, 34, 36,
53, 110 dan 858. Begitu sampai di Terminal 1 ikuti petunjuk ke JEWEL Changi
Airport.
Berhubung saya yang
sedang berada di terminal 2 tentunya saya harus keluar gate terlebih dahulu ke
arah imigrasi, mendapatkan stamp masuk dan kemudian berjalan mengikuti petunjuk
berikutnya seperti yang telah saya ulas diatas, cukup mudah bukan?
Area di Jewel
Changi ini sangat luas, kita bisa menikmatinya dari berbagai sisi dari sekian
banyak lantai yang bisa diakses menggunakan lift. Air terjunnya sangat indah,
walau sebenarnya ini air terjun buatan namun tampilannya sungguh memukau
sekali, walau Singapore hampir tak memiliki alam yang natural seperti di negara
kita, paling tidak saya apresiasi dengan sangat baik usaha mereka untuk
menciptakan sesuatu yang terkesan alami dan hidup walau sebenarnya buatan.
Gambar : Jewel Changi Singapore
Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Singapore
Selanjutnya usai
mengunjungi Jewel Changi saya pun bergegas menuju Bandara kembali, kemudian
melanjutkan trip City Sight Tour yang telah disediakan bandara melalui
pendaftaran siang tadi.
Gambar : Merlion Park & Garden By The
Bay
Gambar : Theaters On The Bay & Universal
Studios
Setelah mengunjungi
berbagai destinasi seperti info terjadwal, City Sights Tour pun berakhir pada
pukul 22.00, saya pun kembali diantar ke terminal 2 di bandara Changi.
Disini saya menunggu sekitar satu jam untuk menantikan momen bertemu 3 orang
teman jalan bareng lainnya yang saat itu masih dalam perjalanan terbang dari
Jakarta menuju Singapore. Kemudian pada Pukul 23.00 mereka pun tiba, malam itu
kami melakukan sedikit briefing dan bahasan mengenai trip. setelah itu menyudahi
obrolan dan berlanjut istirahat di bandara sembari menanti keberangkatan esok
hari.
NEGARA
ASEAN KE-3 – VIETNAM (HO CHI MIN CITY)
Gambar : Gate pelepasan dan Boarding Pass
Pagi ini pesawat
kami akan lepas landas menuju Vietnam. Sesuai info terjadwal yang tertera pada
boarding pass pesawat kami akan terbang ke Ho Chi Minh City pada pukul 07.05
hari ini di tanggal 4 Agustus. Waktu tempuh yang akan dilewati sekitar 2 jam
penerbangan, dan akhirnya kami pun tiba di Ho Chi Minh sekitar pukul 10.00
waktu setempat, selisih waktunya lebih lambat 1 jam dibanding Singapore, namun
waktunya justru serupa dengan waktu bagian Jakarta dan Sumatera. Setibanya di
Vietnam kami langsung mencari Grab menuju ke Color Hostel yang telah kami
reservasi. Deposit yang telah kami kumpulkan berempat denga total 2.400.000 IDR
telah kami tukarkan menjadi mata uang VND (Vietnam Dong) dengan nilai tukar
yang diperoleh sebesar 3.200.000 VND
Gambar : Color Hostel tempat kami
menginap
Setelah check-in
hostel, perjalanan hari pertama ini pun dimulai dengan mengunjungi Tan Din
Church (Gereja Pink) yang fenomenal di Ho Chi Minh City kemudian dilanjutkan
menyambangi War Remnant Museum, Notre dame Cathedral. Post Central Office
Saigon, Uncle Ho Statue, Starlight Bridge, Benh Tanh Market dan berbagai lokasi
lainnya di sekitar kawasan Ho Chi Minh City. Cerita lengkap selama melakukan
trip di Vietnam akan saya ceritakan di kisah selanjutnya.
Gambar
: Wisata di Ho Chi Minh City
Hari kedua di
vietnam di tanggal 5 Agustus kami melanjutkan trip menuju Mui Ne, beberapa
tempat yang kami kunjungi di Mui Ne diantaranya adalah: White Sand Dunes, Red
Sand Dunes, Fishing Village dan Fairy Stream.
Gambar
: Wisata di Mui Ne
Berikut adalah daftar rincian biaya
yang telah dikeluarkan selama perjalanan menjelajahi Kota Ho Chi Minh dan Mui
Ne di vietnam. Dari total dana sebesar 3.200.000 VND yang kami persiapkan masih
tersisa sebesar 652.000 VND (dibagi 4 sisa deposit VND 163.000/orang) yang
kemudian kami keep untuk keperluan tak terduga di perjalanan berikutnya. Total
yang dikeluarkan untuk keperluan berempat selama di Vietnam adalah sebesar
2.548.000 VND atau sekitar 850.000 IDR, sehingga keperluan pribadi
masing-masing adalah sebesar 637.000 VND – 163.000 VND = 474.000 VND atau
sekitar 355.500 IDR
Gambar
: Rincian biaya yang dikeluarkan selama di Vietnam
Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Vietnam
Perjalanan di Vietnam pun usai dan
menutup kisah cerita di negara ke-3 ASEAN yang saya kunjungi. Esok hari di
tanggal 6 Agustus saya akan melanjutkan perjalanan kembali menuju negara ke-4
ASEAN, yaitu Cambodia. Perjalanan akan dilewati malalui jalur darat menggunakan
bus Mekong Express yang telah saya pesan saat masih di Indonesia. Lebih lengkapnya
seluruh cerita tentang trip Vietnam akan saya paparkan lebih spesifik di kisah
selanjutnya karena di ulasan kali ini saya akan lebih fokus bercerita tentang
budget yang digunakan selama trip di seluruh negara ASEAN.
NEGARA
ASEAN KE-4 – CAMBODIA (SIEM REAP)
Perjalanan hari ini di tanggal 6
Agustus kami lanjutkan menuju Cambodia. Pagi-pagi sekali kami sudah bergegas menuju ke
Loket yang letaknya tak begitu jauh dari hostel
tempat kami menginap. Tiket bus ini sudah kami issued jauh-jauh hari
saat masih di Indonesia, bus yang kami pilih adalah Mekong Express dimana
berdasarkan referensi yang telah saya baca merupakan kendaraan paling diminati
oleh turis asing untuk berpindah antar negara dari Vietnam ke Cambodia atau
sebaliknya dikarenakan segala urusan saat border immigration dipermudah dan
dibantu oleh drivernya. Berhubung di tanggal keberangkatan tidak cukup banyak
penumpang yang berangkat, maka kami pun diganti menggunakan sejenis elf namun
cukup lumayan nyaman juga.
Gambar
: Loket Mekong Express di Ho Chi Minh City
Elf yang akan kami gunakan ini akan
menuju ibukota Cambodia yaitu Phnom Penh. Sebelum tiba di loket kami sempat
melihat sungai Mekong yang terkenal itu beserta bendera negara tersebut yang
begitu banyak berkibar di sepanjang ibukota negara Cambodia tersebut.
Gambar
: Cuaca mendung saat melintasi Sungai Mekong dan pusat ibukota Phnom Penh
Kami pun tiba di loket Mekong Express
di Phnom Penh dan singgah sejenak
menantikan pertukaran bus untuk selanjutnya menuju Siem Reap. Perjalanan dari
Ho Chi Minh City menuju Phnom Penh menghabiskan waktu tempuh sekitar 7 jam,
satu jam istirahat di loket pada pukul 14.00 waktu setempat kemudian pukul
15.00 kami melanjutkan perjalanan dari Phnom Penh menuju Siem Reap.
Pukul 03.00 perjalanan pun
dilanjutkan, berbekal snack yang kami peroleh dari petugas loket kami pun
bersantai menikmati perjalan di dalam bus yang lumayan lama. Perkiraan waktu
tiba adalah pukul 22.00 nanti malam, berarti waktu tempuh yang akan kami lewati
selama perjalanan adalah sekitar 8 Jam dari Phnom Penh menuju Siem Reap. Kenapa
kami mesti dan harus menuju ke Siem Reap? Karena Siem Reap adalah ikon nya
negara Cambodia, belum lengkap rasanya ke Cambodia jika belum menuju Siem Reap
dengan ikon Angkor Wat nya yang mendunia. Jika kita lihat dengan seksama bahkan
bendera negara Cambodia sendiri memperlihatkan ikon candi (Angkor Wat) yang
menunjukkan betapa bangganya mereka dengan aset berharga mereka yang dikenal
oleh dunia.
Sekitar pukul 22.00 kami pun tiba di
pusat kota Siem Reap dan diturunkan di Loket Mekong Express di Siem Reap. Malam
itu begitu banyak tuk-tuk yang menawarkan diri untuk mengantarkan kami menuju
hostel. Awalnya kami ingin berjalan saja karena jarak dari loket ke hostel yang
kami pesan hanya sekitar 900 meter, namun tawaran menggiurkan pun tiba, tuk-tuk
menawarkan kami untuk diantar ke hostel dengan harga 1 US$ saja. Tanpa pikir
panjang ketimbang kami harus membawa backpack yang lumayan berat sambil
berjalan, tawaran tersebut pun kami indahkan.
Oh iya saya informasikan dulu bahwa negara Cambodia ini menggunakan 2 mata uang yaitu US$ dan Mynamar Kyat. Meskipun mereka lebih dominan menggunakan mata uang USD sebagai nilai tukar, hal ini mungkin dimaksudkan bagi negara mereka yang sangat baru berkembang bisa terdongkrak perekonomiannya jika menggunakan US$ sebagai mata uang mereka karena nilai tukar uang yang dihargai sangat tinggi. Uniknya disini saat kita membayar dengan US$ maka mereka akan memberikan kembalian menggunakan mata uang Kyat mereka, salah satu hal yang menurut saya mengakali agar mata uang mereka tetap berlaku.
Malam itu kami diantar ke hostel dan langsung istirahat karena besok pagi-pagi sekali kami sudah ada rencana untuk mengikuti sunrise tour Angkor Wat. Kamar yang kami reserved adalah jenis kamar dormitory room, bagi yang sudah terbiasa jalan ngeteng pasti mengenal dengan jelas tipe kamar seperti ini, yaitu jenis room kecil yang bersekat-sekat. Harga tentu murah dan nyaman, bagi saya saat dalam perjalanan kemanapun yang terutama bisa istirahat dan tidur dengan nyaman saja, fasilitas yang ala hotel berbintang tidak begitu saya butuhkan karena tujuan saya adalah hanya untuk istirahat karena kegiatan saya nantinya tentu akan banyak di luar ketimbang di dalam kamar saat melakukan trip pastinya, luar biasanya ternyata hostel kami dekat dengan pusat keramaian dan jajanan (food atreet) serta berada tepat dibelakang bioskop.
Oh iya saya informasikan dulu bahwa negara Cambodia ini menggunakan 2 mata uang yaitu US$ dan Mynamar Kyat. Meskipun mereka lebih dominan menggunakan mata uang USD sebagai nilai tukar, hal ini mungkin dimaksudkan bagi negara mereka yang sangat baru berkembang bisa terdongkrak perekonomiannya jika menggunakan US$ sebagai mata uang mereka karena nilai tukar uang yang dihargai sangat tinggi. Uniknya disini saat kita membayar dengan US$ maka mereka akan memberikan kembalian menggunakan mata uang Kyat mereka, salah satu hal yang menurut saya mengakali agar mata uang mereka tetap berlaku.
Malam itu kami diantar ke hostel dan langsung istirahat karena besok pagi-pagi sekali kami sudah ada rencana untuk mengikuti sunrise tour Angkor Wat. Kamar yang kami reserved adalah jenis kamar dormitory room, bagi yang sudah terbiasa jalan ngeteng pasti mengenal dengan jelas tipe kamar seperti ini, yaitu jenis room kecil yang bersekat-sekat. Harga tentu murah dan nyaman, bagi saya saat dalam perjalanan kemanapun yang terutama bisa istirahat dan tidur dengan nyaman saja, fasilitas yang ala hotel berbintang tidak begitu saya butuhkan karena tujuan saya adalah hanya untuk istirahat karena kegiatan saya nantinya tentu akan banyak di luar ketimbang di dalam kamar saat melakukan trip pastinya, luar biasanya ternyata hostel kami dekat dengan pusat keramaian dan jajanan (food atreet) serta berada tepat dibelakang bioskop.
Gambar
: Warm Bed Hostel Siem Reap
Pagi pukul 04.30 di tanggal 07.30 saya
sudah bergegas bersiap-siap untuk mengkuti sunrise tour Angkor Wat. Oh iya saya
akan cerita kilas balik sedikit, saat sebelum saya tiba di Cambodia jauh-jauh
hari sebelum tour ini dilakukan saya sudah berkenalan dan
mendapatkan driver tuk-tuk yang sudah fasih berbahasa melayu.
Karena saya tidak mau ribet nantinya dengan
kendala bahasa pengemudi
tuk-tuk di Cambodia nanti yang tidak
bisa berbahasa Inggris dan justru menggunakan bahasa lokal sehingga saya putuskan untuk mencari informasi
mengenai driver tuk-tuk yang sudah fasih menggunakan bahasa yang juga saya mengerti dan pahami mengenai berbagai lokasi baik wisata maupun
tempat mencari makanan halal, berhubung drivernya
juga orang muslim tentu saya rasa sudah paham betul mengenai hal ini. Saya menemukan
informasi kontak Bang Salim lewat
googling di internet mengenai pengemudi tuk-tuk yang bisa berbahasa melayu.
Saya keep kontaknya dan segera chat beliau, beliau bernama Salim, dan saya
memanggilnya Bang Salim pada sapaan pertama, orangnya welcome dan humble bahkan
sangat antusias untuk bisa segera menjadi guide kami nantinya.
Gambar
: Percakapan saya di awal via WA dengan Bang Salim
Sebenarnya berbagai macam cara bisa
kita lakukan untuk bisa menemukan driver tuk-tuk yang bisa membawa kita
mengikuti tour Angkor Wat seharian. Biasa kebanyakan pelancong memesannya via hotel tempat
mereka menginap atau bahkan melalui
aplikasi KLOOK. Berhubung saya sudah nyaman untuk memesan lewat Bang Salim maka
saya putuskan untuk tidak melakukan reservasi sama sekali lewat hotel maupun
aplikasi. Sebagai catatan bagi kalian yang ingin melakukan tour half cicrcle
Angkor Wat umumnya driver akan mematok harga di angka 15 US$ per tuk-tuk. Satu
buah tuk-tuk bisa diisi hingga maksimal 4 orang. Tak sedikit info yang saya
peroleh bahwa ada juga pengemudi tuk-tuk yang nakal dan malah justru mengelabui turis yang alih-alih wisatawan ingin mendapatkan harga murah 15 US$ per tuk-tuk
ternyata justru mereka dikelabui dan meminta
seharga 15 US$ per orang
ketika tour selesai dengan alih-alih tidak ada perjanjian diawal bahwa sang driver mengatakan harga tersebut itu merupakan
harga sewa per satu tuk-tuk. Jadi bagi kalian yang juga akan
melancong kesini nantinya agar poin ini di pahami, jika
bisa sedapatnya lakukan negosiasi
di awal dengan jelas supaya sehingga nanti
tidak terkesan tipu-tipu atau merasa dikelabui.
Oh iya bagi yang membutuhkan nomor
kontak WA bang Salim bisa hubungi kontaknya di nomor +855 9857 1840 infokan saja bahwa dapat kontak ini dari Bhima orang
Indonesia yang pernah menggunakan jasa beliau saat ke Siem Reap dulu. Tour pun
dimulai, diawali dengan penjemputan
di hostel pukul 05.30 dilanjutkan menuju tempat pembelian tiket. Lakukan
pembelian tiket sepagi mungkin karena jika semakin pagi maka antrian semakin
panjang. Jarak hotel kami menuju loket pembelian tiket
adalah sekitar 15 menit dan ketika tiba disana ternyata loket sudah mulai terlihat ramai, beruntung tidak terlalu
berdesak-desakan sehingga 15 menit mengantri sudah selesai. Harga tiket untuk 1
hari adalah 37 US$, sebuah harga yang fantastis menurut saya. Harganya tahun ini justru meningkat hampir 2x lipat dibanding 2 tahun sebelumnya yang hanya 20 US$. Dana untuk
pembelian tiket ini memang
sudah kami persiapkan dari awal karena rasanya sangat disayangkan jika ke
Cambodia belum berkunjung ke
Angkor Wat nya. Saat pembelian tiket di loket kita akan di foto dan nantinya wajah kita akan tertera di dalam karcis masuk sekaligus
ID card kita untuk bisa masuk kes semua Temple nantinya, jangan sampai hilang
karena menurut pengalaman saya kesini tiket tersebut tidak
hanya di cek saat masuk di gate awal saja, bahkan di setiap candi yang ikonik
seperti Angkor Wat, percandian di Angkor Thom dan Ta Phrom (lokasi syuting Angelina
Jolie di film Tomb Raider) diperiksa juga.
Hal ini untuk menghindari pengunjung
yang menyusup tanpa tiket, sehingga sejak diberlakukan kenaikan harga tiket ini
maka untuk masuk ke setiap candi yang berbeda
akan mengalami pemeriksaan yang lumayan ketat.
Gambar
: Angkor Pass Card dan Circle tour maps Angkor Wat
Sarapan pagi dan Makan sore selama
tour angkor wat ini kami singgahi di dua macam restaurant Muslim, kebutuhan makan tentu tidak
termasuk tanggungan dalam tour
ini, mengenai keperluan makan akan dikenakan
charge pribadi. Harga makan di dalam area Angkor Wat akan lebih mahal dibanding
diluar area Angkor, selisihnya bisa 1
US$ hingga 2 US$. Jika harga makanan sekitar Angkor Wat di angka 3 US$ sampai
dengan 5 US$ rata-rata, beda harga lagi jika diluar area percandian nilainya
akan menurun sekitar 1,5 US$ hingga 2,5 US$ saja. Berhubung sarapan pagi tidak
bisa terlalu jauh dan keluar dari area komplek Angkor Wat yang super luas ini maka
setelah selesai sunrise di Angkor Wat kami putuskan untuk sarapan pagi di tempat makanan halal yang berada tak jauh dari Gate Angkor Wat tersebut.
Gambar
: Angkor Halal Restaurant di kawasan percandian Angkor Wat
Usai sarapan pagi kami pun melanjutkan perjalanan mengelilingi candi seharian di seluruh area di Angkor
lainnya, diantaranya: Kawasan Agkor Thom, Bayon, Phimmeneakas, Chau Say Tevoda,
Ta Phrom, Thommanon, Ta Keo, Terrace of Ellephant dan lain-lain. Rute dan
letaknya sebagai beikut:
Gambar
: Angkor Temple Map Siem Reap
Cukup lelah untuk menyelesaikan dan mengelilingi semua area percandian Angkor ini, karena
selain panas yang luar biasa, kita pun diharuskan berjalan di seluruh area
candi yang sangat luas. Rute yang kami lalui adalah
eksplore Angkor Wat dari sunrise hingga pukul
08.00 dilanjutkan sarapan pagi, kemudian masuk ke Angkor Thom dan menjelajahi
area didalamnya seperti Bayon, Baphuon, Terrace Of Elephant, Phimmeneakas,
Thommanon, Chau Say Tevoda, Ta Keo, Ta Phrom dan Banteay Kdei.
Gambar
: Percandian di area Angkor
Perjalanan lebih detil mengenai
kunjungan ke Angkor ini akan saya jelaskan lebih spesifik lagi di cerita
mengenai trip ke Cambodia nantinya. Nah setelah selesai mengunjungi kawasan
percandian angkor kami pun bergegas kembali menuju tuk-tuk bang salim dan
mencari makan di sore hari. Bang Salim mengajak kami untuk mencoba hidangan di
luar area Angkor milik keluarganya yang tentunya harganya lebih murah.
Gambar
: The Siem Reap Backpacker Halal Restaurant Menu
Cerita lengkapnya tentang perjalanan
saya menjelajahi Siem Reap Kamboja akan diulas lebih lanjut lagi nanti di
cerita berikutnya
mengenai trip ke Cambodia. Selesai dari makan sore kami pun berlanjut balik ke
hotel dan malamnya mengunjungi wisata malam Siem Reap dan sempat bertemu dengan
para backpacker lainnya yang sedang berwisata di Siem Reap.
Gambar
: Meet up bareng backpacker Indonesia di Siem Reap
Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Cambodia
Perjalanan kami pun di Siem Reap
berakhir sampai disini, esok pagi kami akan memperisapkan diri lagi untuk
melanjutkan perjalanan ke Thailand. See you again Siem Reap Cambodia, semoga
suatu hari nanti bisa mampir kesini lagi. Berikut catatan
biaya yang saya keluarkan selam trip di negara Cambodia.
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu
|
Selasa, 06 Agustus
|
-
Berangkat
dari Ho Chi Minh City ke Phnom Penh
-
Melanjutkan perjalanan dari
Phnom Penh ke Siem Reap
|
-
07.00 – 14.00 wib
-
15.00 – 22.00 wib
|
Rabu, 07 Agustus
|
-
Tour Sunrise Angkor Wat
-
Sarapan di Angkor Halal
Restaurant
-
Tour lanjutan ke Angkor Thom dan
menjelajahi area didalamnya seperti Bayon, Baphuon, Terrace Of Elephant,
Phimmeneakas, Thommanon, Chau Say Tevoda, Ta Keo, Ta Phrom dan Banteay Kdei
-
Makan Siang di Backpacker Halal
Resturant
-
Kembali ke Hostel dan Istirahat
|
-
04.30 – 08.00 wib
-
08.00 – 09.00 wib
-
09.30
– 16.00 wib
-
16.30 – 17.30 wib
-
18.00 – 06.00 wib
|
Kamis, 08 Agustus
|
-
Perjalanan Ke Bangkok
|
-
08.00 – 18.00 wib
|
Biaya yang dikeluarkan
|
Rincian
|
Total
|
Sarapan Pagi
|
Nasi lemak ayam
|
US$ 4
|
Sewa tour Tuk-tuk
|
Circle half tour + Sunrise US$ 15
(4 pax)
|
US$ 4.75
|
Makan siang
|
Makan siang US$ 16.25 (4 pax)
|
US$ 4
|
Cemilan dan lain-lain
|
Jajan food street
|
US$ 2
|
Tiket Wisata
|
Tiket masuk Angkor Wat
|
US$ 37
|
TOTAL
|
US$ 51.75
|
Total biaya pribadi
yang saya keluarkan selama di Siem Reap adalah sebesar US$ 14.75 dengan nilai
tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 13.800 sehingga jika dihitung
dalam rupiah adalah sekitar IDR 714.150,-
NEGARA
ASEAN KE-5 – THAILAND (BANGKOK)
Pagi ini 8 Agustus 2019 kami akan
segera meninggalkan Cambodia untuk menuju ke Thailand (Bangkok). Kami
menggunakan bus Travel Mart di terminal yang berada di area Vireak Buntham. Bus
ini sebelumnya telah kami reserved di Indonesia, sehingga waktu sebelum
keberangkatan cukup menunjukkan code
booking nya saja ke petugas loket.
Gambar
: Loket keberangkatan dan informasi mengenai perjalanan selama di Bus menuju
Thailand
Pukul delapan pagi ini kami akan
berangkat menuju Bangkok. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 11 hingga 12
jam waktu tempuh via darat sudah termasuk waktu border imigrasi di perbatasan
Poipet. Saat keluar imigrasi Cambodia kami diminta uang oleh petugasnya sebesar
100 Baht, entah memang lagi apes atau memang
kebiasaan buruk orang sini yang melakukan pungli kepada setiap wisatawan asing yang ingin keluar dari negaranya, kami tidk mau ambil pusing yang penting lancar saja .
Saya memilih untuk tidak mempermasalahkan hal ini saat di Negara orang dikarenakan tidak ingin dipersulit dan
segera tiba di Bangkok dengan lancar. Setelah keluar dari boder imigrasi
Cambodia kami pun berlanjut menuju ke imigrasi Thailand. Waktu mengantri
lumayan lama, sekitar 2 jam akhirnya kami pun selesai memperoleh stamp masuk
dan kembali menuju Bus yang telah menunggu di parkiran.
Sebagai catatan jika kalian
menggunakan bus antar negara jangan lupa memoto nomor plat bus dan mengingat
bus apa yang digunakan tadi, karena jika keberangkatan kalian bertepatan dengan
ramainya kedatangan wisatawan yang keluar dari Cambodia menuju Thailand maka
kalian akan sedikit sulit untuk menemukan dimana
mobil kalian di parkiran. Dan kebetulan karena saya berangkat di pagi hari dan
tiba di perbatasan siang hari sehingga keadaan lebih lengang, dan biasanya
wisatawan akan ramai di malam hari karena kebanyakan lebih memilih berangkat
malam sekaligus bisa istirahat di dalam bus,
namun konsekuensinya adalah kamu akan dibangunkan
tengah malam saat sedang mengantuk dan harus menjalani proses
antri imigrasi yang akan
semakin lama dikarenakan yang akan masuk dan keluar dari kedua negara tersebut
lebih ramai ketimbang siang hari.
Gambar
: Parkiran tempat bus menunggu penumpang yang sedang pemerikasaan di imigrasi
Bus pun kembali berlanjut pukul 14.00
dan akhirnya kami tiba di
kawasan Khaosan Road sekitar pukul 17.30. setelah seluruh penumpang turun kami
pun bergegas ke Hostel tempat kami akan menginap untuk checkin dan
bersih-bersih.
Gambar
: Memasuki kota Bangkok
Setelah istirahat sejenak malam nya
pun kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi pertama kami di Bangkok, yaitu
China Town. Sebelum menuju China town kami menyempatkan diri untuk makan malam dulu disekitaran Khaosan Road,
ada satu tempat yang menjual makanan
halal terdekat disana yang bisa kami capai
dengan berjalan kaki. Setelah makan kami berlanjut menuju ke China Town Yaowarat menggunakan tuk-tuk yang telah kami tawar
dengan harga net menjadi 100 Baht saja
untuk 4 orang dikarenakan malam itu harga menggunakan Grab meningkat sehingga
kami memilh opsi untuk menggunakan tuk-tuk saja.
Gambar
: Kendaraan tradisional tuk-tuk dan wisata di China town Yaowarat
Malam ini kunjungan wisata kami sudahi
di China Town, berhubung masih sedikit lelah kami memilih untuk segera pulang agar bisa lebih fit untuk perjalanan
esok hari di berbagai destinasi di kota Bangkok. Kami memilih opsi menggunakan
Grab kembali untuk transportasi pulang, diakrenakan sudah lumayan malam
sehingga harga transportasi kembali turun, malam itu kami mendapatkan Grab car seharga 88 Baht untuk mengantarkan kami dari kawasan China
Town ke Khaosan Palace Hotel di area Khaosan Road.
Pagi hari di tanggal 9 Agustus kami
melanjutkan perjalanan mengunjungi berbagai destinasi wisata di Bangkok. Saya hanya akan menceritakan gambaran umum saja
tempat-tempat yang saya kunjungi selama di Bangkok beserta biaya yang
dikeluarkan, setelahnya akan saya ceritakan kembali lebih spesifik di blog
mengenai perjalanan selama di Thailand nanti. Wisata yang saya kunjungi hari
ini selama di Bangkok adalah ke Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun dan Thai Masked
Dance kemudian dilanjutkan malam menuju ke MBK Mall dan Asiatique.
Gambar
: Kunjungan wisata hari ke-2 di Bangkok
Setelah kunjungan destinasi hari kedua
di Bangkok usai kami pun kembali ke hostel. Pagi harinya
setelah checkout hostel kami pun melanjutkan perjalanan hari ketiga di kawasan
belanja murah paling populer di Bangkok yaitu Cathuchak Market. Puas
mengunjungi area Cathuchak yang
sangat luas ini kami pun bergegas segera menuju Don Mueang untuk melanjutkan
perjalanan menuju Vientiane Laos.
Gambar
: Kunjungan wisata hari ke-3 di Cathuchak
Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Thailand
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu
|
Kamis, 08 Agustus
|
-
Makan malam di Khaosan Road
-
Wisata di China Town
|
-
20.00 – 21.30 wib
-
22.00 – 00.00 wib
|
Jumat, 09 Agustus
|
-
Wisata ke Grand
Palace, Wat Pho, Wat Arun dan Thai Masked Dance
-
Wisata malam di MBK Mall dan
Asiatique
|
-
08.30 – 16.00 wib
-
18.30
– 23.00 wib
|
Sabtu, 10 Agustus
|
-
Wisata belanja di Cathuchak
Market
-
Menuju Bandara Don Mueang
|
-
11.00 – 14.00 wib
-
15.00 – 15.30 wib
|
Biaya yang dikeluarkan
|
Rincian
|
Total
|
Makan 6x
|
Makan malam hari pertama, 3x hari
kedua, dan 2x hari ketiga
|
THB 400
|
Grab Car
|
Grab China Town – Khaosan Road THB
88 (4 pax)
|
THB 22
|
Grab Car
|
Grab Khaosan Road – Grand palace
THB 81 (4 pax)
|
THB 20.25
|
Grab Car
|
Grab Old Siam – Wat Pho THB 65 (4
pax)
|
THB 16.25
|
Grab Car
|
Grab Sathorn - Khaosan Road THB 199
(4 pax)
|
THB 49.75
|
Grab Car
|
Grab Khaosan Road – Cathucak Marjet
gate 2 THB 134 (4 pax)
|
THB 33.50
|
Grab Car
|
Grab cathuchak – Don Mueang THB 253
(4 pax)
|
THB 63.25
|
Tuk-Tuk
|
Tuk-Tuk Khaosan Road – china Town
THB 100 (4 Pax)
|
THB 25
|
Tuk-tuk
|
Tuk Tuk Khaosan Road – MBK Mall THB
150 (4 pax)
|
THB 37.50
|
Tuk-Tuk
|
Tuk Tuk MBK Mall – Saphan Taksin
(Asiatique) THB 200 (4 pax)
|
THB 50
|
Tiket Wisata
|
Tiket Grand palace
|
THB 500
|
Tiket Wisata
|
Tiket Wat Pho
|
THB 200
|
TOTAL
|
THB 1.414.50
|
Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Bangkok adalah sebesar THB 1.414.5 dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 470 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 664.580,-
NEGARA
ASEAN KE-6 – LAOS (VIENTIANE)
Keberangkatan saya ke Laos hari ini
hanyalah trip sekejap saja, sebenarnya saya tidak begitu tertarik untuk
mengunjungi negara ini karena menurut info yang saya baca tidak ada wisata yang
begitu worth it yang bisa dijelajahi di area terdekat yang ada di ibukota Laos di Vientiane ini, maka
berhubung saya dan satu teman saya yang tertarik untuk mendatangi laos dan
kebetulan kami mendapatkan tiket pesawat promo yang hanya IDR 800.000-an maka
kami putuskan untuk mendatangi negara ini sekejap untuk memenuhi syarat melengkapi
ekspedisi perjalanan menuju ke ASEAN di tahun 2019 ini kemudian akan balik
terbang kembali ke Bangkok.
Gambar
: Wattay InternationalAirport di Vientiane Laos
Di Vientiene saya hanya menyempatkan
diri untuk mendatangi Patuxai monument saja. Bangunan ini mirip dengan Arch De
Trimphe di paris, Perancis dan serupa dengan yang
ada di kota Kediri juga di Jawa Timur. Akses menuju kesini dari bandara pun
cukup dekat. Patuxai monument ini
merupakan lambang kemerdekaan yang diberikan Perancis kepada Laos kala itu.
Disini sangat sulit menemukan taksi,
adanya bus dan tuk-tuk saja kebanyakan. Jaraknya sekitar 8 KM saja dari Wattay
Internasional Airport. Negara ini cukup lengang
dan berdebu dan tepat sekali pilihan kami untuk sekedar menyambangi negara ini
sejenak dan tidak berlama-lama mengeksplorasi wisata di negara ini.
Gambar
: Patuxay Monument di Vientiane Laos
Setelah
menyelesaikan kunjungan ke Patuxai monument kami
langsung segera kembali ke bandara untuk kembali ke Bangkok dan melanjtkan
penerbangan malam ke Myanmar. Sunggu trip antar negara yang singkat sekali :D
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu
|
Sabtu, 10 Agustus
|
-
Flight ke Laos
-
Visit Patuxai Monument
-
Flight ke Don Mueang
|
-
15.00 – 16.00 wib
-
16.30 – 18.00 wib
-
19.30 – 20.30 wib
|
Biaya yang dikeluarkan
|
Rincian
|
Total
|
Tuk-Tuk
|
Luar Bandara Wattay – Patuxai
Monument 20.000 KIP (2 pax)
|
10.000 KIP
|
Tiket Wisata
|
Tiket masuk Patuxay
|
5000 KIP
|
Tuk-Tuk
|
Patuxai Monument - Luar Bandara
Wattay 18.000 KIP (2 pax)
|
9.000 KIP
|
TOTAL
|
24.000 KIP
|
Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Vientiane adalah sebesar 24.000 KIP dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 1.60 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 38.333,-
NEGARA
ASEAN KE-7 – YANGON (MYANMAR)
Malam ini kami berempat kembali bertemu
di Don Mueang International Airport dan akan melanjutkan perjalanan menuju ke Yangon.
Perjalanan dimulai dari pukul 22.00 malam ini dengan lama perjalanan selama
satu jam. Kami pun tiba di Yangon International Airport 22.30, terdapat
perbedaan waktu di Yangon 30 menit lebih lambat dibandingkan Thailand. Setelah
melewati pemeriksaan imigrasi di bandara kami langsung memesan Grab dan menuju
ke sostel. Jarak dari bandara ke Backpacker hostel yang akan menjadi tempat
menginap kami nantinya sekitar 30 menit, kami pun tiba di hostel pukul 23.30
dan langsung istirahat untuk kemudian melanjutkan perjalanan mengunjungi
berbagai destinasi tempat wisata esok hari di Yangon. Oh
iya sebagai catatan penting, mata uang Myanmar tidak dijual di Negara manapun,
jadi kalian hanya bisa mendapatkan mata uang Myanmar Kyat di Negara mereka
sendiri. Di bandara terdapat counter money changer yang menyediakan jasa
penukaran mata uang, siapkan mata uang yang telah kamu tukarkan ke US$
sebelumnya. Jangan takut untuk menukar di bandara, karena nilai tukar di
bandara akan sama saja dengan di tempat lainnya di Yangon, karena mungkin
regulasi dari negara mereka sudah mengatur dan menetapkan mengenai harga
tukar-menukar ini.
Hostel
yang kami tempati sangat nyaman, dengan harga yang sangat hemat kami sudah mendapakan dormitory room yang nyaman dan bersih serta free sarapan pagi. Dari semua
negara ASEAN yang telah saya kunjungi menurut saya Myanmar (Yangon) paling
hemat mengenai urusan biaya hidup. Hampir kebanyakan makanan dan transportasi
termasuk ramah kantong, bahkan harganya mencapai setengah harga makanan kita
yang dijual di Indonesia.
Gambar
: Menu sarapan pagi di backpacker hostel lantai 2
Pagi ini
kami akan mengunjung beberapa destinasi menarik di Yangon, diantaranya :
Botahtaung pagoda, Sule Pagoda, Shwedagon Pagoda, Mahabandoola park, Yangon
High Court, Karaweik palace dan Kandawgyi lake. Perjalanan kami mengunjungi
destinasi wisata di Yangon akan saya jelaskan lebih lengkap lagi di cerita
khusus tentang perjalanan selama di
Myanmar.
Gambar
: Destinasi wisata di Yangon
Perjalanan
di hari ketiga di Yangon yang seharusnya akan berlanjut ke Bagan sayangnya kita batalkan dikarenakan cuaca buruk,
beberapa daerah mengalami banjir dan beberapa jalan utama mengalami longsor
saat ini. Berhubung hari ini bertepatan dengan hari raya Idul Adha dan saya pun
mendapatkan undangan dari kedutaan besar Indonesia di Yangon untuk menunaikan
sholat Ied bersama, saya pun memilih
alternatif untuk berkumpul serta merayakan lebaran qurban bersama-sama dengan
warga Indonesia di Yangon.
Di hari
ini pun saya berkumpul bersama seluruh warga Indonesia yang merayakan Ied di
Yangon sembari berbagi cerita bersama banyak orang Indonesia yang telah menetap
dan bekerja disini. Suasana hari ini begitu khidmat dan berasa kekeluargaan
Indonesia-nya sembari menikmati hidangan kuliner khas Indonesia. Saya pun
berkeempatan berfoto bersama Duta Besar Indonesia Yangon Bpak Prof, Dr Iza
Fadri seusai sholat Ied telah
dilaksanakan.
Gambar
: Kedutaan Besar Indonesia Yangon dan Bpk Prof Dr Iza fadri (Duta Besar)
Seusai
melaksanakan shalat Ied dan berkumpul bersama warga Indonesia kami pun
melanjutkan perjalanan berikutnya. Wisata hari ini adalah kulineran dan
mengunjungi beberapa kawasan belanja yang
jadi favorit pelancong saat ke kota Yangon. Di hari ini kami kulineran di d’Penyet yangon dan Rangon Tea House yang menyediakan makanan
khas Myanmar.
Gambar
: Menu makanan D’Penyetz Yangon
Menu
makanan yang ditawarkan di D’Penyetz adalah menu makanan khas lidah Indonesia
dan Melayu, cocok bagi lidah kami yang setelah sekian hari tidak bersentuhan
dengan makan negara sendiri. Lain lagi untuk menu yang ditawarkan di Rangon Tea
House, kulineran disini menyajikan makanan tradisional dan khas Myanmar,
diantaranya yang kami pesan berdasarkan rekomendasi orang Indonesia yang sudah
lama berdomisili di Yangon dan cocok dengan lidah orang Indonesia seperti Briyani Chicken, Coconut Noodle, Tea
Leaf Salad, Mohinga Soup dan La Fe Tey (Teh khas Myanmar).
Gambar
: Menu makanan khas Myanmar di Rangon Tea House
Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Myanmar
Setelah
menyelesaikan perjalanan wisata di Yangon kami pun kembali ke hostel untuk
kemudian istirahat dan melanjutkan perjalanan esok hari di tanggal 13 Agustus
ke negara berikutnya.
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu (waktu
Myanmar)
|
Sabtu, 10 Agustus
|
-
Flight ke yangon
-
Menuju ke Backpacker Hostel
-
Istirahat
|
-
22.00 (WIB) – 22.30
-
23.00 – 23.30
-
23.30 – 00.00
|
Minggu, 11 Agustus
|
- Wisata Botahtaung pagoda, Sule
Pagoda, Shwedagon Pagoda, Mahabandoola park, Yangon High Court, Karaweik
palace dan Kandawgyi lake
-
Kembali ke hostel dan istirahat
|
-
08.00 – 17.00
-
19.00 – 19.30
|
Senin, 12 Agustus
|
-
Sholat Ied di Kedutaan
-
Ramah tamah bersama warga Indonesia
-
Kulineran dan Wisata Belanja
-
Istirahat
|
-
07.00 – 08.00
-
08.30 – 10.00
-
10.00 – 15.00
-
18.00 – 19.00
|
Selasa, 13 Agustus
|
-
Flight Yangon ke Manila
|
-
08.25 – 22.30
|
Biaya yang dikeluarkan
|
Rincian
|
Total
|
Makan 6x
|
Makan malam hari pertama, 3x hari
kedua, dan 2x hari ketiga
|
MMK 43.000
|
Grab Car
|
Grab Yangon Airport - Hotel MMK
7.900 (4 pax)
|
MMK 1.975
|
Grab Car
|
Grab Hostel – Botahtaung Pagoda MMK
1.900 (4 pax)
|
MMK 475
|
Grab Car
|
Grab Botahtaung – Mahabandoola MMK
2.000 (4 pax)
|
MMK 500
|
Grab Car
|
Grab Mahabandoola Shwedagon MMK
2.100 (4 pax)
|
MMK 525
|
Grab Car
|
Grab Shwedagon Pagoda – D’Penyetz
MMK 1.900 (4 pax)
|
MMK 475
|
Grab Car
|
Grab D’Penyetz – Kandawgyi Park MMK
2.800 (4 pax)
|
MMK 700
|
Grab Car
|
Grab Karaweik – Hostel MMK 2.200 (4
pax)
|
MMK 550
|
Grab Car
|
Grab Hostel – KFC Bogyoke MMK 1.900
(4 pax)
|
MMK 475
|
Grab Car
|
Grab KFC Bogyoke - Hostel MMK 1.800
(4 pax)
|
MMK 450
|
Grab Car
|
Grab Hostel – Embassy of Indonesia MMK
2.400 (4 pax)
|
MMK 600
|
Grab Car
|
Grab Embassy of Indonesia – Myanmar
Culture valley MMK 2.300 (4 pax)
|
MMK 575
|
Grab Car
|
Grab Hostel – Rangon tea house MMK 1.500 (4 pax)
|
MMK 375
|
Grab Car
|
Grab Hostel – Yangon Airport MMK
7.100 (4 pax)
|
MMK 1.775
|
Tiket Wisata
|
Tiket masuk Mahabandoola &
Botahtaung
|
MMK 6.000
|
Tiket Wisata
|
Tiket masuk Sule Pagoda
|
MMK 4.000
|
Tiket Wisata
|
Tiket masuk Shwedagon
|
MMK 10.000
|
Tiket Wisata
|
Tiket masuk Karaweik
|
MMK 2.000
|
TOTAL
|
MMK 74.450
|
Total biaya pribadi
yang saya keluarkan selama di Yangon adalah sebesar MMK 74.450 dengan nilai
tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 9.15 sehingga jika dihitung dalam
rupiah adalah sekitar IDR 681.230,-. Perjalanan
kami di Myanmar berakhir malam ini, dan besok kami akan bersiap-siap untuk
berangkat menuju negara ASEAN berikutnya yaitu Phillpines.
NEGARA
ASEAN KE-8 – PHILLIPINES (MANILA)
Pagi ini
kami akan melanjutkan perjalanan ke Manila. Perjalanan menyeberangi daratan Indochina dan lautan akan kami lakukan
sesaat lagi. Pukul 05.00 kami sudah bersiap check out dari hostel untuk menuju
ke bandara. Perjalanan kami ke negara berikutnya ini akan kami lakukan bertiga
sementara satu teman kami lainnya akan terhenti di negara Indochina saja
dikarenakan cuti nya yang tak bisa lebih lama lagi. Pukul 05.30 kami telah tiba
di bandara dan check in ticket. Waktu tempuh perjalanan akan kami lewati selama
6 jam mengudara, dengan perjalanan selama 2 jam dari Yangon menuju negara
transit Malaysia kemudian
dilanjutkan dengan penerbangan berikutnya ke Manila dengan waktu tempuh
penerbangan udara selama 4 jam. Kami tiba di Manila sekitar pukul 22.00 waktu
setempat. Waktu lokal disini sama seperti Indonesia bagian tengah, sehingga
selisih waktunya 1,5 jam lebih awal dibandingkan Myanmar.
Setibanya
di Manila karena sudah begitu letih kami pun
menyegerakan diri untuk menuju hotel menggunakan Grab, karena esok hari kami
akan melanjutkan perjalanan lagi mengelilingi wisata disekitar kota Manila.
Hotel yang kami dapati lumayan bagus dan dekat dengan akses wisata. Malam
itupun kami segera istirahat agar stamina untuk eksplorasi di Manila kembali
pulih besok pagi.
Gambar
:Tampak Outdoor Hotel Governor dan Kamar yang kami reserved
Tanggal 14
hari ini kami akan berencana mengunjungi berbagai tempat wisata di Manila,
diantaranya yang berhasil kami datangi adalah Fort Santiago dan Casa Manila di
Intramuros, Qui Apo Church, Manila cathedral, Rizal Park dan Manila Bay Walk.
Malam nya kami mengunjungi Dampa Seaside tempat kulineran favorit para turis
saat berwisata di Manila. Kemudian di hari ketiga di Manila kami mengunjungi
Venice Grand Canal dan Divisoria Mall. Cerita mengenai masing-masing lokasi
wisata akan saya jelaskan lebih spesifik lagi di kisah perjalanan selama di
Phillipines di cerita blog tersendiri nantinya.
Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Phillippines
Gambar
:Wisata yang dikunjungi selama di Manila
Selama
tiga hari di kota Manila kami pun dengan berat
hati harus kembali meninggalkan negara ASEAN ini seperti negara-negara
sebelumnya, hari ini tanggal 15 setelah ekspolari destinasi wisata kami akan
melanjutkan penerbangan ke negara ASEAN berikutnya, yaitu Brunei Darussalam.
Usai sudah perjalanan kami, walau belum kesampaian mencapai Boracay dan
kepulauan lainnya semoga suatu hari nanti bisa datang kembali ke negara ini
untuk mengunjungi lebih destinasi indah lainnya. Sore ini kami berangkat menuju
Ninoy Aquino Internasional Airport karena malam ini penerbangan menuju Brunei
akan dimulai pukul 21.25 nanti. Berikut rincian perjalanan
saya di Manila beserta budget yang dikeluarkan.
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu
|
Selasa, 13 Agustus
|
-
Flight Yangon - Manila
-
Menuju ke Governor Forbes Hotel
-
Istirahat
|
-
28.25 – 22.30
-
23.00 – 23.30
-
23.30 – 00.00
|
Rabu, 14 Agustus
|
- Visit Fort Santiago dan Casa Manila
di Intramuros, Qui Apo Church, Manila cathedral, Rizal Park dan Manila Bay
Walk
-
Malam berwisata ke Dampa Seaside
-
Menuju Hotel
-
Kembali ke Hotel dan Istirahat
|
-
08.00 – 17.00
-
18.30 – 21.00
-
22.00 – 23.00
-
23.30 – 07.00
|
Kamis, 15 Agustus
|
-
Visit Divisoria Mall dan Venice
Grand Canal
-
Menuju Bandara
-
Flight Manila ke Brunei
|
-
09.00 – 15.00
-
15.30 – 16.00
-
21.25 – 22.30
|
Biaya yang dikeluarkan
|
Rincian
|
Total
|
Makan 5x
|
Makan malam hari pertama, 3x hari
kedua, dan 2x hari ketiga
|
PHP 856
|
Grab Car
|
Grab NAIA Airport– Governor Forbes
Hotel PHP 300 (3 pax)
|
PHP 100
|
Grab Car
|
Grab Hotel – Minor Bassilica Black
Nazarene PHP 170 (3 pax)
|
PHP 56.6
|
Grab Car
|
Grab Qui Apo – Manila Cathedral PHP
140 (3 pax)
|
PHP 46.7
|
Grab Car
|
Grab Manila Cthedral – Hotel PHP
200 (3 pax)
|
PHP 66.7
|
Grab Car
|
Grab Hotel – Rizal Park PHP 270 (3
Pax)
|
PHP 90
|
Grab Car
|
Grab Manila Bay Walk – dampa
Seaside PHP 220 (3 pax)
|
PHP 73.3
|
Grab Car
|
Grab Hotel – Divisoria Mall PHP 200
(3 pax)
|
PHP 66.7
|
Grab Car
|
Grab Divisoria Mall – Venice Grand
canal PHP 410
|
PHP 136.7
|
Grab Car
|
Grab Venice Grand Canal – NAIA
Airport PHP 290
|
PHP 96.7
|
Tiket Wisata
|
Tiket masuk Fort Santiago PHP 75
|
PHP 75
|
TOTAL
|
PHP 1.664,4
|
Total biaya pribadi yang saya keluarkan selama di Manila adalah sebesar PHP 1.664,4 dengan nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 292 sehingga jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR 486.000,-. Perjalanan kami di Manila berakhir hari ini, dan malam ini kami akan bersiap-siap untuk berangkat menuju negara ASEAN berikutnya yaitu Brunei Darussalam.
NEGARA
ASEAN KE-9 – BRUNEI DARUSSALAM
Setelah
melewati penerbangan sekitar 2 jam akhirnya pesawat kami pun lepas landas di
Brunei Internasional Airport. Kali ini tidak ada Grab dan tidak ada kendaraan
online yang akan kami gunakan karena Grab memang belum ada di negara ini. Dari
sumber informasi yang saya peroleh bahwa Brunei memiliki tranportasi online
milik lokal sendiri bernama “Dart” namun tidak saya gunakan karena selama
disini kami berencana akan menggunakan jasa dai Host AirBNB yang rumahnya kami
sewa selama dua hari kedepan dan Host tersebut
menjanjikan kepada kami akan
menjadi guide yang mengantar saat drop wisata pagi dan menjemput saat malam
telah selesai berwisata.
Gambar
:Homestay kak Eirene yang saya sewa via AirBnB
Menurut saya Brunei adalah negara citarasa Uni Emirat Arab. Jika dilihat hampir semua tempat
menggunakan tulisan arab melayu. Banyak hal yang berbanding terbalik antara
ekspektasi awal saya tentang Brunei sebelum dan setelah menyambangi negeri
sultan ini. Sebelum kesini saya sempat berpikir bahwa pakaian para masyarakat
disini benar-benar syar'i, tapi ternyata kehidupan modern dunia Brunei yang
saya lihat justru sama seperti kota lainnya, wanita berhijab biasa saja malah
tidak saya temukan satu pun yg bercadar, laki-laki maupun perempuan bepergian
keluar rumah dengan celana pendek tidak menjadi masalah, non muslim bahkan juga
banyak dan mereka saling toleran, satu lagi bahwa ternyata tidak semua
masyarakat brunei kaya semua kok, ya sama lah seperti kita.
Paling wow tentang Brunei adalah semua orang rata-rata memiliki mobil
bahkan dua hingga tiga. Sepeda motor adalah kendaraan langka, hanya digunakan
oleh para postman saja untuk mengantar surat. Soal pendidikan memang jempolan
semua gratis, PNS digaji dua kali sebulan, pada minggu kedua dan akhir bulan.
Para manula berusia 55 tahun ke atas akan mendapat tunjangan setiap bulan dr
sultan sebesar BND 300 (setara 3 juta rupiah) tanpa memandang status kamu
pensiunan PNS atau rakyat biasa.
Soal kesehatan info yang saya peroleh dari Host AirBNB kita dulu memang
gratis, namun sekarang ada pembebanan biaya dan itu kecil sekali namun
dikecualikan untuk anak-anak hingga nanti ia berusia 12 tahun semua fasilitas
kesehatan apapun gratis. Nah ada lagi nih soal pajak bisa dibilang tidak ada
sama sekali, mau buka usaha pun bebas pajak yang penting kamu mau kerja dan
berusaha aja. Duh gregetan sekali saya dengan negara Brunei ini, sempat
terpikir kepingin jadi warga negaranya secara tinggal disini tenang dan tidak
ada kemacetan. Apalagi hari Jumat itu hari libur kerja, kalaupun ada toko dan
kantor swasta yang buka, maka mereka wajib tutup dari pukul 11.30 s.d 14.30.
Hari kedua di Brunei tepatnya tanggal 16 Agustus, tak mau berlama-lama di
rumah setelah menyantapi sarapan yang telah disipakan kak Eirene kami langsung
meminta James (suami Kak Eirene) untuk drop kami di area. Berbaga destinasi
wisata yang kami kunjungi hari itu dari pagi hingga malam pun selesai kami jajal, diantaranya Masjid Sultan
Omar Ali Syaifuddien (SOAS), Istana Nurul Iman, Kampong Ayer, Gadong Night
Market, Masjid Jame Asr’, hingga menikmati Nasi Katok yang fenomenal dan murah
di kalangan Backpacker. Semua akan saya bahas lebih detail di cerita selanjutnya
di kisah Perjalanan negara Brunei.
Gambar
:Perjalanan wisata selama di Brunei Darussalam
Video : Stories Trip ASEAN 2019 di Negara Brunei & Malaysia
Ada info unik, jika kamu ingin
menjadi warga negara mereka jangan begitu berharap deh, itu impian yang sulit
sekali diwujudkan apalagi nagi pria
seperti saya yang bukan dari warga asli Brunei, karena biasanya seandainya pun
kita mendapatkan istri warga sini tidak semerta-merta dengan mudah bisa jadi
warga Brunei,nah beda hal lagi jika prianya asli warga Brunei dan istri berkebangsaan
lain masih ada harapan itupun dengan syarat setelah masa beberapa tahun tinggal
di negara Brunei baru kemudian sah menjadi warga mereka.
Alasan pribadi kenapa kamu mesti suatu hari nanti harus mengunjungi negara
Brunei ini. Pertama, Brunei itu adalah negara Asean yang paling sedikit menjadi
tujuan pelancongan traveler dari Indonesia, sehingga informasi pun masih tidak
begitu banyak diulas. Kedua, Brunei itu negara eksklusif diantara semua negara
Asean (menurut saya sih) sehingga apapun tentang Brunei pasti bikin orang
penasaran.
Bicara tentang Brunei tidak lengkap rasanya tanpa menceritakan hal-hal wah
tentang negara Sultan ini. Alasan kenapa kamu mesti bikin wishlist kamu ke
Brunei karena negara ini negara tujuan wisata yang paling aman, damai, tentram
tidak ada macet. Satu hal yang bikin saya takjub di negara ini adalah
pengendara mobil (disini sepeda motor barang langka ya) sangat menghormati
pejalan kaki, kaya ala-ala di Jepang gitu. Awalnya saya berpikir ini kebetulan,
tapi sekian kali menyebrang jalan semua perlakuan pengendara mobil seperti itu.
Mereka akan dengan otomatis berhenti di jalur penyeberangan (meski sedang lampu
hijau) untuk memberikan kesempatan para pejalan kaki menyeberang duluan. Negara
ini tidak ada macetnya dan malah lengang, sehingga lampu lalu lintas tidak
begitu diperhatikan, malah pejalan kaki adalah prioritas, karena saya lihat
budaya mereka disini tidak ada yang terburu-buru, semua orang berkendara dengan
sangat hati-hati dan pelan, tentu beda sekali dengan pengendara negara kita
pada umumnya.
Ada lagi yang wah nih, waktu itu Host dari pemilik AirBNB kita James
mengisi bensin, dan dia bercerita bahwa Bensin disini harganya hanya 35 sen
0,35 $ atau setara 3.500 saja per liter dengan kualitas Bensin yang sudah
sangat bagus dengan campuran Kelapa sawit. Brunei sungguh luar biasa sekali
bukan? Berikut rincian perjalanan saya di Brunei beserta
budget yang dikeluarkan.
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu
|
Kamis, 15 Agustus
|
-
Flight Manila - Brunei
-
Menuju Homestay
-
Istirahat
|
-
21.25 – 22.30
-
23.00 – 23.00
-
23.30 – 07.00
|
Jumat, 16 Agustus
|
-
Visit Masjid Sultan Omar Ali Syaifuddien (SOAS), Istana Nurul Iman,
Kampong Ayer, Gadong Night Market, Masjid Jame Asr’
-
Menuju Homestay
-
Kembali ke Homestay dan Istirahat
|
-
08.00 – 20.00
-
20.30 – 21.00
-
21.30 – 07.00
|
Sabtu, 17 Agustus
|
-
Menuju Bandara Brunei International
Airport
-
Flight Malaysia
|
-
07.00 – 07.30
-
09.30 – 11.50
|
Biaya yang dikeluarkan
|
Rincian
|
Total
|
Sarapan 2x
|
Sarapan pagi di rumah Host AirBnB
|
Free
|
Makan 2x
|
Makan Siang Nasi Katok 2x
|
BND 2
|
Tiket wisata
|
Tour keliling Kampong Ayer BND 25
(3 Pax)
|
BND 8.3
|
Bus Awam
|
Bus Bandar – Jame’ Asr
|
BND 1
|
Bus Awam
|
Bus Jame’ Asr - Gadong
|
BND 1
|
TOTAL
|
BND 12.3
|
Total biaya pribadi
yang saya keluarkan selama di Brunei Darussalam adalah sebesar BND 12,3 dengan
nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 10.340 sehingga jika
dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR
127.182,-. Perjalanan kami di Brunei berakhir hari ini, dan besok pagi kami akan bersiap-siap untuk berangkat menuju
negara penutup perjalanan ke negara-negara ASEAN yaitu Malaysia.
NEGARA
ASEAN KE-10 – MALAYSIA (KUALA LUMPUR)
Pagi ini kami
berangkat dari Brunei menuju malaysia. Pagi ini saya tiba di malaysia, awalnya
saya tidak ingin berjalan-jalan ke kuala lumpur karena sudah begitu mainstream,
namun karena connecting flight saya mengalami delayed maka saya putuskan
berkeliling sebentar saja. Perjalanan singkat saya di malaysia hanya meyempatkan
diri berkunjung ke Batu cave dan dataran merdeka, kemudian kembali lagi ke
bandara dan melanjutkan penerbangan pulang ke Palembang dilanjutkan perjalan
darat ke Jambi.
Gambar
:Perjalanan wisata selama di Malaysia
Hari/tanggal
|
Itinerary
|
Waktu
|
Sabtu, 17 Agustus
|
-
Flight Brunei - Malaysia
-
Visit Batu Cave dan Merdeka
Square
-
Kembali ke Bandara
-
Flight Malaysia – Palembang
-
Travel Palembang - Jambi
|
-
09.30 – 11.50
-
12.30 – 17.00
-
17.30 – 18.00
-
20.00 – 20.00 (wib)
-
20.00 – 03.00
|
Minggu, 18 Agustus
|
-
Tiba di Jambi
|
-
03.00
|
Biaya yang dikeluarkan
|
Rincian
|
Total
|
Sky Bus
|
Sky Bus PP Bandara – KL Sentral
|
MYR 24
|
KTM
|
KTM KL Sentral – Batu Cave PP
|
MYR 8
|
LRT
|
LRT KL Sentral – Jamek Station
(Kelana Jaya Line)
|
MYR 2.6
|
Minuman 3x
|
KL Sentral
|
MYR 3
|
Travel
|
Travel Palembang – Jambi
|
BND 1
|
TOTAL
|
MYR 38.6 + 100.000 IDR
|
Total biaya pribadi
yang saya keluarkan selama di Brunei Darussalam adalah sebesar MYR 38.6 dengan
nilai tukar saat itu saya peroleh di harga kurs IDR 3.600 sehingga jika
dihitung dalam rupiah adalah sekitar IDR
138.960 + IDR 100.000 (Travel) = IDR 238.960. Perjalanan saya di Malaysia
berakhir hari ini, dan malam ini saya akan bersiap-siap untuk berangkat menuju Palembang
dan langsung menuju ke Jambi. Secara garis besar seperti inilah perjalanan yang
saya lewati selama melakukan Trip ke negara ASEAN. Begitu banyak kisah
perjalanan yang tak terlupakan dan menjadi momen yang sangat berkesan.
Semoga kisah saya dapat menginspirasi sahabat pembaca semua dan menjadi motivasi bahwa untuk melakukan perjalanan yang luar biasa tidak mesti takut akan biaya yang mahal, semua bisa di akali selaggi kita sudah mematangkan itinerary sejak awal sebelum trip dialkukan. Jika masih penasaran bagaimana kisah lebih lengkap di setiap negara yang saya kunjungi jangan lupa berkunjung ya di cerita blog saya lainnya tentang perjalanan ke masing-masing negara di kisah tersendiri ya. Oh iya perjalanan ini di support oleh Traveloka dan Provider XL yang telah memberikan kelancaran baik tranportasi dan akomodasi maupun surfing internet selama menjalani trip ke seluruh Negara-negara di ASEAN. See you on my next story ya sobat traveler.
^^UPDATE^^
Cerita tentang perjalanan saya menjelajahi Asia Tenggara (ASEAN) ini telah di publish dalam Tribun Online dan Harian Tribun pada 14 s.d 15 Agustus 2019
Semoga kisah saya dapat menginspirasi sahabat pembaca semua dan menjadi motivasi bahwa untuk melakukan perjalanan yang luar biasa tidak mesti takut akan biaya yang mahal, semua bisa di akali selaggi kita sudah mematangkan itinerary sejak awal sebelum trip dialkukan. Jika masih penasaran bagaimana kisah lebih lengkap di setiap negara yang saya kunjungi jangan lupa berkunjung ya di cerita blog saya lainnya tentang perjalanan ke masing-masing negara di kisah tersendiri ya. Oh iya perjalanan ini di support oleh Traveloka dan Provider XL yang telah memberikan kelancaran baik tranportasi dan akomodasi maupun surfing internet selama menjalani trip ke seluruh Negara-negara di ASEAN. See you on my next story ya sobat traveler.
^^UPDATE^^
Cerita tentang perjalanan saya menjelajahi Asia Tenggara (ASEAN) ini telah di publish dalam Tribun Online dan Harian Tribun pada 14 s.d 15 Agustus 2019
2 komentar
Seruuu !!!
BalasHapusAwal tahun juga ada rencana backpackeran lagi mengenang masa muda (wkwkwkwk). Tapi mau ngajak istri. Ini mau liburan sekaligus bulan madu, wkwkwkwk
Wow, ke banyak negara biaya bisa seekonomis itu, sungguh menggoda iman, hahahaha !.
BalasHapusTadinya aku sudah punya planning ke Thailand dan Kamboja, tau-tau malah keburu pandemi.
Ngomong-ngomong, fotonya banyak yang keren, kayak foto di gurun pasir dengan kain etnik melambai2 ��